Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin

Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin

By:  Indah Purnawati  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 ratings
35Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Perbedaan keyakinan dan juga status, membuat hubungan Krisna dan Aisyah terhalang restu. Bisakah cinta keduanya bersatu dan berakhir dalam sebuah pernikahan? Mampukah Krisna mempertahankan hubungan terlarang itu? Akankah Ayah Krisna menerima Aisyah sebagai menantu keluarga Bagaskara?

View More
Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Mahessa Gandhi
Kok nggak kepikiran dulu kalo nembak cewek pakek bunga beneran, authornya out of the box. Keren
2022-10-06 09:36:10
1
user avatar
Dijeonie
Cintamah gitu ya, tumbuhnya gak kenal tempat huhu ... Ayo, semangat kak lanjutnyaa!!
2022-09-06 22:45:19
1
user avatar
Aphrodite
ya ampuun berasa nostalgia gitu bacanya. Momen putih abu² se sweet itu gk sih baca bab awal senyum² sendiri :)
2022-09-06 22:42:53
1
user avatar
Rifat Nabilah
ngambek kan kalau ga nepatin janji tuh, minta maaf juga masih jengkel tau... kebawa alur...
2022-09-06 22:24:01
1
user avatar
TUNDRA
Ku kira ini cerita, ternyata kisahku ...
2022-09-06 22:19:17
1
user avatar
Mrs.O
berat nih Thor kalau udah beda status sama beda keyakinan. Cinta oh cinta kenapa ga pilih2 sih. hihi. semangat berkarya. endingnya bakal bikin penasaran pastinya :)
2022-09-06 22:11:23
1
user avatar
Rosemala
keren kak......
2022-09-06 22:01:13
1
user avatar
Hangga Rezka
critanya bagus, ditunggu doble babny kk
2022-09-06 13:05:10
1
user avatar
Indah Purnawati
Semangat ...
2022-09-05 11:56:17
0
user avatar
Fransis Lonenlis
Memang susah menjalani hidup dengan orang yang lebih kaya, tapi semoga kisah mereka tetap abadi
2022-09-04 11:43:14
1
user avatar
Naily L
ceritanya seru, semangat update thor:)
2022-09-04 11:00:53
1
user avatar
Aprilia Choi
kisah yang bagus sekali, alurnya juga menarik. saling dukung yuk kak, jangan lupa mampir ke ceritaku ...
2022-05-13 17:03:15
1
user avatar
Bhiana Bee
semangat dalam berkarya...
2022-05-10 12:05:26
1
user avatar
Tommy Rainbowisdom
Ceritanya bagus dan gampang dipahami. Kalimatnya ngalir. Dialognya nendang, nggak asal tek tok kayak novel lain. Baca novel ini jadi senyum-senyum sendiri.
2022-05-01 17:25:00
2
user avatar
KINOSANN
seruu recommended .........
2022-04-27 15:29:45
1
  • 1
  • 2
35 Chapters
1. Awal
"Terima ... terima ...." Sorak-sorai para remaja berseragam putih Abu-abu memberi dukungan kepada kedua remaja yang berada di tengah lapangan bola, pria berbaju kaos bola sedang berlutut dan tangannya memegang bunga mawar putih beserta pot dari bahan plastik. "Siti Nur Aisyah, maukah kamu menerima cintaku dan menjadi kekasihku?" tanya pria mengulangi pernyataannya kepada sang pujaan hati. "Jika kamu menerima cintaku maka terimalah bunga ini, dan jika kamu menolak kamu buang aja bunga ini," sambungnya. "Iya," jawab sang gadis pelan. "Iya apa nih?" tanya pria itu. "Iya mau jadi pacarku atau iya menolak?" tanya sang pria yang masih setia berlutut menunggu jawaban. "Iya, aku mau jadi pacar Kak Krisna," sahut sang gadis dan langsung mengambil pot beserta bunga mawar yang ada di tangan pria itu. "Yeeehhhhh ... selamat, ya," ucap semua penonton yang menyaksikan adegan tersebut. "Cieee ... cieeee ...bosku akhirnya jadian juga," goda teman si pria. "Kak Krisna romantis banget sih, peng
Read more
2. Perpisahan
"Kamu kenapa, Aisyah, kok dari tadi cemberut terus?" tanya Widia. "Kakak kamu tuh, ingkar janji lagi," kesal Aisyah. "Janji apaan?" tanya Widia. "Kemarin, Dia bilang mau antar aku ke sekolah, eh aku tungguin lama, ga nongol-nongol, tuh, kakak kamu," ucap Aisyah kesal. "Oh itu, aku tadi subuh liat kak Krisna joging, dan saat aku mau berangkat sekolah belum balik dia," terang Widia. "Mungkin lupa kali, kak Krisna," sambung Widia. "Masa lupa sih, kan dia sendiri yang bilang." "Mungkin terlalu fokus." "Ya masa aku di lupain, sih." "Sabar aja, kakak aku emang gitu orangnya." "Bikin kesel aja tau ga pagi-pagi," gerutu Aisyah membuat Widia geleng kepala.*** "Assalamualaikum!" ucap Aisyah, memberi salam kepada ibu Mariam, meraih tangan dan mencium punggung tangan dengan takzim. "Waalaikum salam!" sambut Mariam dengan senyum lebar. "Mama masak makan siang apa, hari ini?" "Mama belum masak." "Aisyah bantuin masak, ya, Ma," pinta Aisyah. " Ya sudah sana ganti baju." "Siipp Mama,
Read more
3. Pergi
Brak! Brak! Brak! Suara gedoran pintu yang sangat keras membuat sang penghuni rumah terbangun. Pria paruh baya keluar dari kamar menuju arah suara disusul sang istri dari belakang. Aisyah yang mendengar keributan ikut terbangun dan melangkah keluar. Sementara diluar, seorang pria paruh baya tampak emosi menatap daun pintu yang terbuat dari kayu. Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sang pemilik rumah. "Ada apa, Bagas?" tanya Gani. "Apa mau kamu, hah!" bentak Bagas. "Apa maksud kamu?" "Tidak usah pura-pura, kamu sengaja menjual anak kamu hah?" ucap Bagas. "Siapa, yang menjual anak?" tanya Gani. "Kamu sengaja menyuruh Aisyah, untuk mendekati anakku Krisna agar kehidupan kalian terjamin." Tuduh Bagas. " Jangan sembarang bicara Bagas, walaupun aku miskin, aku tidak pernah sekalipun berpikiran untuk menjual anakku!" tegas Gani."Abdul Gani, kamu pikir aku akan begitu saja percaya dengan apa yang kamu bilang barusan hah,"sindir Bagas. "Aku tidak pernah sedikit pun berpikir demiki
Read more
4. Tempat Baru
Rinai hujan yang mengguyur sejak malam hari membuat udara Kota Samarinda terasa semakin dingin. Embun menggantung di antara pepohonan yang tinggi di halaman rumah. Suara katak yang bernyanyi menjadi sambutan hangat di awal pagi. Dalam salah satu kamar yang terletak di pojok kiri rumah, Aisyah menggeliat di atas tempat tidur duduk kemudian merentangkan tangan dan memutar badan hingga terdengar gemeluk tulang yang bergesekan. Perempuan berambut panjang itu bangkit menuju kamar mandi tak lupa mengambil handuk yang bertengger di balik pintu. Aisyah sudah siap dengan kaos hitam dan celana kulot warna biru, tak lupa rambut panjang yang dia kuncir kuda, setelah melihat penampilan di depan kaca Aisyah segera keluar menuju halaman rumah untuk mengambil sebuah sepeda. "Mau kemana, Aisyah?" suara cempreng Ibu komplek yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggal Aisyah. "Mau sepedaan Bu, bakar lemak," ucap Aisyah. "Sudah langsing gitu, masih berlemak?" tanya Bu Ati. "Biar tambah langsing, Bu,"
Read more
5. Kembali
Lima Tahun Kemudian Sebuah mobil SUV putih tiba-tiba berhenti di tengah jalan, pengemudi keluar dari dalam mobil dengan kondisi jalan yang sepi dan jauh dari pemukiman warga. "Sial!" kesal pria berahang tegas menendang bagian ban mobil yang kempes.Tak ada satupun warga atau kendaraan yang melintas melewati jalan tersebut, pria tersebut memutar badan melangkah menuju bagasi mobil, mengeluarkan ban cadangan yang selalu dia bawa dalam bagasi.Setelah sekian menit berlalu akhirnya ban telah terpasang sempurna, pria itu segera membereskan peralatan yang digunakan kembali ke dalam bagasi mobil bersama dengan ban yang kempes, setelah selesai pria itu kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan.Tidak butuh waktu lama mobil SUV putih sampai di depan sebuah gedung, dengan langkah tergesa-gesa pria itu memasuki gedung sambil melihat kanan dan kiri mencari sesuatu, hingga tiba di sebuah ruangan segera pria itu menggapai gagang pintu dan melangkah masuk. "Permisi!" sapa pria tampan yang
Read more
6. Kembali Bertemu
Tetesan embun di pagi hari menyambut hadirnya sang mentari yang mulai menampakan sinarnya, seorang gadis berjalan menaiki tangga dengan tergesa-gesa dengan langkah kaki mungilnya dia terus mendaki setiap inci undakan anak tangga. Hingga tiba di depan ruangan bernuansa putih gadis itu berjalan mendekati pintu meraih handel pintu kemudian memutarnya, setelah pintu terbuka Aisyah segera masuk dan tidak lupa menutup pintu kembali, Aisyah meletakan tas beserta alat Stetoskop yang melingkar di leher ke atas meja.Hari ini begitu melelahkan bagi Aisyah bukan karena pasien yang datang silih berganti, tetapi karena dia yang harus berangkat dan pulang dari rumah sampai rumah sakit setiap hari, sebenarnya Aisyah ingin menyewa rumah yang dekat dengan rumah sakit tetapi orang tua nya tidak mengijinkan bahkan Gani sang Papa rela antar dan jemput Aisyah, untuk memastikan keselamatan Aisyah.Matahari mulai naik ke atas permukaan, suasana rumah sakit mulai sedikit renggang karena waktu jam istirahat ma
Read more
7. Kembali Bersama
"Aisyah?" "Iya, Pa." "Kamu, ga kerja?" "Libur, Pa."Gani menghampiri Aisyah yang duduk di kursi ruang tamu, Aisyah menggeser bokongnya memberi ruang untuk Gani duduk di sampingnya.Gani meletakkan secangkir kopi yang ada ditangan ke atas meja kemudian duduk bersama Aisyah yang asik menonton TV kartun kesukaannya, Gani yang mendengar tawa Aisyah hanya tersenyum gadis kecilnya kini sudah dewasa tapi sikap dan perilaku masih seperti anak kecil. "Kamu sudah dewasa, Aisyah, kenapa tontonan kamu masih anak-anak?" tanya Mariam, datang dari dapur membawa sepiring pisang goreng. "Biar awet muda, Ma." "Berarti, Mama juga harus nonton Tom And Jerry, dong biar awet muda juga?" Aisyah terkekeh mendengar ucapan Mariam. "Ga, gitu juga, Ma. Maksud aku, dengan kita nonton film yang lucu yang bisa bikin kita tertawa, dengan begitu otot-otot wajah menjadi kencang dan juga pikiran menjadi bahagia." ucap Aisyah menjelaskan kepada Mariam. "Wah, jadi Mama harus sering nonton kartun biar, awet muda,"
Read more
8. Tragedi di sungai
Senyum indah dari bibirmu Menyentuh dalam relung hati Tak ingin berpisah dengan dirimuTawa yang begitu merduPenyemangat dalam hidupkuDirimu adalah jantung dan hatikuBanyak gadis yang mungkin lebih darimuBanyak cinta yang lebih besarTetapi hati dan cinta ini tetap memilihmuDari mata turun ke hatiDari kenal menjadi sayangDari cinta ... semoga kita bisa bersama*** Pagi hari yang begitu indah, cerah dan sejuk kicau burung bernyanyi menyambut sang Surya pagi, sepasang kaki melangkah menjejakkan kaki di atas tanah. Pepohonan bergoyang mengikuti irama angin yang berhembus menciptakan udara yang sangat dingin menembus kulit, langkah kaki ini terus melangkah menelusuri jalan hingga tiba di tepi sungai yang airnya surut.Seorang pria berdiri di pinggir sungai menatap air yang jernih dan tenang, duduk di atas rumput hijau mengeluarkan benda dari dalam tasnya. Pria itu meraih Joran dan memasang umpan, kemudian melemparkannya kedalam sungai menunggu umpan tersambar ikan yang mungkin be
Read more
9. Selalu bertengkar
Sejak kejadian hari itu, Aisyah tak pernah lagi pergi ke gubuk pinggir sungai itu karena rasa takut yang terus membayangi pikirannya akan kejadian naas itu, sehingga dia memindahkan semua benda yang dia simpan dalam gubuk ke tempat baru tanpa sepengetahuan Krisna.Aisyah menyimpan semua karya lukisan tentang Krisna di gubuk tua itu, setiap pulang sekolah Aisyah selalu menyempatkan untuk berkunjung hanya sekedar melihat ataupun melukis, Aisyah selalu menuangkan semua imajinasi tentang Krisna kedalam kanvas, tak ada yang tahu semua ini termasuk orang tuanya.Aisyah sangat mengagumi sosok Krisna yang sempurna, sejak bertemu dengan Krisna yang tak lain adalah Kakak dari sabatnya Widia, Aisyah selalu memikirkan pria itu. Bagaimana tidak memikirkan? Krisna pria baik, sopan, dan juga sangat ramah, banyak wanita yang mendekatinya dan mengejar cintanya begitupun dengan Aisyah, tetapi Aisyah tidak berani menunjukkan rasa sukanya terhadap Krisna.Rasa cinta yang dalam terhadap Krisna membuat Aisy
Read more
10. Kecelakaan
Sebuah mobil Pick Up warna hitam melaju membelah jalan membawa kerangka jendela dan pintu yang terbuat dari kayu, dengan beban yang cukup berat mobil terus melaju dengan Hati-hati. Tanjakan dan tikungan dia lalui dengan baik pengemudi terus melaju dengan tenang dan fokus ke depan, saat akan melintasi tanjakan yang lumayan tinggi dari sebelumnya tiba-tiba. Door! Seketika mobil Pick Up itu oleng dengan berbagai cara pengemudi itu berusaha untuk mengendalikan kecepatan dan keseimbangan agar mobil tidak jatuh terperosok, pengemudi yang mengenakan kemeja kuning kotak-kotak dan celana jins botol warna hitam merapikan topi hitam yang dia kenakan karena rasa gugup yang membuat dia hilang kendali, tak ada pilihan lain yang bisa menyelamatkan dirinya jalan satu-satunya dia harus menabrak sesuatu agar laju mobil bisa berhenti. "Aa!"Bruk!Mobil Pick Up itu menabrak pohon di pinggir jalan, bagian depan mobil ringsek bahkan sampai mengeluarkan asap dari dalam mesin. Sementara pengemudi pingsan k
Read more
DMCA.com Protection Status