Cinta yang Tak Sempat Kudengar
Tunanganku tiba-tiba mengumumkan ingin menikah dengan kakakku. Sementara Twinkle, si bangsawan yang selalu bersikap dingin dan tenang tiba-tiba, melamarku sambil berkata bahwa dia telah mencintaiku selama bertahun-tahun.
Tiga tahun menikah, Twinkle selalu lembut dan perhatian. Tidak ada satu pun hal buruk yang bisa kutemukan darinya. Sampai suatu hari aku tanpa sengaja mendengar percakapannya dengan seorang teman.
"Twinkle, Amelie sudah mendapat semua yang dia inginkan. Pernikahan palsumu ini sebenarnya nggak perlu lagi, 'kan?"
"Kalau aku nggak bisa menikahi Amelie, menikah dengan siapa pun nggak masalah. Dengan begitu, dia juga nggak akan mengganggu kehidupan Amelie."
Di ruangan tempat Twinkle setiap hari berdoa, dindingnya penuh dengan nama Amelie. Aku mendengar dia berdoa di hadapan Tuhan.
"Semoga semua kebaikan di dunia ini menjadi milik Amelie. Aku rela menukar kebahagiaanku seumur hidup demi kebahagiaan dan kedamaian Amelie."
"Amelie, aku nggak berharap di kehidupan berikutnya bisa memilikimu. Aku hanya berharap kamu selalu mengingatku."
Inilah kenyataan di balik tiga tahun pernikahan bahagia yang kujalani. Aku pun meniadakan identitasku dan merencanakan kematian palsu. Sejak saat itu, aku dan Twinkle tidak memiliki hubungan apa pun lagi.