Home / Romansa / Ah! Sentuh Aku Lagi, Om / Aldean Mulai Lagi...

Share

Aldean Mulai Lagi...

last update Last Updated: 2025-12-04 23:59:09
Koridor lantai delapan terasa jauh lebih lega begitu pintu ruang rapat tertutup di belakang mereka. Evan berjalan setengah langkah di belakang Aldean, wajahnya netral, tapi matanya jelas menyimpan komentar.

Beberapa detik hening berlalu sebelum Evan akhirnya bersuara pelan.

“Boleh jujur tidak, Tuan?”

Aldean melirik. “Biasanya kalau kau mulai begitu, berarti kau akan sarkas.”

“Bukan sarkas, Tuan. Ini lebih ke… kelelahan batin.” Evan menahan tawa kecil. “Drama keluarga mereka jauh lebih melelahkan daripada revisi tiga puluh halaman.”

Aldean nyaris tersenyum. “Kau baru sadar?”

“Tidak, Tuan. Saya cuma—” Evan mengangkat tangan dramatis. “—dikagetkan oleh kemampuan Nona Shasa berpindah mode. Lima menit sebelumnya dia menyerang Tuan Surya, tapi sebuluh detik kemudian langsung menangis. Multi–talent.”

Aldean menggeleng pelan.

Beberapa langkah kemudian, Evan kembali bicara, nada suaranya menurun.

“Tuan… kalau boleh bertanya, menurut Anda… setelah ini Tuan Surya bakal sadar? A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Detik-detik Terakhir...

    Ting.Sesampainya di depan lift, pintu terbuka dengan bunyi pelan.Kayra melangkah masuk lebih dulu. “Ayo cepetan, Cel.”Celine terpaku sepersekian detik sebelum akhirnya ikut masuk. Begitu pintu lift menutup, ruang sempit itu terasa semakin menekan.Celine buru-buru mengeluarkan ponselnya. Jarinya gemetar saat mengetik.Celine: [Om. Kayra ada di sini. Dia maksa naik. Om di kamar aja ya. Jangan keluar.]Bip.Pesan terkirim, tapi tak ada balasan.Lift mulai bergerak naik, membuat detik-detik terasa begitu panjang. Celine kembali melirik layar ponselnya. Masih sunyi. Tidak ada pesan masuk dari Aldean. Jantungnya semakin berdebar.‘Apa Om Dean masih mandi? Atau udah di dapur dan ponselnya ditinggal? Astaga… kalau iya, Kayra bakal lihat dia nanti.’Kayra menoleh. “Kamu kenapa dari tadi pegang HP terus?”“Enggak,” Celine cepat menyimpan ponselnya. “Cuma… bales chat.”Kayra menatapnya beberapa detik. “Cel… kamu yakin kamu nggak nyembunyiin apa-apa dari aku?”Pertanyaan itu membuat dada Cel

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Celine Ketahuan?

    BRAK.Pintu mobil Kayra tertutup keras.Wajahnya tegang sejak keluar dari rumah. Sejak semalam, panggilan ke ponsel ayahnya tak satu pun terjawab, meski ia sudah mencoba menghubunginya berkali-kali. Hingga pagi ini, kesabarannya benar-benar habis.Tanpa ragu, Kayra melangkah cepat menuju lobi apartemen elit itu. Namun, baru kakinya menjejak anak tangga, seorang petugas keamanan langsung menghentikannya.“Maaf, Nona. Tidak bisa masuk tanpa konfirmasi penghuni,” ujar pria itu tegas.Kayra berhenti tepat di depan petugas itu. Rahangnya mengeras.“Aku mau cari Papaku. Aldean Devantara. Dia di sini,” ucapnya dingin, tanpa basa-basi.Petugas itu tetap tenang. “Maaf, Nona. Kami tetap tidak bisa mengizinkan—”“Dari semalam aku telpon Papaku, tapi nggak ada jawaban,” potong Kayra, suaranya meninggi. “Ponselnya bahkan nggak aktif. Kalau sampai terjadi apa-apa sama Papaku, siapa yang tanggung jawab?”Beberapa penghuni yang melintas mulai melirik. Ketegangan di depan lobi naik seketika.“Kami tet

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Apakah Kehangatan dan Ketenangan Ini Akan Bertahan?

    Pagi menyelinap perlahan ke dalam kamar lewat celah tirai.Celine terbangun lebih dulu. Tubuhnya masih terkurung hangat dalam dekapan Aldean. Lengan pria itu melingkar di pinggangnya dari belakang, sementara satu tangannya terlipat di bawah kepala Celine, menjadi bantal yang kokoh dan menenangkan. Napas Aldean terasa teratur di tengkuknya.Celine tersenyum kecil. Ia menarik napas pelan, menikmati detik-detik itu. Keheningan pagi yang tenang. Kehangatan yang diberikan Aldean. Rasa aman yang jarang ia rasakan, tapi kini terasa begitu nyata.Perlahan, Celine berbalik menghadap Aldean agar tak membangunkannya. Wajah pria itu begitu dekat. Garis rahangnya tegas, alisnya sedikit berkerut, dan ekspresi tenang yang jarang orang lihat.Celine mengangkat tangan. Mengusap kening Aldean, turun ke hidung, lalu ke dagunya. Sentuhannya ringan, tapi penuh rasa.Aldean mengeliat kecil. Matanya terbuka perlahan, masih setengah mengantuk. Begitu fokusnya menangkap wajah Celine, kerut di dahinya menghila

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Kemarahan Kayra

    “Om Dean, aku... aku... udah mau. Ah—aku kayaknya... aku udah gila, Om.” gumam Celine, matanya yang sayu menatap penuh hasrat pada Aldean. Aldean juga, dia tak berkedip sedikitpun menatap wajah Celine yang menggoda, terlihat begitu cantik dan memikat. Melihatnya, Aldean tak mampu lagi menahan gejolak dalam dirinya yang semakin memuncak. Kenikmatan itu pun berkumpul pada satu titik di tubuhnya. “Oh, Bebi... aku nggak tahan lagi...” ungkap Aldean. Napasnya terengah-engah. Tanpa menunggu lama, dia semakin mempercepat tempo tekanannya hingga tak terkendali, rahang tegasnya mengeras, kepalanya mendongak ke atas. “Arghh, Celine...!” erang Aldean, suaranya berat dan sensual, sangat seksi dan menggoda. Hingga sepuluh menit berikutnya, Aldean tak tahan lagi dan akhirnya menyemburkan bibit unggulnya di dalam sana, membuat tubuh Celine bergetar hebat, merasakan hangat dan penuh di dalam dirinya saat gelombang kenikmatan itu menghantamnya tanpa ampun. Bruk! Tubuh Aldean yang kekar se

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Malam Panas

    Aldean mengatupkan rahang saat mendengar desahan merdu yang terus keluar dari mulut Celine. Goyangan amatir yang dilakukan Celine membuat Aldean mengeram tertahan, terhanyut oleh sensasi luar biasa yang ia rasakan. Meski masih amatir, gerakan Celine berhasil membuat Aldean kehilangan kewarasannya. Tatapannya yang penuh hasrat itu menelusuri perut ramping Celine, lalu naik ke da da sintalnya yang menggoda. Matanya berhenti sejenak di ujung merah jambu yang mengeras, kemudian menyusuri leher hingga wajah Celine yang tampak sangat menggoda dan seksi. “Engh... Om Dean... aahh ini... ini rasanya gila banget, Om,” rancau Celine tak terkendali, menikmati setiap penyatuan itu. “Ough... ahhh... kamu nikmat dan bikin aku candu, Bebi...” balas Aldean di sela desahnya. Satu tangan Aldean yang berada di pinggang Celine perlahan bergerak ke perut Celine yang rata dan mengelusnya, lalu beralih ke atas, menangkup bantalan kenyal dan besar itu. “Da da mu makin besar, Cel. Oh—kamu seksi bang

  • Ah! Sentuh Aku Lagi, Om   Kamu Yang Di Atas

    Aldean menunduk sedikit, hidungnya menyentuh pelipis Celine.“Nanti Kayra nungguin Om,” ujar Celine lirih. “Kalau Om nggak pulang, nanti dia bakal—”“Aku yang jelasin,” potong Aldean lembut, namun tegas. Tangannya mengusap punggung Celine perlahan. Menenangkan, tapi juga tak memberi ruang untuk dibantah. “Aku bilang malam ini ada urusan mendadak.”“Kalau dia curiga?”“Aku yang urus.”Celine mendongak, menatap Aldean ragu. “Om yakin?”“Aku yakin.” Tatapan Aldean mantap. “Aku mau di sini. Sama kamu. Bukan karena aku bisa, tapi karena aku yang milih.”Kalimat itu menghantam dada Celine pelan tapi dalam. Ia memejamkan mata sesaat, membiarkan hangat itu meresap bersamaan dengan rasa perih yang tak bisa sepenuhnya ia singkirkan.“Om keras kepala,” gumamnya kecil.Sudut bibir Aldean terangkat tipis. “Cuma kalau soal kamu.”Celine menghela napas, lalu mengangguk pasrah. “Ya udah. Tapi besok Om pulang.”“Iya,” jawab Aldean tanpa ragu.Ia merapatkan pelukannya. Tangannya naik ke tengkuk Celine,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status