Gara-gara Transferan Nyasar

Gara-gara Transferan Nyasar

Oleh:  Cha Raney Alfian  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang istri bernama Marisa mendapat transferan nyasar dari suaminya. Nominal yang terbilang tidak sedikit membuat Marisa terlejut. Setelah diselidiki ternyata Yuda—suami Marisa hendak melakukan pernikahan tanpa sepengetahuan Marisa. Uang yang tadi Yuda kirim ke Marisa harusnya ia kirim ke Winda—kakaknya Yuda untuk biaya persiapan pernikahannya.

Lihat lebih banyak
Gara-gara Transferan Nyasar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
13 Bab
Gara-gara Transferan Nyasar_1
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_1[Trx Rek. 1110105xxxxxx : Transfer FROM xxxxxxTO Marisa Yuliana Rp. 10,000,000.00 ....]Mataku membulat sempurna, membaca notifikasi SMS banking di ponselku.Berulang kali aku membaca dengan saksama notifikasi transferan masuk ke rekeningku. Rasa penasaran, mendorongku untuk mengecek saldo rekening, melalui jalur SMS.Ternyata benar. Jumlah saldo di rekeningku bertambah. Sejak kapan Mas Yuda mengirimkan uang sebanyak itu ke rekeningku? Biasanya uang bulanan selalu dijatah oleh Mas Yuda.Selang lima belas menit, ponselku kembali berbunyi. Nama Mas Yuda terpampang di layar ponsel pintarku. Tanpa menunda, segera kuangkat teleponnya."Halo, Marisa, maaf, itu aku salah transfer barusan. Tolong kamu kirim balik ke rekeningku, ya!""Salah transfer gimana, Mas?" tanyaku balik.Lantas, Mas Yuda menjelaskan bahwasannya uang yang ia kirim ke rekeningku harusnya ia tujukan ke Kak Winda—kakaknya Mas Yuda.Sempat aku bertanya untuk apa uang dengan jumlah yang tidak se
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_2
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_2"Ris, kamu semalem pake handphoneku nggak?" tanya Mas Yuda saat menungguku menyiapkan sarapan di dapur.Aku yang sedang sibuk menata makanan di piring saji, mendadak menghentikan kegiatanku. Kaget akan pertanyaan Mas Yuda yang tiba-tiba. Padahal semalam ponselnya yang sengaja kubobol sudah kuletakkan kembali ke tempat semula. Atau jangan-jangan Mas Yuda tahu kalau aku mengutak-atik ponselnya? Wah, gawat!"Ris, kok, diam?" tanya Mas Yuda mengejutkanku.Aku beralih menatapnya. Menetralkan kegugupan agar tak tampak."Enggak, Mas. Mana pernah aku mainin ponselmu. Emangnya kenapa?" tanyaku balik.Tampak Mas Yuda mengerutkan keningnya. Sedangkan jari telunjuk dan kedua jari lainnya ia ketuk-ketukkan ke meja makan. Sepertinya ia sedang berpikir."Ehm ... sepertinya aku lupa, semalam aku mainin ponsel sampai ketiduran. Ya udah, maaf, ya, aku curiga sama kamu."Lega ... untungnya Mas Yuda tidak curiga. Betapa cerobohnya aku hampir membuat diri sendiri celaka. Pant
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_3
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_3Sabar menunggu Mas Yuda di dalam mobil taksi online yang kusewa. Untungnya sopir taksi sabar. Ia paham dengan keadaanku. Bapak sopir itu bersedia mengantarku ke mana pun tujuanku. Aku sempat merasa berhutang budi kepada sopir tersebut. Masih ada orang baik yang bersedia membantu orang lain yang sedang kesusahan."Sabar, ya, Mbak. Semoga suami Mbak segera diberikan hidayah oleh Allah," ucap sopir taksi, ketika ia tahu aku menitikkan air mata karena melihat pemandangan yang tak mengenakkan.Aku hanya mampu mengaminkan tanpa melihat sopir taksi yang menatapku.Kurang lebih hampir satu jam menunggu Mas Yuda, akhirnya ia keluar juga dari rumah minimalis itu. Dengan menggandeng seorang perempuan cantik tadi. Aku yakin bahwa perempuan itu bernama Rasti—selingkuhan Mas Yuda."Kita ikuti lagi, Mbak?" tanya sopir taksi.Aku mengangguk menanggapi pertanyaannya. Dengan perasaan yang masih terasa sakit, menahan kecewa, dan amarah, aku berusaha untuk meredam semua rasa
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_4
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_4Tiga hari menjelang pernikahan Mas Yuda, ia sering kali terlambat pulang. Alasannya banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bukan! Bukan seperti itu alasan sebenarnya. Melainkan ia sibuk dengan acara persiapan hari istimewanya.Seperti malam di mana Mas Yuda hendak melangsungkan acara pertemuan kedua belah pihak keluarga. Usai mandi Mas Yuda bersiap. Ia berdandan rapi. Menyemprotkan minyak wangi lebih dari biasanya. Sangat tampan memang wajah suamiku. Tak heran jika banyak perempuan yang menggilanya. Namun, apa kurangnya aku. Wajah, kulit, serta bodiku tak kalah apik dengan perempuan di luar sana. Hanya saja satu kekuranganku. Menginjak usia tiga tahun pernikahan, aku belum memberikan keturunan. Tetapi menurutku tak masuk akal jika Mas Yuda berpaling hanya karena masalah itu. Aku pernah memeriksakan diri, hasilnya positif dan sehat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."Mau ke mana lagi, Mas? tanyak, ketika Mas Yuda bercermin sedang menyisir rambutnya.Ma
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_5
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_6
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_7
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_7"Marisa, siapa yang datang?" Ibu mengulang pertanyaan yang sama, karena merasa belum mendapatkan jawaban dariku.Aku terlonjak ketika mendapati Ibu sudah berdiri di belakangku. Ibu melongok ke luar rumah, mencari tamu yang datang barusan. Degup jantungku sangat kencang. Lebih kencang daripada habis berlari jauh."I-itu, Bu. Tadi orang tanya alamat. Bukan siapa-siapa, kok!" jawabku asal dan gugup, sambil cepat-cepat menutup pintu. Semoga saja Ibu tidak curiga karena kegugupanku.Ibu melihatku, keningnya tampak berkerut. Aku semakin tak kuasa membalas tatapannya."Oh, orang tanya alamat? Terus udah ketemu alamatnya?" tanya Ibu memastikan.Aku menggeleng, serta mengatakan bahwa aku pun tak paham karena petunjuknya kurang jelas. Rasa bersalahku semakin menjadi. Banyak sudah kebohongan yang aku lakukan terhadap kedua orang tuaku. Maaf, kan, Risa, Bu ... Ayah!Ketika Ibu sudah kembali ke kamarnya, aku pun memilih beristirahat di kamarku. Membuka ponsel yang seb
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_8
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_8"Mimpi apa, Bu?" tanyaku, penasaran dengan apa yang Ibu katakan."Ah, sudahlah, kamu nggak perlu tau. Yang jelas apa yang Ibu rasa beberapa hari terakhir ini benar. Rumah tanggamu sedang tidak baik-baik saja."Aku dan Mas Yuda terdiam. Kami menunduk, memainkan jemari masing-masing. Sedangkan pikiran, entah apa yang sedang aku pribadi pikirkan. Aku sendiri bingung harus bagaimana menghadapi Ayah dan Ibu yang terlanjur tahu akan biduk rumah tanggaku dengan Mas Yuda."Yuda, Ayah sangat kecewa denganmu. Ayah pikir kamu lelaki baik-baik, bertanggung jawab. Tapi kamu tak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luaran sana!" umpat Ayah. Terlihat urat-urat di lehernya menonjol. Pertanda beliau menahan amarahnya. Hingga berumah tangga, belum pernah sekalipun aku melihat Ayah semarah ini."Maaf, Yah. Yuda khilaf. Yuda mengaku salah, daripada Yuda berzina, lebih baik Yuda menikahi Rasti, Yah," ucap Mas Yuda tanpa merasa bersalah.Aku tak menyangka Mas Yuda akan
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_9
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_9"Maaf, Yah, kalau boleh tau ... syarat apa yang akan Ayah ajukan?" tanyaku, turut menimpali pertanyaan Mas Yuda.Ayah bungkam, memandang ke arahku dan Mas Yuda. Kemudian, tampak beliau menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan cepat."Kita pulang! Biar Ayah jelaskan di rumah."Setelah menyelesaikan administrasi, aku beserta kedua orang tuaku dan juga Mas Yuda kembali ke rumah. Selama di perjalanan tak ada satu pun percakapan di antara kami. Sungguh bosan!Untungnya jarak antara klinik dan rumah tidaklah jauh. Sesampainya di rumah, aku segera masuk lebih dulu. Memilih merebahkan diri dulu di kamar. Tak lama setelah aku rebahan, Mas Yuda masuk ke kamar yang dulu menjadi kamar tidur kami berdua."Ngapain kamu masuk ke kamar?" tegurku ke arah Mas Yuda.Betapa terkejutnya aku melihat Mas Yuda tiba-tiba masuk ke kamar. Meski kami masih sah sepasang suami istri, tetapi aku tidak suka Mas Yuda masuk ke dalam kamar tidurku.Mas Yuda berhenti tepat di
Baca selengkapnya
Gara-gara Transferan Nyasar_10
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_10Hari itu aku dan Mas Yuda pulang ke rumah mertua. Bukan ingin bermalam di sana. Aku dan Mas Yuda hanya ingin mengabarkan berita kehamilanku."Bu, Yuda dan Marisa tidak akan berpisah seperti yang Ibu minta. Yuda akan segera punya anak dari Risa, Bu," ucap Mas Yuda menjelaskan kepada ibunya."Apa? Risa hamil?" tanya Ibu, terkejut, tak percaya dengan berita yang Mas Yuda kabarkan.Aku duduk bersisihan dengan Mas Yuda. Tatapan ibunya Mas Yuda tak lepas dari diriku. Tajam, sini, serta penuh makna. Entah apa maknanya, yang jelas tersirat kebencian. Aku tak terlalu menanggapi hal itu. Aku pun sudah terlanjur benci karena sakit hati dan kecewa oleh keluarga Mas Yuda.Mas Yuda mengangguk menanggapi ketidak percayaan ibunya. Aku hanya diam saja tak bersuara. Bukan karena takut, tetapi malas saja berinteraksi dengan mertua jahat yang pura-pura baik."Kamu yakin itu anakmu?" tanya ibu Mas Yuda curiga.Aku kaget atas pertanyaan. Apa maksudnya Ibu bertanya seperti itu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status