แชร์

Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir
Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir
ผู้แต่ง: Fit Tree Fitri

Bab 1 Penyusup

ผู้เขียน: Fit Tree Fitri
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-24 08:50:20

Seorang gadis berjalan dengan santainya memasuki Perusahaan Robotic Cooperation. Dia menempelkan kartu sehingga pintu terbuka. Mata tajamnya memperhatikan cctv dan kamera pengawas yang terpasang di setiap sudut. Wanita muda itu tampak tenang. Menyusuri ruangan dan menghindari sorotan kamera.

“Di mana ruangan pusat kendali?” tanya gadis itu kepada rekannya melalui sambungan panggilan wireless.

“Kamu harus terus berjalan hingga ruang paling ujung dan belok kiri.” Suara seorang pria terdengar cukup jelas di telinga.

“Kenapa ruangan pusat kendali tidak dijaga?” tanya gadis itu pada dirinya sendiri.

“Aqeela. Kamu harus berhati-hati. Mungkin ruangan itu tidak dijaga oleh manusia, tetapi robot,” ucap rekannya.

“Tunggu sebentar.” Aqeela membuka tas dan mengeluarkan komputernya. Dia mengaktikan perlengkapan canggih. Gadis muda dan cerdas itu mulai mendeteksi keberadaan robot yang menjadi pelindung ruang kendali.

“Wah. Keren.” Aqeela tersenyum melihat robot yang tertangkap kamera ponsel yang terhubung dengan komputernya. Dia segera mematikan semua benda canggih itu dengan mudahnya.

“Kalian lucu.” Aqeela menyentuh robot-robot yang tidak bergerak lagi karena telah dinonaktifkannya.

“Pantas saja tidak ada manusia di sini. Semua menggunakan mesin. Hebat. Ini benar-benar luar biasa.” Aqeela benar-benar menganggumi perusahaan yang dimasukinya. Dia memperhatikan pintu besi tanpa kunci.

“Qeel. Bagaimana? Apa kamu bisa masuk?” tanya Rangga dari panggilan.

“Aku sedang mempelajari kode pengamanan pintu,” jawab Aqeela mengambil gambar dengan ponsel pintarnya. Gadis muda itu benar-benar cerdas. Dia berpikir dan bergerak cepat untuk bisa membuka pintu dengan pengaman sidik jari sang pemilik perusahaan robotic.

“Siapa pemilik kunci ini?” Aqeela berhasil mendapatkan data dari Bramasta yang merupakan pemilik Perusahaan.

“Baiklah. Mari kita buka dengan hati-hati.” Aqeela tersenyum. Dia berhasil membuka pintu dengan mudahnya. Ketika gagal pun alaram tidak akan berbunyi karena telah dimatikannya.

“Uuuh!” Aqeela masuk ke dalam ruangan. Dia melihat ada banyak computer yang saling terhubung. Itu adalah tempat penyimpanan semua rahasia Perusahaan Robotic. Segala sesuatu dapat dihancurkan dengan mudah ketika berada di tangan musuh.

“Demi bayaran yang mahal. Aku akan membuat perusahaan ini mati dalam beberapa detik saja.” Aqeela segera menghubungkan komputernya. Dia mengambil semua informasi terbaru dan menghapus dari pusat ruaang kendali.

“Kenyang.” Aqeela tersenyum puas melihat proses pemindahan isi jaringan computer yang telah memenuhi penyimpanannya.

“Selesai.” Aqeela menghentikan computer dan membuat listri mati dalam beberapa detik.

“Apa yang terjadi?” Bramasta yang sedang berada di dalam ruangan pertemuan terkejut. kompurer dan ponsel mati mendadak. Benda canggih itu tidak bisa digunakan bahkan ketika telah menyala.

“Bagaimana bisa Perusahaan besar dan canggih bisa mati listrik?” Para pengusaha cukup terkejut dengan apa yang terjadi karena itu untuk pertama kalinya.

“Kenapa ponselku tidak bisa digunakan?” tanya yang lain.

“Benar. Computer pun tidak berguna sama sekali.” Semua orang di dalam ruangan tampak gelisah. Mereka sangat khawatir. Apalagi berada di Perusahaan Bramasta yang sangat kejam.

“Apa yang terjadi, Pak Bram?” tanya seorang pria.

“Ini bukan sabotase kan?” tanya yang lain dengan khawatir.

“Harap tenang.” Asisten Bramasta memperbaiki computer.

“Ada apa ini? Semua dataku hilang?” tanya seorang wanita panik.

“Benar. Computer kami kosong.” Semua orang berada dalam rasa takut dan khawatir.

“Apa?” Bramasta pun terkejut. Dia menatap layar komputernya yang putih. Dokumen presentasinya hilang.

“Bos, gawat. Kita diserang,” ucap Beni.

“Apa?” Semua orang benar-benar berada dalam perasaan yang cukup kacau.

“Peluncuran ditunda!” perintah Bramasta.

“Bagaimana ini?” tanya semua orang dengan ragu.

“Pak Bram. Apa Anda yakin tidak sedang menipu kami?” tanya seorang pria paruh baya.

“Apa aku perlu melakukan itu?” Bramasta menatap tajam pada pria yang berdiri di depannya.

“Tidak.” Pria itu menunduk. Mereka tahu benar bahwa Perusahaan Robotic Cooperation milik Bramasta adalah Perusahaan raksasa yang telah berkembang hingga ke manca negara. Dia bisa dengan mudah menghancurkan lawan-lawannya.

“Sepertinya ada musuh yang berhasil menyusup. Kalian tidak perlu khawatir. Kami pasti dengan mudah menyelesaikan masalah kecil ini,” ucap Beni.

“Rekan-rekan boleh beristirahat terlebih dulu. Kami akan menghubungi lagi,” jelas Beni yang merupakan asisten Bramasta.

“Kami akan menanggung semua kerugian yang telah dialami,” ucap Jesi yang merupakan sekretaris pribadi Bramasta. Wanita itu berusaha menenangkan para rekan bisnis dan pemegang saham.

“Baiklah.” Semua orang meninggalkan ruang rapat dengan perasaan takut.

“Apa yang terjadi?” tanya Bramasta menatap tajam pada Beni.

“Kita diserang hacker, Tuan.” Beni berusaha memperbaiki komputernya.

“Bagaimana bisa? Kita memiliki perlindungan paling canggih dan hebat.” Bramasta tampak kesal. Itu pertama kalinya dirinya dibuat malu di depan rekan bisnis yang datang dari dalam dan luar negeri.

“Aku juga tidak tahu, Bos. Semua orang sedang sibuk memperbaiki system,” ucap Beni.

“Apa ada gangguan di ruang kendali?” tanya Bramasta beranjak dari kursi.

“Apa?” Beni terkejut. Dia tidak berpikir hingga ke sana karena yakin dan percaya dengan kecanggihan teknologi yang mereka miliki. Tidak mungkin ada manusia yang mampu memasuki ruangan yang dijaga oleh system dan robot hebat.

“Tidak akan ada manusia yang berani masuk ruang kendali, Tuan.” Beni menatap Bramasta.

“Mungkin bukan manusia.” Bramasta berjalan keluar dari ruangan pertemuan.

“Tunggu, Tuan.” Beni segera mengikuti Bramasta. Kedua orang itu masuk ke dalam lift yang mengantarkan ke lantai ruangan kendali mesin computer perusahaan.

“Siapa yang berani menyerangku?” Bramasta keluar dari lift dan menyusuri koridor sepi dengan minim cahaya untuk bisa tiba di ruangan pusat kendali.

“Apa ada penghianat?” tanya Bramasta di dalam hati.

“Hati-hati, Tuan.” Beni dan Bramasta berhenti di depan pintu utama.

“Ini buatanku.” Bramasta menempelkan tangan dan pintu terbuka. Pria itu melihat robot penjaga yang telah dinon aktifkan.

“Siapa yang melakukan ini?” Bramasta menahan Beni supaya tidak mengikutinya dan tetap diam agar tidak menimbulkan suara.

“Ada apa, Tuan?” tanya Beni berbisik.

“Shh!” Bramasta meletakkan jari di ujung bibir tipisnya.

“Pasti ada seseorang hebat dan berbahaya di dalam sini,” ucap Bramasta pelan.

“Dia berhasil masuk dan mematikan robot penjaga,” gumam Bramasta. Pria itu bergerak dengan berhati-hati. Memperhatikan sekeliling. Mencari seseorang atau lebih yang bersembunyi di dalam ruangan yang remang-remang.

“Kamu tunggu di sini!” Bramasta meninggalkan Beni di luar dan menutup pintu.

“Tapi, Bos.” Beni hanya bisa menghela napas dengan berat. Pria itu pun tidak berani ikut masuk karena ada banyak ranjau di dalam ruangan kendali.

“Qeel,” sapa Rangga dari panggilan yang sudah terputus.

“Qeel. Apa kamu mendengarkan suaraku?” Rangga sangat khawatir. Aqeela membuat kerusakan yang mengakibatkan semua jaringan internet dan panggilan terputus.

“Hah! Kenapa harus di saat seperti ini? Padahal aku sudah selesai.” Aqeela segera mencabut wireless dari telinganya yang terasa sakit karena berdengung. Dia menutup computer dan menyimpan ke dalam tas. Ruangan itu telah gelap karena lampu yang mati.

“Bagaimana aku mencari jalan keluar?” Aqeela mengenakan topi dan beranjak dari lantai. Dia bersiap untuk keluar dari pusat kendali. Wanita muda itu tidak tahu bahwa seseorang datang mendekat.

“Apa aku nyalakan kembali lampu ruangan ini? Tetapi aku sudah merusak jaringan terlalu cepat pasti sudah terjadi kekacauan di atas sana. Bodoh!” Aqeela mengumpat dirinya sendiri. Dia berpikir beberapa saat dan memperhatikan ruangan.

“Tidak ada jalan lain,” ucap Aqeela kembali duduk di lantai. Dia harus membuka kembali pintu yang terkunci otomatis.

“Apa?” Aqeela terkejut karena pintu kedua tidak lagi terkunci.

“Kenapa tidak dikunci?” tanya Aqeela pada dirinya sendiri. Dia berdiri di depan pintu besi yang tidak aktif lagi. Lampu dan pelindung pun telah mati.

“Wanita?” Bramasta bisa mendengarkan suara lembut dan tubuh tinggi seorang wanita muda.  Dia sangat terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

Aqeela hanya mengenakan kaos tanpa lengan. Jaket jeans yang dikenakan telah dibuka. Dia merasa gerah karena pendingin ruangan yang sempat mati. Kulit putih bersih dan sehat tampak berkilau terkena pantulan cahaya ponsel.

Fit Tree Fitri

Terima kasih.

| 18
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 70 Ciuman Bayaran

    Bramasta tidak peduli dengan penolakan Aqeela. Dia memeluk erat tubuh kecil istrinya yang cukup padat karena suka berolahraga.“Kemarilah, Aqeela. Aku tahu kamu butuh pelukan.” Bramasta tersenyum. Dia tidak peduli dengan sang istri yang tidak mandi sore karena bekerja sepanjang hari tanpa istirahat.Tidur berpelukan hingga pagi hari. Tangan Bramasta menjadi kesemutan karena menjadi bantal untuk Aqeela dan itu atas kehendak dirinya sendiri.“Aaahhh!” Pria itu kesakitan. Dia benar-benar menyiksa diri sendiri untuk bisa memeluk Aqeela.“Om.” Aqeela membuka mata dan melihat wajah Bramatsa yang sangat dekat.“Kenapa Om tidur di sini?” tanya Aqeela tanpa dosa.“Kamu menjadikan tanganku sebagai bantal. Ini benar-benar sakit,” jawab Bramasta.“Oh. Maaf.” Aqeela segera duduk.“Aaaah.” Bramasta memijit tangannya.“Aku akan membantu.” Aqeela pun memijit pelan lengan Bramasta. Dia telihat sangat berhati-hati.“Kenapa Om tidak memindahkan tangan dari bantalku?” tanya Aqeela merasa bersalah melihat

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 69 Kelaparan

    Bramasta tiba di klinik dokter Diko. Pria itu dibawa Beni masuk ke ruangan pemeriksaan.“Ada apa?” Dokter Diko terkejut melihat keadaan Bramasta yang kesakitan.“Tuan tidak makan dan minum apa pun setelah sarapan,” jelas Beni.“Apa?” Dokter Diko semakin terkejut mendengar jawaban Beni karena Bramasta tidak pernah melakukan kesalahan dalam menjaga pola makan dan kesehatan.“Kamu seharusnya tetap banyak minum,” tegas Diko membantu Bramasta naik ke tempat tidur.“Kenapa tidak makan apa pun? Ini bukan kamu, Bram.” Dokter Diko dengan cepat memeriksa Bramasta dan menyuntikkan cairan.“Apa yang terjadi? Sesibuk apa pun kamu bekerja pasti makan di waktu yang tepat dan banyak minum,” ucap Dokter Diko memperhatikan Bramasta yang hanya diam saja. Sang presdir rebahan di atas kasur dengan mata terpejam. Pria itu sedang menenangkan diri hingga tertidur.“Di mana istrinya?” tanya dokter Diko.“Di kantor. Nyonya sedang bekerja di ruangan khusus,” jawab Beni.“Jadi, berita tentang Aqeela dirawat itu

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 68 Tidak Peka

    Aqeela benar-benar bingung dengan tindakan Bramasta. Dia tidak pernah memikirkannya. Pria itu terlalu berani memberikan kunci utama dari ruang kendali.“Om!” Aqeela mendorong tubuh Bramasta menjauh darinya. Dia menyadarkan diri bahwa dirinya tidak bisa menerima itu.“Ada apa, Aqeela?” Bramasta bingung.“Kembalikan!” perintah Aqeela pada computer pintar. Dia menarik kembali tangan Bramasta dan memverifikasi data secara ulang dengan cepat.“Konfirmasi berhasil,” ucap computer.“Kunci otomatis!” perintah Aqeela.“Kunci,” jawab computer.“Aqeela!” Bramasta menarik tubuh Aqeela. Dia memegang pundak wanita itu dan menatap tajam.“Kenapa?” tanya Bramasta kesal.“Perusahaan ini akan aman di tangan Om. Aku tidak pantas,” jawab Aqeela tersenyum.“Kenapa? Apa ini adalah cara kamu menolakku?” Bramasta benar-benar merasa tidak punya harga diri. Dia sudah menyatakan cinta dengan memberikan perusahaannya kepada Aqeela.“Bukan. Bukan begitu, Om. Aku adalah orang yang tepat janji. Aku akan melindungi d

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 67 Chip Pelindung

    Bramasta menarik Aqeela ke belakang dirinya. Seorang pria dengan mudah menyadari bahwa lelaki lain tertarii kepada wanitanya. “Apa kamu menyelidiki tentang Aqeela?” tanya Bramasta menatap tajam pada Jordi. “Kak, di berita jelas disiarkan pembalap itu bernama Aqeela Calizta Anggara. Apa Kakak lupa aku sangat suka balapan, tetapi dilarang kalian.” Jordi tersenyum tipis dan melirik pada Aqeela. “Tidak disangka. Menantu kesayangan keluarga kita adalah seorang pembalap. Aku benar-benar senang.” Senyuman Jordi memiliki banyak arti. “Aqeela, kapan-kapan mungkin kita bisa balapan berdua. Aku punya motor balapan di rumah. Aku akan memberikan satu untuk kamu,” ucap Jordi mendekat. “Kenapa Jordi menyerang Perusahaan Om Bram? Apa karena warisan atau ada persaingan lainnya? Mereka terlihat baik-baik saja, tetapi di belakang saling serang.” Aqeela terlihat hati-hati dengan Jordi karena dia sudah tahu bahwa pria itu bekerja sama dengan Elena untuk menghancurkan Bramasta. “Sebenarnnya, aku tidak

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 66 Bergairah

    Aqeela masih berada di atas pangkuan Bramasta. Wanita muda itu berusaha membuka tangan yang melingkar di pinggangnya. Dia ingin lari dan menghindari sang suami.“Aqeela.” Bramasta menekan leher Aqeela hingga mendekat ke wajahnya.“Berikan aku ciuman,” ucap Bramasta.“Tidak mau!” Aqeela berusaha berontak.“Kalau begitu kamu harus memberitahuku siapa orang yang membocorkan identitas kamu?” tanya Bramasta.Napas hangat pria itu dapat dirasakan Aqeela melalui hidungnya. Ada aroma mint yang menyegarkan.“Dia tidak membocorkan tentang identiasku, Om. Orang itu hanya tahu bahwa aku adalah seorang hacker yang dicari sehingga memanfaatkan musuh Om untuk menyerang,” jelas Aqeela.“Apa?” Bramasta menatap pada Aqeela.“Om tidak usah khawatir. Aku sudah menggagalkan rencana mereka dari jarak jauh. Aku juga akan menanamkan pelindung di setiap robot yang akan dikirim kepada pelanggan,” ucap Aqeela.“Katakan siapa!” Jika tidak….” Bramasta memperhatikan bibir merah muda Aqeela.“Apa?” Aqeela bertahan u

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 65 Membanggakan

    Anggara datang ke kampus Aqeela bersama dengan Marlina. Mereka berada di aula bersama orang tua serta mahasiswa yang berprestasi.“Kami ucapkan selamat datang kepada tamu undangan yang telah berkenan hadir di ruangan ini. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan berita duka,” ucap pembawa acara sedih.“Mahasiswi paling cerdas dan telah berprestasi hingga tingkat internasional yaitu Aqeela Anggara. Dia mengalami kecelakaan ketika mengikuti balapan di Singapura dan hingga saat ini masih belum sadarkan diri,” lanjut wanita itu.“Kami sangat berduka karena berita ini. Kami tidak bisa mengunjungi Aqeela karena perlu perawatan intensif,” jelas wanita itu lagi.“Apa?” Semua orang terkejut.“Jadi, benar bahwa yang balapan itu adalah Aqeela.” Ruangan menjadi riuh mendengarkan kabar tentang Aqeela.“Dia tetap menang,” ucap yang lain.“Benar. Kabarnya begitu. Dia satu-satunya pembalap yang menyelesaikan putaran hingga garis finish,” sambung lainnya.“Kami akan mengundang langsung orang tua da

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status