Background Bayangan Orang

Demi mendapatkan jantungku untuk mengobati penyakit adik angkatku, orang kandungku membawaku ke pengadilan. Hakim menggunakan teknologi komputer terbaru untuk mengekstrak ingatan kami. Persidangan dilakukan oleh panel yang terdiri dari 100 orang. Jika persidangan berhasil, organ tubuhku akan menjadi milik orang tuaku. Orang tuaku mengira aku tidak berani hadir. Karena dalam pikiran mereka, aku adalah orang yang berhati keji. Tapi ketika tayangan ingatanku diputar di persidangan, semua orang menangis.

After an unexpected pregnancy, Silas Shaw, who had always avoided the topic of marriage, suddenly proposed to me. Overjoyed, I readily accepted. However, on the day of the wedding, I stumbled upon an unexpected conversation between him and his friends. "Are you really going to marry Chaldene just because of your child with Nora?" one of them asked. Silas was visibly irritated and full of disdain as he responded, "It's all because of my mother. She kept saying that Nora's family background wasn't good enough.” "If it weren't to give my child with Nora a better status, why on earth would I marry Chaldene?” "You have no idea how boring a woman like her is in bed. I got tired of her after sleeping with her twice."

Lucas had never met a woman like Belle-innocent, pure, and completely unguarded. From the instant their eyes met, he was captivated. In a moment of impulse and desire, he hired her as his secretary, skipping any background check, determined to protect her... and the feelings he stirred in her. But Belle's gentle heart and untainted thoughts would unintentionally challenge Lucas in ways he never expected. And when she fell, she didn't just fall-she plummeted, headfirst, into love. Yet, love is never just rainbows and butterflies. Shadows loom over their happiness, as a sinister scheme woven by their own blood, Lucas's mother and Belle's aunt threatens to tear them apart. "Serbisyo ko lang ang binabayaran mo, hindi ang buo kong pagkatao at ang kalayaan ko bilang tao." - Belle

Malam ini, aku merasakan suasana yang berbeda, Resah yang hinggap serupa ketakutan, Gelap ini menyambut seperti mantra, Menyerap rasa pada kegundahan yang aku rasakan. Di ujung malam ada suara seperti bisikan, Memanggilku yang meringkuk ketakutan, "Nadja...." Aku tetap diam, di dalam kamar yang kini terasa pengap. Udara tetiba terasa hilang, Aku semakin gemetaran. Ada yang datang! Seperti kilat yang menyambar kegelapan! Aku menjerit histeris! Menggapai apa yang bisa menggenggam ketakutanku! "Nadja, jangan takut. Ini aku yang datang menjemputmu" Kerjapan mataku seperti dihipnotis, Ketakutanku perlahan lenyap seperti bayangan yang ditelan gelap. Rupanya dia, di sana berdiri membelakangi rembulan. Dengan jubah hitamnya yang berkibar angkuh! Satu sosok yang memberiku kehidupan yang berbeda. Yang menenggelamkan aku dalam asmara yang terlarang. Cinta yang seharusnya kubuang. Namun, nyatanya tetap kupertahankan.

Nayla tumbuh dalam rumah yang dulu hangat, kini dingin karena kehadiran seorang “saudara tiri” yang mencuri segalanya—perhatian, kasih sayang, bahkan cinta. Sejak kehadiran Vania, anak dari istri baru ayahnya, Nayla tak lagi dianggap. Ia hanya bayangan, pembantu tak bergaji di rumah sendiri. Vania manis di luar, tapi iblis di balik senyuman. Ia tahu cara bermain perasaan dan menjatuhkan Nayla tanpa harus menyentuhnya. Satu-satunya yang membuat Nayla bertahan adalah ketenangannya—dan lelaki bernama Reno. Namun saat Vania mulai mengincar Reno juga, Nayla dihadapkan pada dua pilihan: menyerah seperti biasanya, atau melawan dengan caranya sendiri—tenang, cerdas, dan tepat sasaran. Di balik luka yang ditorehkan keluarga dan cinta yang diperebutkan, akankah Nayla mampu merebut kembali tempatnya—sebagai anak, sebagai perempuan, dan sebagai seseorang yang layak dicintai? ---

Warisan Terlarang: Kontrak Darah 90 Hari   Naira hanya ingin bertahan hidup. Tapi ketika tawaran 90 hari itu datang, ia tak tahu bahwa yang ia jual bukan sekadar waktunya — melainkan dirinya.   Revan Malik, pria misterius dengan kerajaan yang dibangun dari darah dan rahasia, membeli kontrak hidupnya. Namun di balik pintu penthouse mewah, Naira menemukan warisan yang jauh lebih tua dari uang, hutang, dan dosa: ia adalah simpul terakhir dari para penjaga gerbang dunia bawah.   Setiap malam, suara-suara memanggil. Bayangan orang-orang yang ia cintai datang dengan wajah yang bukan milik mereka. Dan keris berkarat warisan kakeknya… mulai hidup.   90 hari untuk membayar. 90 hari untuk memilih. Apakah Naira akan menutup gerbang… atau membuka semua jalan menuju neraka?

Sinta percaya ia menikah dengan lelaki sederhana bernama Arga teknisi yang jujur, setia, dan penuh ketulusan. Tiga tahun hidup di rumah kontrakan membuatnya yakin cinta sejati tak butuh kemewahan. Namun perlahan, retakan muncul. Telepon rahasia, paket misterius berisi jam tangan berinisial A.M., hingga berkas laptop yang mengungkap identitas asli suaminya: Aditya Mahendra, pewaris keluarga bisnis raksasa. Kebohongan demi kebohongan memaksa Sinta mempertanyakan siapa sebenarnya pria di sisinya. Apalagi ketika nama Maya, mantan tunangan Arga, kembali muncul membawa ancaman. Arga terhimpit antara masa lalu dan cintanya pada Sinta, sementara Sinta terjebak antara bertahan atau pergi. Saat bayangan Mahendra Group dan Maya kian mendekat, satu pertanyaan menggantung: apakah cinta mampu bertahan di atas fondasi kebohongan?

"If you don't turn the fuck around and look at me, I'll pull the fucking trigger in my head." Reader Discretion Is Advised, this is not your average love story. The first 27 chapters will draw you in gently, revealing the cracks in Camilla's world, the men who twist her fate, and the fire she never knew she carried. But don’t mistake the slow burn for softness. She learns. She hardens. She rises. From there, things shift. Love turns darker. Desire gets sharper. Violence isn’t just background, it’s survival. And the romance? It’s messy, fierce, and utterly addictive. If you’re here for morally gray men, vulnerable but fiery heroines, and a plot that doesn’t hold back... welcome. This book will hurt you, heal you and leave you breathless.

In the seventh year of our marriage, I caught Nolan Garrison kissing his secretary at a bar. He called me shortly after I walked away. "It was just a friendly kiss! What’s with the attitude?" he snapped through the phone. I could hear his friends in the background teasing him and saying that I would be madly jealous while pleading for him not to leave me tonight as usual. Before hanging up, Nolan warned me that he wouldn’t come home if I didn’t apologize. However, I wasn’t bothered by his threat. I didn’t care if he decided to come home or get a divorce. Three minutes later, I posted an update on my social media: “Prioritize self-love and grant others the freedom they seek.”

Menikah dengan pria yang baru ditemuinya dalam hitungan hari tidak masuk dalam bayangan dan juga pikiran Naila. Permasalahan dengan pria dari masa lalunya telah selesai tapi tidak dengan dokter yang dijanjikan sebuah jawaban, dan Naila tidak akan bisa menjawab apapun pada dokter tersebut yang tidak lain adalah sahabat sepupunya. Irwan menikahi Naila karena pertemuan pertama saat melamar kerja di cafe milik ayah Naila, pertemuan kedua tanpa sengaja membuat Irwan yakin untuk menikahi Naila. Kemudahan di dapat dengan kehadiran saudaranya yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga Naila, saat itu juga Irwan memutuskan menikahi Naila dengan kesederhanaan ketika mereka liburan. Apa tujuan Irwan menikahi Naila? Cinta atau ada sesuatu hal lain? Bagaimana dengan masa lalu Naila?