Dari Patah Hati Menjadi Tak Tersentuh
Sudah delapan tahun aku menikah dengan Elvin Ginanjar, pemimpin mafia narkoba di Nasara.
Namun pada hari ini, tepat pada hari peringatan pernikahan kami, aku menerima sebuah foto dirinya bersama sahabat terbaikku, Lina Malloni, merayakan seolah merekalah yang menikah. Dan dalam pelukannya adalah putraku, Owen Ginanjar.
Aku menatap foto itu, lalu mengetik dua kata sebagai balasan.
[Betapa sempurnanya]
Setengah jam kemudian, Elvin menerobos pintu depan. Suaranya bergemuruh memenuhi lorong.
“Kenapa kamu selalu begitu jahat pada Lina?”
Owen, anak kandungku sendiri mendorong kakiku sambil menatapku dengan marah.
“Ibu jahat,” katanya. “Aku harap Bu Lina jadi ibu asli aku.”
Aku tidak terkejut.
Aku hanya berjalan menuju lemari, mengeluarkan setumpuk dokumen yang telah kusiapkan sejak lama, lalu menjatuhkannya di meja dengan kepastian yang dingin.
“Baiklah,” kataku dengan datar. “Semua salah aku. Sekarang, bolehkah aku pergi?”