Dipaksa Menikahi CEO

Dipaksa Menikahi CEO

By:  Pulungan   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
11 ratings
62Chapters
96.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Mohon maaf, Pak. Apa bapak sudah menikah?" tanya salah seorang guru perempuan. Aira yang mendengar pertanyaan tersebut langsung menunduk dan tersenyum. "Belum," jawab Evan santai. Jleb! Hati Aira terasanyeri seketika, tiba-tiba saja matanya mengandung air dan tangannya mengepal kuat, napasnya mulai tidak teratur, tidak ingin memperkeruh suasana, Aira berniat untuk keluar dari ruangan rapat. Disisi lain, Evan yang melihat Aira keluar hanya bisa diam. Sampai rapat selesai Evan tampak tidak fokus, dan hampir semua pertanyaan Tio yang menjawab dan Farra, ia tidak sadar kalo Aira tidak balik lagi. Setelah rapat selesai, Evan langsung keluar. *** Evan berjalan mendekati Aira, tapi sebelum masuk Evan menutup pintu kelas. Aira yang melihat Evan datang langsung berdiri. "Ngapain?" tanya Aira datar. "Lu marah?" Evan balik bertanya membuat Aira memicingkan matanya. "Nggak ada yang perlu dimarahin," lanjut Aira lalu ia melangkah ingin keluar dari kelas. Tanpa mambuang waktu Evan langsung menarik tangan Aira dan menghimpitnya ke dinding. "Gua tau lu pasti marah dengan pengakuan gua tadi," lanjut Evan, ntah kenapa kata-kata Evan tersebut membuat mata Aira kembali mengembun, ia memalingkan wajahnya. "Lepasin gua," ucap Aira, tapi Evan malah mempersempit jarak mereka. "Gua bilang lepasin, nggak ada yang perlu dipermasalahkan, jalani hidup lu biar gua jalani hidup gua sendiri!" suara Aira mulai meninggi. Ntah kepada saat Evan dekat dengan Aira, ia selalu hilang kendali. Evan malah menarik tengkuk Aira dan menciumnya. Aira yang melihat itu langsung menangis dan berusaha mendorong dada Evan, setelah sadar Evan melepas Aira.

View More
Dipaksa Menikahi CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Adindanr
bagus sih tpi syang sekali ketika seruu nya malah kehabisan koin dan koinnya mahal bngt
2024-04-16 04:38:24
0
user avatar
Ayu Rahmawati
bagus syang ny koin ny mhal
2023-06-22 16:22:33
1
user avatar
Aysila Raihaana A
bagus ceritanya..religion jg..terlebih tdk ad yg vulgar..sya senang..kebykan novel yg lain vulgar2..jd g suka baca..semoga sukses ya kk dg cerita2 ya bru..
2023-01-18 09:28:25
3
user avatar
Dewi Dandel
good luck and the best
2022-12-25 19:15:24
3
user avatar
Krisna Maryulis
setuju ceritanya menarik, bikin smangat bacanya... lanjutttt kak
2022-12-25 01:03:09
2
user avatar
Elin Firansyah
cerita nya menarik
2022-12-18 18:58:46
2
user avatar
Elin Firansyah
ceritanya bagus
2022-12-18 18:57:16
1
user avatar
Nisa Tutut
bagus ceritanya oke bangat
2022-12-17 00:20:28
1
user avatar
Nisa Nisasa
Novel bagus tp tidak bisa nonton vidio untuk membuka bab nya itu eror atau gimana
2022-12-09 08:28:40
0
user avatar
Redmi Note9
Good story
2022-11-18 10:05:46
3
user avatar
Pulungan
I like story, thank you guys yang udah mampir.
2022-11-15 22:54:52
3
62 Chapters
Salah Paham Berujung Pelaminan
Brugh! Evan ambruk bagitu ia masuk ke kos-kosan Aira."Astagfirullah ... Kak Evan!" teriak Aira histerisnya, lalu meletakkan tehnya.Aira mendekatinya Evan, tapi ia tidak berani menyentuhnya."Duh ... gimana ya? Mana hari udah malam lagi gak ada orang lagi udah sepi ngapain dia ke sini?" gumam Aira panik.Disisi lain Ibu penjaga warung depan baru saja tutup, saat ia hendak pulang tidak sengaja ia melihat pintu kos Aira masih terbuka."Kos masih buka pintunya si neng padahal udah malam?"gumamnya.Iseng-iseng si ibu tersebut menuju kos Aira beniat memanggil, begitu ia sampai di ambang pintu ia melihat Aira sedang duduk di dekat kepala seorang laki-laki yang tergeletak di lantai.'Itu bukannya anak Pak Budi, ngapain dia malam-malam di kos cewek? Ada yang nggak beres nih.' batin ibu penjaga warung tersebut pikirannya langsung kemana-mana.Tanpa pikir panjang, ia langsung menghubungi orang tua Evan yang kebetulan dulu sempat jadi majikannya.Disisi lain, Aira masih panik harus bagaimana di
Read more
Canggung
Saat asik memandangi wajah Aira tiba-tiba Aira merasa terganggu perlahan ia membuka matanya.Samar-samar ia melihat Evan, sedangkan Evan yang melihat itu langsung kaget dan refleks mundur ke belakang.Tapi sialnya kakinya malah tersandung membuat Evan hampir terjungal ke belakang.Aira yang melihat itu segera menarik tangan Evan dengan kuat membuat Evan terjatuh di atas Aira. Detik kemudian pandangan mereka bertemu, keduanya sama-sama bungkam antara rasa malu dan gugup."K--kak." ucap Aira gugup sambil mendorong dada Evan pelan. Mendengar itu Evan langsung bangkit dari atas Aira."Sorry saya gak sengaja." ucap Evan datar, lalu ia kembali ke ranjang.Dadanya bergemuruh sedangkan Aira setelah Evan pergi ia juga langsung memegangi dadanya.Hampir 15 menit Aira menetralkan jantungnya dan berusaha memejamkan matanya. Namun hasilnya nihil membuat Aira membuka matanya kembali.Sekarang ia menatap langit-langit kamar sedangkan Evan masih bersandar di sudut ranjang sambil memejamkan matanya.
Read more
Aktivitas masing-masing
Hari ini Aira begitu semangat berangkat mengajar karena sudah dua hari ia libur demi melangsungkan pernikahan yang sangat kilat menurutnya."Sudah jam 6.30 aku langsung berangkat aja." ucap Aira sambil memperbaiki hijabnya kemudian mengambil tasnya.Tidak lupa ia mengunci rumah kecilnya itu.Disisi lain Evan tertidur setelah sholat subuh. Perlahan ia menggeliat karena hari sudah terang.Saat ia melihat ke arah jendela terlihat jelas Aira sedang berjalan menuju pagar dengan pakaian yang rapi."Kok udah berangkat aja jam segini." ucap Evan sambil meraih ponsel di meja rias.Saat menyalakan ponsel matanya terbelalak melihat hari sudah jam 6.32. "Astaga udah jam segini, mana belum mandi." lanjutnya bergegas ke kamar mandi. Tidak butuh lama Evan keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaian kantornya tanpa memasang dasi. "Hari ini mana ada meeting." gumamnya sambil menyisir rambut lalu menyemprotkan parfum.Setelah merasa rapi ia langsung berangkat tanpa sarapan. Ditengah jalan Evan meli
Read more
Masa lalu
Sampai di rumah kecilnya Aira langsung bersandar di balik pintu sambil memegangi dadanya. "Aku kenapa sih setiap kali ditatap sama Kak Evan pasti jantungku tiba-tiba ngajak marathon? 'Kan malu kalo sampe katahuan sama Kak Evan." ucap Aira lalu melempar tasnya ke kasur.Disisi lain Evan masuk ke rumahnya dengan perasaan yang campur aduk antara senang dan bingung."Ngapain sih baper sama cewek kayak dia." celetuk Evan sambil berjalan menuju kamarnya.***Di bioskop, Farra dan Tio belum tahu kalau Evan dan Aira sudah pulang.Saat Farra menoleh ke samping ia tidak menemukan Aira, ia langsung celingak-celinguk."Mas, Aira sama Mas Evan kok nggak ada?" tanya Farra membuat Tio menoleh ke arahnya."O iya kok nggak ada ya bentar deh Mas telpon." jawabnya. Begitu Tio menyalakan ponselnya ia melihat pesan dari Evan."Oalah, mereka udah pulang rupanya." kata Tio membuat Farra berpikir."Eh Mas ada yang aneh nggak sih sama mereka berdua? Aira nggak ada kabar selama dua hari tapi mereka kayak mak
Read more
Dingin
Malam harir, Aira sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya tiba-tiba saja perutnya keroncongan. "Ya ampun nih perut ribut banget dah..." kesalnya sambil memukul perutnya pelan lalu berdiri menuju mencari makanan. "O iya makananku udah abis ludes gak pernah belanja dari sebelum nikah. Ke supermarket terdekat aja dah bisa mati nih lama-lama nggak ada makanan karena malas." lanjutnya, lalu menepuk jidatnya. Aira melihat jam masih menunjukkan pukul 19.30. Ia langsung memakai hijabnya dan memakai jaket kemudian bergegas pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah Evan. Disisi lain, Evan yang baru selesai sholat isya langsung menuju dapur hendak makan. Saat ia melihat makanan yang ternyata kosong. "Nyari makan di luar aja kali ya sekalian beli sabun ke supermarket." gumam Evan, lalu mengambil kunci mobilnya dan menuju supermarket. Sampai di supermarket, Evan langsung masuk dan mencari kebutuhannya. Disisi lain Aira sedang sibuk mengambil bahan-bahan untuk di masak. 'Wah
Read more
Ayah dan Ibu Datang
Evan masih mondar-mandir memikirkan bagaimana cara memberitahu Aira."Gimana kasih taunya ya kira-kira dia mau nggak ya," gumam Evan."Besok aja gua kasih tau, udah malam juga takutnya dia udah tidur lagi," lanjutnya lalu pergi ke kamar.Pagi hari; Evan yang baru saja selesai mandi langsung menuju lemari. Belum sempat Evan membuka lemari, ia sudah melihat Aira melintas dari jendelanya."O iya gua belum kasih tau dia kalo siang ini Ayah sama Ibu datang." sadarnya sambil menepuk jidatnya dan berjalan keluar kamar, tapi tiba-tiba Evan berhenti dan melihat tubuhnya."Masa gua keluar pake handuk doang yang benar saja nanti dia ngiranya gua mesum lagi, udahlah nanti aja." ucap Evan lalu kembali ke kamar dan bersiap-siap. Hampir setengah jam Evan bersiap kemudian ia masuk ke mobilnya, tapi sebelumnya Evan menuju sekolah Aira.Disisi lain, Aira dan Farra sedang memandu murid-murid untuk piket lapangan.Saat Aira melihat ke arah pagar sekolah, samar-samar ia melihat Evan yang bari saja keluar
Read more
Gara-gara lingerie merah
Sore hari; Evan pulang dari kantor sampai di rumah ia melihat kedua orangtuanya sedang duduk sambil nonton televisi."Assalamualaikum Ibu, Ayah." ucap Evan ramah lalu menyalimi keduanya.Aira yang baru saja datang dari dapur, sekarang tepat di belakang Evan."Walaikumussalam, gimana ngantornya aman?" tanya Ayah yang dibalas anggukan oleh Evan sambil tersenyum."Aira mana Bu?" tanya Evan membuat Ibunya terkekeh lalu menunjuk ke arah belakang Evan.Dengan segera Evan berbalik dengan senyum yang begitu manis."Assalamualaikum sayang," ucapnya lalu memeluk Aira.Deg!Kaget! Itulah yang dirasakan Aira sekarang apalagi mendengar kata terakhirnya. Matanya melotot, badannya semua terasa kaku, Aira benar-benar kaget bukan main.'Kak Evan manggil aku sayang terus sekarang malah meluk aku harus gimana, nih?' batin Aira.Evan yang merasa badan Aira kaku langsung mencubit pelan pinggang Aira membuat Aira langsung sadar dan membalas pelukan Evan.Setelah Evan melepas pelukannya, ia langsung menyodo
Read more
Ayah dan Ibu Datang Lagi
Adzan subuh berkumandang, perlahan Evan menggeliat lalu menyalakan lampu.Begitu Evan berbalik ia melihat Aira tidar begitu nyenyak dengan balutan selimut. Begitu Evan berdiri, ia melihat bercak darah di seprai membuatnya tersenyum simpul sambil menatap Aira.'Terima kasih,' batinnya lalu berjalan ke kamar mandi. Pukul 5.30; Aira menggeliat dan melihat ke samping, Evan sudah tidak ada. Pelan-pelan ia bangkit karena merasa sakit di bagian intimnya.Saat Aira berdiri dengan balutan selimut, ia melihat bercak darah Aira langsung melepas seprai dan membawanya ke kamar mandi tidak lupa ia membawa baju ganti.***Pukul 6.20; Aira sudah selesai semuanya tapi ia belum berani keluar karena masih sakit saat jalan.Tidak lama kemudian, Evan masuk ke kamar dengan pakaian yang sudah lengkap ia melihat Aira sedang duduk di ranjang."Kak," panggil Aira membuat Evan berbalik menghadap Aira."Aku nggak ngajar dulu hari ini," sambung Aira membuat Evan diam lalu mengangguk kemudian ia berbalik kembali
Read more
Minta Lagi
"Udah belum?" tanya Evan yang masih menghadap pintu."Udah," jawab Aira sambil membentuk jilbab pashminanya, Evan yang melihat Aira begitu polos langsung mendekat."Gini doang?" tanya Evan lagi membuat Aira menyergit."Apanya?" Aira balik bertanya. Evan melihat lipstik di meja Aira, ia langsung mengambilnya."Sini saya pakein kamu benerin hijab aja," lanjut Evan membuat Aira mematung saat Evan mengoleskan lipstik tersebut ke bibirnya."Loh ... gimana bikinnya biar nggak belepotan, ya?" gumam Evan membuat Aira menahan tawa melihat Evan begitu serius, kayak lagi mewarnai yang takut keluar garis.Tanpa membuang waktu Evan langsung mengulurkan jari telunjuknya untuk meratakan lipstik Aira.Aira terus memperhatikan Evan yang begitu serius meratakan lipstiknya."Selesai," lanjut Evan lalu ia mendongak, ia melihat Aira tengah memperhatikannya, sedetik kemudian pandangan mereka beradu."Yuk," ajak Evan mengalihkan pandangannya lalu ia berbalik hendak keluar.Aira terlebih dahulu menarik tanga
Read more
Mulai Peduli
Adzan subuh berkumandang; perlahan Aira menggeliat dan membuka matanya.Ia merasa perutnya berat, Aira melihat Evan yang masih tertidur pulas sambil memeluknya.Perlahan Aira memindahkan tangan Evan dan mengambil bantal guling untuk dipeluk Evan, lalu ia berlalu ke kamar mandi.15 menit kemudian; Aira sudah segar keluar dari kamar mandi, ia kembali memakai gamisnya yang tadi malam."Baju kerjaku di kamar samping lagi," gumamnya lalu perlahan membuka pintu kamar.Ia melihat kesana-kemari melihat apa Ayah dan Ibu sudah bangun.Setelah merasa aman, ia langsung keluar rumah tidak lupa sebelum ia keluar ia membuka jendela kamar Evan.Disisi lain Evan mulai menggeliat ia meraba-raba ke samping tapi tidak ada Aira.Ia langsung duduk sambil mengerjap membuka matanya dan melihat keseluruh kamar, tapi ia tidak melihat Aira. Tiba-tiba, ada bunyi jatuh dari jendela Evan langsung berdiri untuk mengecek ke jendela. "Siapa disana," ucap Evan lalu menarik gorden. Aira langsung mendongak sedetik kem
Read more
DMCA.com Protection Status