ASI Untuk Putra Sang CEO

ASI Untuk Putra Sang CEO

last updateLast Updated : 2025-01-08
By:  Zinnia AzaleaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
73Chapters
14.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Alana yang baru saja kehilangan sang buah hati akibat penyiksaan dari suaminya mendapatkan tawaran menjadi ibu susu dari anak seorang CEO. Sang CEO yang bernama Elzaino terpaksa mencari ibu susu karena sang istri kabur dengan cinta pertamanya dan meninggalkan buah hati mereka begitu saja. Melihat sikap Alana yang polos, tulus dan baik hati, serta melihat cinta kasih yang diberikan Alana pada putranya membuat perasaan El tergugah dan jatuh hati pada wanita itu. Akan tetapi, saat bunga-bunga cinta itu bermekaran, sang istri yang bernama Amanda kembali dan berusaha merebut putra mereka karena El menolak kembali padanya. Ditambah dengan penolakan sang ibu dan adik-adiknya pada hubungan dirinya dengan Alana membuat Elzaino semakin bimbang. Mampukah ia mempertahankan perasaannya pada Alana? Ataukah ia menyerah dan kembali pada sang istri yang kini memohon untuk kembali padanya dan mengajak membesarkan buah hati mereka bersama?

View More

Chapter 1

Kemalangan Hidup

Tangan Alana gemetar saat mengepel rumah sebesar istana itu. Napasnya tersengal, pinggang hingga kakinya terasa pegal dan kebas. Bekerja sebagai ART saat dirinya tengah hamil besar benar-benar membuat tenaganya terkuras.

Wanita berkulit putih itu tengah menyeka keringat yang bercucuran membasahi dahinya saat ART senior di rumah itu memanggilnya.

“Alana, kamu dipanggil Nyonya,” kata Bi Narti, menatap Alana prihatin.

Seharusnya dengan kondisinya yang sekarang, Alana beristirahat sambil menunggu kelahiran sang buah hati, bukannya bekerja tak kenal lelah seperti ini.

“Suamimu benar-benar nggak bisa diandalkan! Ke mana dia di saat kamu bekerja keras seperti ini?” gerutu Bi Narti, antara kesal dan juga kasihan pada Alana.

Alana hanya tersenyum miris. Heri, suaminya, tak pernah memberikan nafkah yang layak padanya. Ia bahkan dipaksa bekerja karena uang gaji suaminya sudah habis untuk bermain judi.

Alanalah yang memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan gajinya sebagai ART. Miris memang, tapi di dunia ini masih ada pria seperti Heri.

“Aku akan menemui Nyonya dulu ya, Bi,” katanya. Ia mencoba bangkit walau kesusahan.

Bi Narti membantu Alana dan menuntunnya untuk menemui Nyonya rumah. "Nyonya sudah menunggumu. Bibi ke dapur lagi ya," katanya sambil pamit.

Alana tersenyum hangat dan berterima kasih. Ia masuk ke ruang keluarga di mana sang majikan sedang duduk dengan wajah angkuh.

Sesekali tangannya pun mengusap perut buncitnya. Amanda, sang majikan, pun tengah mengandung. Bahkan jarak kehamilan Amanda dan Alana pun terhitung hanya berbeda minggu saja.

"Duduk!" perintah Amanda dengan tatapan tegas.

Alana manut, ia duduk di kursi di depan Amanda. Namun Amanda menatapnya dengan sinis, ia tersenyum merendahkan.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di sofa? Dasar pembantu tak punya adab dan sopan santun!" maki Amanda kesal. “Duduk di lantai!”

"Ma-maaf, Nyonya!" ujar Alana panik. Ia langsung berdiri dan duduk di lantai.

Ia tak mengambil hati atas ucapan pedas Amanda, karena sudah menjadi makanan sehari-hari ia dicaci maki oleh majikannya itu.

"Ini gajimu untuk bulan ini,” kata Amanda sambil menyerahkan sebuah amplop. “Perutmu sudah sangat besar. Aku akan memberikan cuti melahirkan padamu. Tapi aku tak akan menggajimu selama kau tak bekerja di rumah ini."

Alana mendongak menatap majikannya. Rautnya tampak resah mendengar ucapan Amanda. "Ta-tapi Nyonya, kata Tuan, saya diberikan cuti melahirkan selama tiga bulan dan bayaran saya full, Nyonya," katanya takut-takut.

Suami Amanda adalah seorang CEO bernama Elzaino. Ia adalah pria yang terkenal dingin, tetapi sangat memanusiakan pekerjanya. Berbeda dengan istrinya yang semena-mena. Namun, Elzaino tak selalu setiap hari ada di rumah. Ia hanya pulang satu minggu sekali atau bahkan satu bulan sekali jika jadwalnya sedang padat.

"Berani kamu membantah saya? Denger ya, babu! El itu adalah suami saya! Apapun keputusan saya, dia pasti menyetujuinya. Kamu jangan sok pintar mengingatkan saya!"

Amanda menunjuk Alana dengan gurat wajah kebencian.

Ia sangat tak suka bila ada seseorang yang melawan perkataannya. Apalagi dia hanya seorang asisten rumah tangga, yang menurut Amanda berada di hierarki terbawah.

Alana hanya bisa meremas daster usangnya. Hatinya perih setiap Amanda mengatainya babu. Ya, dia memang hanya pembantu. Tapi bisakah Amanda memperlakukannya selayaknya manusia?

"Jangan ngelamun! Kamu denger saya kan?" Amanda memelototkan matanya, seakan mata itu akan loncat dari tempatnya.

"I-iya, Nyonya," lirih Alana pasrah.

Alana pun membawa amplop gajinya selama satu bulan itu dengan gontai. Setelah berpamitan kepada Amanda, Alana memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Alana melihat Heri tengah menonton televisi. Pria itu bekerja sebagai tukang kebun di kediaman Elzaino dan Amanda. Namun, Heri tak pernah pulang larut, karena setelah pekerjaannya selesai, ia bisa pulang kapan saja.

"Baru pulang kamu?" tanya Heri, tanpa melihat ke arah sang istri.

"Iya, Mas," jawab Alana sembari membuka jaket rajut usangnya. Ia gantungkan di pintu dan duduk di kursi yang sudah mulai lapuk.

Rumah Alana memang sangat sederhana, bahkan bisa dibilang seperti gubuk reyot. Namun, Alana tetap bersyukur, karena gubuk ini adalah peninggalan kedua orang tuanya yang sudah tiada.

"Hari ini kamu gajian kan?" tanya Heri memperhatikan tas usang Alana. Alana mengangguk pelan.

Tiba-tiba, Heri mendekati Alana dan merebut tas usangnya itu.

"Mau apa kamu, Mas?" Suara Alana terdengar bergetar. Merasa ketakutan dengan sang suami yang berusaha merebut tasnya dengan paksa.

"Mana lihat uang gaji kamu? Aku pinjem dulu, aku perlu buat modal. Nanti aku ganti!" ucap Heri enteng. Dengan satu tarikan, tas Alana sudah berhasil Heri rebut.

"Jangan, Mas! Itu untuk kebutuhan kita dan calon anak kita!” seru Alana sambil berusaha mengambil kembali tasnya. “Jangan dipakai untuk main judi lagi, Mas!”

"Bukan judi, ini untuk modal!” bantah Heri. “Sudah jangan protes, aku pinjam sebentar uang ini!" Matanya berbinar ketika menghitung jumlah uang yang berwarna merah tersebut.

"Jangan diambil, Mas! Nanti sebulan ke depan kita makan apa?" Alana mengatupkan kedua tangannya di dada. Air mata sudah luruh membasahi pipinya.

Heri yang muak pun segera mengapit kedua pipi Alana dengan kasar, hingga ia meringis karena perutnya ditekan oleh tubuh Heri.

"Lepas, Mas, sakit!" Alana menyorot tajam wajah suaminya itu dengan tatapan memohon.

Tak pernah ia duga, pria baik-baik dan agamis yang dulu dijodohkan dengannya ini ternyata tak lebih dari monster yang membuat hidup Alana seperti di neraka. Berkali-kali Alana meminta cerai pada pria itu, namun Heri selalu mengancam akan membunuhnya jika sampai Alana menggugat cerai dirinya.

“Bosan hidup kamu, heh?”

“Mas, tolong ….”

Heri menjambak rambut panjang Alana, membuat kepala Alana mendongak ke atas. Kulit kepalanya yang terasa perih tak lagi dirasanya. Ia hanya bisa menangis.

"Dengar! Aku ini suami kamu. Jangan selalu membangkang kepadaku!” kata Heri penuh penekanan. “Aku hanya meminjam uangmu bukan meminta. Aku kan sudah bilang kalau aku menang judi, akan kubayar uang tak seberapamu ini dengan berlipat-lipat!"

Alana menggeleng sambil berurai air mata.

"Tidak ada yang kaya karena judi, Mas. Justru kita semakin terpedaya dan semakin miskin jika tak berhenti bermain judi. Nyebut, Mas! Kita akan punya anak. Anakmu tak akan senang mempunyai seorang ayah yang gemar judi dan mabuk-mabukan….” Isakan Alana semakin keras. Selain rasa sakit yang terasa di kulit kepalanya, hatinya pun sangat sakit karena sikap kasar suaminya.

"Jangan ceramah di sini, Sialan!" Heri membanting kepala Alana ke tembok, hingga kepala wanita malang itu berdarah.

Tak cukup sampai di sana, Heri kemudian mendorong Alana hingga terjerembab ke lantai yang masih beralas tanah. Membuat wanita itu begitu kesakitan. Darah dan cairan berwarna bening pun keluar dari jalan lahir Alana.

"Mas…!" pekik Alana.

Namun, mendadak semuanya menjadi gelap. Alana ambruk dan tak sadarkan diri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Carolin
Bagus ceritanya
2025-02-12 18:16:42
0
user avatar
Paijo
masuk cerita hot
2025-01-06 09:25:11
0
73 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status