Anak Ni Noel

Noel had a great life, or so she thought. She had followed all the rules that a woman is suppose to. She got married, she had children, and she was a dutiful wife. One fateful day will change her life dramatically, and end the love story that was her life. Lost and alone, Noel must learn how to navigate the world of love all over again. Finding her way through the fast paced world of dating, and failed relationships will she ever find love again?Wrong Way Up is a story about the modern dating world, and navigating relationships. Follow Noel as she learns about the new rules for her world. Dealing with abusive relationships, treacherous friends, and breaking the values she was taught as a child. Will she find a way to fly again, or will she choose to end it all?

WARNING 21+ "Kalau kamu tidak bisa mencarikan wanita untuk tidur denganku ... kenapa tidak kamu saja yang menggantikan mereka?" tanya Noel dengan senyum miringnya. Ashley hanya mengepalkan tangan dengan kuat dan berusaha bersabar menghadapi boss brengseknya. Bukan sekali ini saja Noel mengajaknya tidur, tapi berkali-kali. "Maaf, Pak ... saya akan mencarikan perempuan lain untuk anda," jawab Ashley tanpa memutus pandangannya dari wajah Noel. "Aku kaya, tampan dan dealmaker terbaik. Kenapa kamu selalu menolak lelaki sehebat aku, Ash?" tanya Noel dengan dagu terangkat dan senyum superioritasnya. Ashley memberikan senyum sopan lalu menjawab dengan tegas, "Maaf, Pak ... saya tidak seperti mereka." *** Seperti mendapatkan musibah setiap kali Ashley harus pergi ke kantor dan bekerja menjadi sekretaris pribadi Noel. Lelaki itu memiliki hobi terpendam yaitu suka menghabiskan waktu luang untuk bercinta dengan perempuan-perempuan yang dia inginkan. Setiap boss-nya menginginkan hal itu, maka tugas Ashley adalah mencarikan perempuan yang diinginkan Noel kemudian memesan kamar tipe suite memakai atas nama dirinya. Hal seperti itu terus terjadi hingga lima tahun lamanya.

Saat aku berbelanja ke supermarket, ada seorang wanita tua tiba-tiba menarik tanganku dengan erat. Tanpa sadar, aku langsung menyentuh perutku yang sudah membesar, sementara dia berkata, "Janin di perutmu ini sudah dikasih parasit pengubah janin. Janin itu akan jadi parasit di tubuhmu." Aku hanya berpikir dia berbohong, tetapi detik berikutnya dia berkata, "Pergi dan muntahkan sekarang juga. Muntahkan sebanyak mungkin ikan yang baru kamu makan."

Meet Noel Atkins, kinda awkward, has her face stuck to a screen almost every time, talks to herself and always, always wears a beanie. She moves to a new town in other to start things afresh, and scale through Highschool unnoticed and alone. Meet Aaron-lee Altamira, the popular boy, rich, handsome, every girl's dream and every boy's model. With his killer blue eyes and charming attitude, Aaron-lee always gets what he wants. Aaron-lee doesn't do flings and hook ups, he's searching for something real. Something substantial. Something challenging. Something more cherishing than his cars. Something he finds in the eyes of the new girl who talks to herself and always wears a beanie. With the school's hottest boy interested in her, Noel's quite, boring, gaming and withdrawn life is about to take a ride on a rollercoaster. Noel isn't interested and Aaron-lee isn't taking no for an answer.

Setahun setelah bercerai, mantan suamiku, Harvey Ferdian tiba-tiba menyebut namaku di grup obrolan. [Sudah cukup lama kita saling diam. Pulanglah, ayo kita rujuk.] Aku membalas [Kamu nggak gila, 'kan?] Melihat itu, semua orang mulai mencoba mendamaikan kami. Harvey bertanya lagi. [Selama aku nggak ada, apa yang kamu lakukan?] Aku melihat pria di sampingku yang sedang menidurkan anak, lalu mengetik singkat [Sedang menjalani masa nifas.] Grup yang semula ramai langsung menjadi hening. Harvey marah dan meneleponku 108 kali, semuanya aku abaikan. Dia marah, tetapi gadis yang dulu sangat mencintainya, kini bukan lagi miliknya.

Noel has always been too much—too loud, too bold and too unapologetically gay. When his life is shattered by those meant to protect him, he does what any queen would: survives, slays, and keeps his mouth sharper than his eyeliner. Enter Beaufort Sterling, everything Noel despises—rich, perfect and straighter than boiled spaghetti. Fortunately for them, the hate is mutual; unfortunately for them, the dorm master doesn’t care. Beaufort Sterling is everything Noel can’t be: ‘perfect’. He is the ideal golden boy to boost his father’s image in the upcoming campaign, and what better way than to spend a semester in the sponsored dorm rooms with the school's version of a token black kid to show how wonderful the university’s facilities are? Can the perfect golden boy keep his name glitter-free when hateful sparks turn into fireworks?

Sahabatku setiap bulan terbang ke berbagai penjuru negeri, dan setiap kali selalu duduk di kelas bisnis. Setiap kali pulang, wajahnya tampak berseri-seri, seolah bercahaya. Aku tersenyum dan menggoda, “Apa sih, di kelas bisnis itu ada yang istimewa, ya?” Dia menatapku dengan makna tersembunyi dan menjawab, “Tentu saja istimewa. Mahasiswa polos, bos besar yang dingin dan berkuasa, bule tampan... Apa pun yang bisa kamu bayangkan, tak ada yang belum pernah kucicipi.”

Their meeting is in no way favorable. Although Noel Kieran tried to reject him, as a mage and a magic-oriented being, he needs Ricky Kruger as much as he needs Mana. Things took a drastic turn when he couldn't return to his original world after he transgressed to Earth, leaving him with either to accept Ricky or not. His choice wavered when Ricky discovered who Noel truly is... (BROMANCE alert! Read at your own cost!)

Tante Desy mengikatku di sofa dan pergi keluar merayakan hari valentine bersama ayah. Aku meneleponnya tiga kali. "Tante Desy, tolong lepaskan aku, aku kesakitan." Namun, Tante Desy sibuk memisahkan ayah dan ibuku, memintaku bersabar sedikit lagi. "Ayah, bisakah ayah pulang dan masakin aku? Aku lapar sekali." Namun, ayah sibuk mengejar mengejar mantan kekasihnya dan hanya mentransfer uang, menyuruhku membeli sendiri. "Ibu, aku hampir mati. Tolong pulanglah ... " Namun, hanya terdengar suara ibu yang dingin, "Bukannya kamu sudah menganggap Tante Desy itu ibumu?" Kemudian, panggilan pun terputus. Aku mati kelaparan di antara bau busuk kotoran.

Setelah pengasuh baru mengasuh anakku selama satu malam .... Anakku mulai mengalami perubahan temperamen yang drastis. Entah kenapa, dia menolak pendekatan yang aku lakukan. Menyadari ada yang tidak beres, aku mengusir pengasuh itu. Aku mengira semuanya akan kembali seperti semula. Suatu hari, aku tidak sengaja menginjak sesuatu di bagian bawah tempat tidur saat ingin mengambil sesuatu. Aku melihat mata merah pengasuh itu, serta wajah pucatnya yang menyedihkan, yang tengah menatap lurus ke arahku.