Sore Losers

Dalam gemerlap kota Sydney yang tak pernah tidur, Celine, seorang desainer grafis muda, terhimpit utang keluarga yang menggunung. Sebuah senggolan mobil di sore yang nahas mempertemukannya dengan Davies, pengusaha dingin yang membutuhkan citra pernikahan demi warisan sang kakek. Dari tabrakan itu, tawaran tak terduga muncul: pernikahan kontrak. Terjebak tanpa pilihan, Celine menerima, menandatangani lembar demi lembar perjanjian kaku tanpa setitik pun romansa. Namun, di balik sandiwara megah dan aturan ketat, takdir punya rencana lain. Ketika ancaman dari masa lalu Davies dan intrik seorang rival bisnis menguji ikatan mereka, garis antara kontrak dan hati mulai kabur. Rahasia kelam terkuak, dan cinta yang tak terduga bersemi di tengah bahaya. Bisakah Celine dan Davies mempertahankan sandiwara mereka, atau akankah kebenaran pahit menghancurkan segalanya? Siapkah mereka mempertaruhkan segalanya demi hati yang terikat kontrak?

He swore he loved me. He swore I was his forever. But when the spotlight came, my fiancé chose my sister instead. While they celebrated their engagement under my father’s proud gaze, I drowned in humiliation… until I made the worst—and most intoxicating—mistake of my life. I kissed him. Marcus Lucchesi. Twice my age. My ex’s father. My father’s most trusted ally. A ruthless mafia king who should have destroyed me for daring to touch him. Instead, he pulled me closer. Instead, he claimed what no man had ever touched before. Now I wake up in his bed—sore, ruined, and branded by the one man I should never want. And he’s not letting me go. ❝You begged for me, princess. Now you’re mine. Even if the whole world burns.❞ Betrayed by the son. Desired by the father. I was supposed to be invisible… but in Marcus’s bed, I’ve never been seen more clearly.

Ryleigh didn’t remember being taken—only the cold bite of night and the blur of snarling shadows. Now she was locked in a cell beneath an unfamiliar pack house, her wrists sore, her memories foggy, and her heart pounding with questions. Her parents were dead, she’d just learned she was adopted, and now this—kidnapped by creatures that shouldn’t exist. Werewolves. Real ones. And someone with the initial D had left her a single note: You’re safe. Trust me. – D But safety felt like a lie. Especially after she witnessed a man shift before her eyes. Especially when the Alpha of the pack, Damien—arrogant, powerful, and dangerously charming—claimed ownership of her fate. Her only comfort came from Dr. Derek Blackthorn, the Alpha’s estranged brother, a healer with kind eyes and secrets of his own. In a house ruled by strict laws, bloodlines, and bitter alliances, Ryleigh must survive a world she was never meant to know. One where love could be her only weapon—or her greatest downfall.

Diterima menjadi staff finance di perusahaan itu tak sewajarnya membuat Kiara berhubungan erat dengan general manager yang sebentar lagi akan diangkat resmi menjadi bos. Lalu ada apa ini? "Kiara Haega, datang ke ruangan saya sekarang juga! Ini panggilan terakhir dan tidak ada toleransi." Suara kencang memekik yang keluar dari telepon itu membuat seisi ruangan menatap dengan tatapan kosong ke arah gadis itu. Kiara buru-buru melangkahkan kaki dengan bermodalkan secarik kertas, pena, dan detakan jantung yang tidak beraturan. "Selamat sore, Pak. Ada masalah a—" "Siapa kamu sebenarnya? Bisa kamu ceritakan masa lalumu yang sepertinya sangat kelam itu? Kiara Haega. Baiknya kita memainkan peran balas dendam atau ganti rugi?" "Ap-apa maksud, Anda?" *** Masa lalu seperti apa yang dimaksud oleh sang general manager? Bagaimana kisah Kiara setelah ini? Apakah dia masih tetap bertahan bekerja di sana demi sang ayah?

Ratih menatap suaminya yang sedang tertidur pulas. Ada getaran hebat di dadanya. Mengalir kemarahan yang membuat darahnya hampir mendidih. "Andaikan Mas Agus jujur dari awal. Luka ini tidak akan bernanah. " Ucap Ratih memukul rasa sakitnya sendiri. Teringat kembali kejadian sore tadi, Mas Agus terlihat oleh Azan adik Ratih sedang berduaan dengan seorang perempuan yang lumayan seksi di pantai Biru. Inilah alasan Mas Agus mengatakan kepadanya bahwa dia ada Dinas keluar kota. Lantas apa yang akan Ratih lakukan? Sedangkan Agus terus saja berdalih dengan banyak alasan. Bahkan ibu mertuanya ikut menyalahkan Ratih yang begitu cemburuan dan suka overthinking. Pun Ratih penasaran dengan perempuan yang di katakan Mas Agus hanya rekan kerjanya. Apakah hanya Ratih yang terlalu sensitif atau memang suaminya berselingkuh? Ikuti kisah Ratih Widya Ningrum. Istri Sah yang akan mengungkapkan rahasia suaminya yang juga membebani mental dan kehidupannya. Akankah dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau malah dia yang terbuang? picture cover by: pixabay. com edited cover by: canva.com

Shofi, gadis karyawan pabrik roti dekat pondok pesantren Asmaul Khusna. Ia sering mendapat titipan tetangga di kampung untuk mengirimkan paket ke pondok pesantren. Karena itulah ia dipertemukan dengan Gus Farhan, sosok pemuda cerdas yang alim dan seorang putra kyai—Abah Aziz. Sayangnya lingkungan kerja Shofi tidak baik, teman-temannya sering mabuk dan main ke tempat terlarang. Salah satunya Anggi, dia merupakan teman dekat Shofi yang biasa menjadi rekan curhat dan bergurau di pabrik. Pada suatu sore, Anggi mengajak Shofi pergi ke suatu tempat untuk menemui temannya, sayangnya Shofi justru dijebak di tempat dugem. Ia dijual oleh Anggi kepada Bos Bagong untuk melunasi piutang keluarga. Shofi tidak bisa keluar dari sekapan Bos Bagong. Anak Bos Bagong mengintainya ke mana pun ia pergi. Shofi akhirnya berjanji jika bisa keluar dari tempat itu, ia akan balas dendam kepada Anggi. Mampukah Shofi keluar dari sekapan Bos Bagong untuk balas dendam? Apa yang akan dilakukan Gus Farhan untuk menolong Shofi? Yuk simak kisahnya!

"You’re just too old to handle me,” I spat in fury. “That’s why you won’t f*ck me.” His eyes turned feral. “What did you just say?” he growled, stepping closer. My breath hitched, and heat pooled between my legs. “I said you're old—and not man enough.” He grabbed my chin, lips inches from mine. “Baby girl, when I’m done with you, you’ll beg this 'old man' to stop. You won’t just know I’m man enough—you’ll feel it in every inch of your sore, trembling body.” ***** At 40, architect Lorenzo De Vito has built a life of discipline and control—until 23-year-old Emily Ross steps into his world. She's bold, ambitious, and irresistible, awakening desires he buried long ago. Lorenzo knows she's off-limits, a risk to his career and reputation, but her teasing smiles and undeniable chemistry make her impossible to resist. As the tension between them ignites, the line between control and surrender begins to blur. Will he resist the temptation or risk it all for the one woman he shouldn’t want?

“How sore are you?” His unexpected presence made me jump in fright. “Your Majesty?” I spun around to see him sitting on the bed I had been staring at earlier. “Come here.” He didn’t repeat the question. Did I mishear? “Your Grace, if you’ll just let me finish cleaning up this area—” I rushed out, suddenly confused and nervous about why he’d want me to come closer. “How about you abandon that and come sit, Cassia. Now.” His tone was firm yet soft. I almost gasped when he raised his eyebrows and patted his left thigh. I gulped hard and took tentative steps toward him…. In a world where medieval and modern collide, werewolves, vampires, and hybrids rule while humans live in fear, their lives not fully belonging to themselves. Cassia is one of the unfortunate souls sold by her aunt to the hybrid palace, a place desperately in need of new servants. Living under the roof of the infamous Hybrid King, who harbors a deep-seated hatred for humans—especially due to their role in the brutal attack that harmed his mother—her fate becomes dangerously intertwined with his. As she navigates the treacherous palace with survival on her mind, she becomes entangled with the King, who fights against an undeniable attraction to the very human he despises.

Nagising si Atasha sa hindi pamilyar na kwarto. Her head was spinning and her body was sore down there tanda ng isang gabing pakikipagniig sa isang estranghero kapalit ng salapi na ibabayad sa kanya na kukunin naman ng walang puso niyang ina ngunit laking gulat niya ng mag krus ulit ang landas nila sa mismong kasal ng nanay niya. Wala siyang ka-alam-alam na ang customer niya kagabi sa ginanap na stag party na pinag raketan niya ay ang lalaking pakakasalan ngayon ng nanay niya na walang iba kundi si Adonis Salcedo. Sa araw ng kasal ng mga ito ay nagkubli si Atasha sa hardin ng mga Salcedo dahil sa labis na lungkot at pagkabalisa ngunit hinanap siya ni Adonis at muling ipinaalala sa kanya ang isang mainit na gabing pinagsaluhan nila. “Wag kang mag-alala. Hindi ko sasabihin kay mommy ang nangyari sa atin, kaya mas mabuti pang kalimutan mo na,” “Kalimutan? Paano ko magagawang kalimutan ang gabing iyon, kung ibinigay mo sa akin ang lahat, Atasha? Ni-hindi ako halos makatulog kakaisip sayo. Gusto kong maulit ulit iyon. Ibigay mo ulit sa akin ang kasalanan ko,”

Delia seorang gadis pengagum senja ia selalu menunggu datangnya senja, di tepi Laut bersama Damar yang merupakan sahabat masa kecilnya. Delia mengenalkan senja pada damar ia berkata “Senja tak ingin melihatmu sedih, tetapi ketika kamu sedih kamu bisa melihat senja!"Yang mengingatkannya tentang malam walau ia pergi pasti tetap akan kembali. Kedua sahabat itu menghabiskan malam yang sama namun dengan suasana yang berbeda, Delia memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Berbeda dengan Damar ia harus dituntut dewasa oleh keadaan. Karena keluarganya mengalami kebangkrutan dan ke dua orang tua nya selalu berselisih paham. Ia tak memikirkan perasaan dalam hati nya yang juga ingin menangis, tapi terhenti karena tatapan polos adik kecil di hadapannya yang tersenyum. “Kaka kenapa papa selalu marah!” ucap polos adik kecil di samping nya. “Papa hanya cape de! papa kelelahan bekerja!” seru kaka nya sembari menutup kedua telinga sang adik. Suatu ketika Damar kecil memutuskan pergi meninggalkan kota bersama orang tuanya, ia memberikan kalung liontin berwarna birutanda perpisahan yang begitu cepat. Tak ada kabar sedikit pun, hilang begitu saja seperti terbawa angin di sore hari. Saat ini Delia tak hanya menunggu senja tetapi juga menunggu damar. Apakah Damar akan seperti senja yang pergi dan pasti kembali?