Yoga 108

Aku disiram segelas air oleh klien, tubuhku gemetar saat menghadapi makiannya, sementara Raisa Gunawan memeluk asistennya sambil menatapku dengan dingin. "Yoga, hal kecil seperti ini saja nggak bisa kamu selesaikan. Perusahaan nggak butuh pemalas!" Aku menyeka air di wajahku, mengambil gelas dan menenggaknya sekaligus. Lalu, tanpa ragu, aku menuang segelas lagi dan menyiramkannya balik! Siapa yang mau bekerja di sini, silakan ambil alih. Aku nggak peduli lagi!

Aku adalah seorang istri dari keluarga kaya. Aku punya uang, wajah yang cantik, dan seorang anak angkat. Anak angkatku sangat perhatian, hanya saja belakangan ini dia mulai menunjukkan sikap yang aneh. Ada hawa posesif dalam sorot matanya saat melihatku. Saat aku sedang yoga, dia mulai berani menyentuhku, membuat hatiku jadi gundah. Pada akhirnya, dia tak bisa menahan diri. Dia memberiku segelas air yang ternyata sudah dicampur obat.

Yoga Liyas adalah pewaris Grup Liyas di Kota Basia. Terkenal tegas, kejam, dingin, tak mudah tergoda dan tak pernah dekat dengan wanita. Di dunia bisnis, dia dijuluki “Raja Iblis”. Kelly Retha adalah gadis pintar dari kota kecil. Ayahnya suka berjudi, ibunya sakit kanker, adiknya masih sekolah. Dia datang sendirian ke Kota Basia untuk kuliah, tetapi malah ditiduri Yoga hingga hamil. Setelah hamil, dia pernah hampir keguguran karena ketakutan pada pria itu. Dia sangat takut padanya dan demi keselamatan bayinya, dia memutuskan untuk menjauh sejauh mungkin darinya. Suatu hari, ada yang melihat pria dingin itu sedang menekan seorang gadis ke dinding, suaranya terdengar merendah penuh permohonan, “Sayang, jangan takut sama aku, ya?” Gadis itu menangis sambil menggeleng. Pria itu menunduk, mencium gadis dalam pelukannya sambil berkata pelan, “Sayang, aku salah, jangan menangis.” Kemudian, saat gadis itu akhirnya jatuh cinta padanya, pria itu malah mencari gara-gara dan membuatnya pergi. Pria itu yang jatuh cinta duluan, tapi setelah gadis itu mulai menerimanya, dia malah kembali menyakitinya. Setelah berkali-kali terluka, hati gadis itu pun benar-benar mati rasa.

After eight years together, I've proposed to my boyfriend 108 times. Each time, he found a different excuse to turn me down. On the 109th try, I give up a promotion and transfer opportunity. Finally, he said yes. I think he's moved by my sincerity. But instead, he brings his first love into our marital home and falls into our bed with her. "I only proposed to her to spite you. If you just say the word, I'll dump her at the altar and marry you instead!" Staring at the scene before me, I take the tight engagement ring off my finger and toss it down the drain. I decide to call off the wedding before he can. But after I walk away, the man who swore he'd marry someone else went crazy searching for me everywhere.

Tangan pria itu menyusup ke dalam pakaianku, menyusuri punggungku yang halus dan dingin, bergerak perlahan seolah menelusuri setiap inci kulitku. Aku terdiam di pelukannya, tak berani bergerak sedikit pun. Di telingaku, suaranya yang dalam dan menggoda berbisik, "Katakan, apa kamu menginginkanku?" Saat itu, di kamar sebelah, sang majikan dan kekasihnya sedang berlatih "yoga berpasangan". Getar hasrat dalam diriku pun perlahan mulai tergugah! Aku rasa aku sudah kehilangan akal. Jangan-jangan aku juga ingin melakukan hal yang sama seperti mereka yang ada di kamar sebelah?

On the same day I was admitted into the hospital for my pregnancy, my husband, Charles Page, received 108 missed calls on his phone. It was from Sue, his mentee, a girl who had cancer. I asked if he was going to pick up, and he replied impatiently, "All she does is call me all day! Doesn't she have any other family? She's so annoying." Later, that very girl posted a photo of herself on the hospital rooftop, wearing a white dress. The caption said: [If I jump down from here, will I become a butterfly in my next life? Maybe then, everyone won't hate me.] Charles only glanced at the post before chuckling mockingly. "What does she mean, turn into a butterfly? Is she delusional?" But after that, he grew visibly restless, before rushing out and not returning all night. That night, I hemorrhaged and was taken into emergency care. When the nurse asked if I wanted to keep the baby, I looked at the empty space beside me and answered calmly. "No, I don't."

Aku adalah seorang wanita muda bersuami, berusia tiga puluh tahun. Tubuhku masih terjaga dengan baik, payudara montok dan putih, bokong berisi dan kencang, serta wajah dengan garis-garis anggun yang memancarkan pesona dewasa. Aura kelembutan seorang wanita matang menguar begitu alami dariku, membuat setiap pria yang menatap seolah membayangkan bagaimana rasanya menekanku di bawah tubuh mereka. Awalnya, aku hanya berniat mengisi waktu luang dengan berlatih yoga saat suamiku sedang dinas ke luar kota. Aku pun memanggil adik iparku, yang bekerja sebagai pelatih pribadi di sebuah gym, untuk datang ke rumah dan mengajariku. Siapa sangka, keputusan sederhana itu justru menyeretku ke dalam situasi yang begitu canggung...

Celeste Virelli is not your typical private investigator. Sleek, calculating, and always three steps ahead, she specializes in one thing: seducing unfaithful husbands to trigger the fidelity clauses in their ironclad prenups. Her clients are wealthy women trapped in golden cages—wives who want out, but only if they can take half the fortune with them. Celeste doesn’t advertise. She doesn’t need to. Her name passes in whispers between yoga mats and charity galas, a whispered promise of justice wrapped in silk and steel. When Vivienne Cross, the young wife of tech mogul Julian Cross, walks into her office, Celeste expects another routine takedown. But Julian isn’t like the others. He’s elusive, calculating, and hiding more than just a wandering eye. As Celeste draws him into her web, she uncovers a deeper game—one that involves offshore accounts, a missing woman, and a secret that could destroy more than a marriage. For the first time, Celeste finds herself questioning the rules she’s lived by. Because this time, the seduction might not be an act. And the most dangerous lies aren’t the ones told in bed—they’re the ones we tell ourselves. The Seduction Clause is a taut, stylish psychological thriller about power, betrayal, and the cost of playing with fire where every glance is a gamble, and every kiss could be a weapon.

Warning 21+ Ini tentang seorang wanita simpanan bernama Liliana, yang bertahan menjadi sugar Baby-nya Om-om, dia memiliki semua yang di inginkan para wanita, tetapi dia tidak bahagia. Untuk mengisi hari jenuhnya dia bermain dengan Yoga dan Hendra dua pria yang selalu menemani kesepiannya. Mereka berusaha memuaskan Lili di ranjang tetapi Liliana tetap merasa hidupnya sepi. Suatu saat dia bertemu dengan Nathanael di sebuah reuni SMA. Untuk pertama kalinya Lili jatuh cinta. Dia jatuh cinta pada mantan kakak kelasnya 10 tahun yang lalu. Ketika Nathanael mengetahui status Lili, Nathanael kecewa dan memutuskan menerima perjodohan dengan seorang gadis dan ternyata gadis itu adalah anak tiri Lili, yang seumuran dengan Lili. Ketika saat itu terjadi. Lili sekuat tenaga meyakinkan Nathanael dan merebut hati nael kembali. Akankah mereka bisa bersama? "Aku bukan wanita normal, karena tidak bisa merasakan nikmatnya bercinta," 28-02-20 WP 25-08-2020 Goodnovel

As the third-generation heir of the Oakenfeld Medical Group, 33-year-old Frost bears the weight of being the Chosen Son. However, having witnessed the cruelty and hypocrisy embedded in family feuds, he finds himself profoundly exhausted by family love and anything that stirs his emotions and prompts love. A solitary panther, he discovers solace and fulfillment in one place alone: the operating table. On the other hand, Bianca, a dedicated yoga instructor, grapples with severe allergies that can lead to fainting spells triggered by the scent of spring flowers or even someone else's cooking. Committed to a life of celibacy, her primary goal is to purchase a house. Bianca harbours a significant secret despite being labelled a "rich client harvester" by her peers due to her hard work in accumulating wealth. Their paths cross dramatically during a commercial shoot that takes a tragic turn, where Bianca sacrifices her life to save Frost. Despite this courageous act, animosity brews between them. Surprisingly, Frost, determined to express his gratitude, decides to buy an entire neighbourhood for Bianca. Rejecting his offer, Bianca is left stunned when she stumbles upon Frost's deepest secret. Unveiling a chilling revelation, the secrets of these two individuals converge toward a distant, mysterious, and sinister direction.