Anak Untuk Bosku

Anak Untuk Bosku

last updateLast Updated : 2023-06-11
By:  Nara ZenniaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Karenina Ayla Dewi tidak pernah menyangka pekerjaannya sebagai sekretaris harus merembet menjadi ibu yang mengandung benih dari bosnya sendiri, Arshen Renand Wijaya, akibat obat perangsang sialan yang membuat keduanya melalui malam panas penuh dosa tanpa sadar. Karina benci pernikahan. Dia tidak pernah mempercayai adanya cinta, apalagi harus mengandung selama sembilan bulan dan menjadi ibu sedangkan di pikirannya hanya hidup untuk bersenang-senang. Berbanding terbalik dengan Arshen, bosnya selama empat tahun itu justru merasa sangat bahagia mengenai kehamilan itu dan melakukan apapun demi sang calon anak. Dan memohon pada Karina untuk bersedia menikah dengannya. Karina harus membuat keputusan! Melahirkan bayi ini dan segera meninggalkan Arshen, atau justru malah akan bertahan?

View More

Chapter 1

01. Malam Pendosa

"Jadwal anda hari ini sudah selesai, Pak. Dan untuk besok, akan ada rapat dengan klien pada pukul delapan. Saya sudah menyiapkan semua berkas-berkasnya." Kata Karina kembali mengecek pada sebuah buku agenda yang tidak pernah lepas dari tangannya itu.

Arshen mengangguk. "Terimakasih, Karina. Setelah ini, kau ikut makan malam denganku."

"Baik, Pak."

Detik selanjutnya keheningan mereka terpecahkan dengan dering ponsel yang berasal dari dalam kantung jas Arshen.

Pria itu sempat mengeceknya, namun ketika sudah terdengar decakan dan tanpa perlu pikir panjang langsung mendiamkan panggilan itu, sudah jelas pasti berasal dari Maura.

Mantan pacar Arshen.

Karina yang sudah bekerja lima tahun dengan Arshen tentu mengetahui sedikit banyak mengenai kehidupan pribadinya. Dan hubungan Arshen dengan Maura sangat tidak baik.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Maura masih tetap mengejar-ngejar cinta Arshen, tapi sepertinya pria itu sudah mati rasa.

"Menu makan malam kali ini adalah US Prime Rib Eye Steak, favorit anda, Pak."

Kata Karina menyebutkan menu yang sebelumnya memang direquest langsung oleh Arshen.

Lalu ekor matanya tidak sengaja menangkap kehadiran Maura beberapa meter dari mereka duduk, dan kini mulai berjalan menghampiri.

Arshen hanya mengangguk, fokusnya masih pada ponsel. Entah ada urusan penting atau memang sengaja untuk mengacuhkan perempuan yang kini memanggil nama sang mantan dengan suara mendayu manja.

"Arshen.. apa semua pekerjaanmu sudah selesai?"

Menyadari tidak ada tanggapan apapun dari pria itu, Maura beralih menatap Karina.

"Bagaimana dengan jadwal Arshen?"

"Semua jadwalnya sudah selesai, Nona."

Maura tersenyum miring. "Baiklah."

"Arshen, apa kau ingin minum wine?" Maura kembali bersuara. "Biar aku ambilkan, ya?"

Tak disangka, Arshen menjawab.

"Sekalian untuk Karina juga. Dia sudah bekerja keras hari ini."

Karina kelabakan, terlebih saat Maura meliriknya tidak suka. "Saya yang ambilkan untuk anda dan Nona Maura—"

"Tidak apa-apa kok, Karina. Biar aku saja yang ambil. Sebentar, ya."

"Karina, setelah selesai makan malam kau boleh langsung istirahat di kamarmu."

"Sungguh?" Sedikit sulit dipercaya karena jarang sekali Arshen mengizinkannya pergi sebelum dirinya pergi juga. "Terimakasih, Pak."

Karina mengangguk hormat.

Karina kemudian memutuskan untuk memakan steak di hadapannya ini dengan buru-buru. Meskipun rasanya sangat memanjakan lidah, tapi ia memilih untuk segera tidur daripada melihat drama di depan matanya yang entah sudah memasuki berapa episode ini.

Karina juga tidak tahu apa yang salah sebenarnya, mengapa Arshen menolak kembali pada Maura padahal bisa dibilang dia adalah perempuan yang mendekati kata sempurna.

Maura adalah seorang model terkenal yang tidak perlu diragukan lagi kecantikan dan keseksian tubuhnya. Keluarganya juga sama terpandangnya dengan keluarga Wijaya.

"Kalau begitu, saya izin beristirahat lebih dulu, Pak. Kalau anda membutuhkan sesuatu, langsung hubungi saya saja."

Arshen terlihat berpikir tapi akhirnya mengangguk juga.

Ketika perempuan itu hendak berdiri, tepat disaat itu juga seorang waiter menghampiri meja keduanya.

"Ini untuk anda, Pak Arshen." Pria berseragam hitam putih itu memberikan gelas padanya lebih dulu. Disusul dua gelas lain kemudian.

"Karina, maaf sebelumnya, tapi apa kau bisa mengirimkan lebih dulu email yang dikirimkan perusahaan Pak Bagas tadi pada saya? Saya ingin mempelajarinya langsung malam ini."

"Tentu, Pak."

Karina beralih membuka iPad yang berisi semua pekerjaannya itu. Lagi-lagi mengendus kesal dalam hati meskipun wajahnya tersenyum manis.

Arshen memang seorang workaholic yang selalu menyempatkan diri untuk bekerja di manapun dan kapanpun, bukan bekerja saat sempat saja. Tapi tolonglah, Karina sudah sangat ngantuk sekarang ini.

Sambil terus menggerutu dalam hati dan mata yang tidak teralihkan dari layar, tangannya meraih begitu saja gelas wine yang ada di meja dan meneguknya hingga tandas.

Tangannya sebisa mungkin digerakkan dengan cepat agar bisa cepat pula segera pergi dari tempat ini.

"Sudah selesai, Pak."

"Terimakasih, Karina."

"Saya permisi, Pak."

Perempuan itu kembali mengecek card hotel miliknya.

Lantai delapan, kamar nomor 808.

Awalnya semua terasa baik-baik saja, hingga entah mengapa Karina merasa cuaca tiba-tiba berubah menjadi panas. Hingga keringat sebiji jagung tak sadar mulai bercucuran di pelipisnya.

Karina menatap sekeliling, dan terdapat AC di tiap sudut. Tidak mungkin kan, hotel bintang lima seperti ini tapi AC-nya rusak?

Perempuan itu meneguk saliva saat merasakan suhu tubuhnya semakin naik, rasanya ingin segera memasuki kamar dan membuka semua pakaiannya.

Aneh sekali, Karina merasakan tubuhnya mendadak semakin tidak beres.

Panas, dadanya terasa..

"Karina."

Karina menoleh cepat. Entah mengapa jantungnya berdegup kencang begitu saja hanya karena mendengar suara berat milik Arshen. Padahal, suara itu sudah Karina dengarkan hampir setiap hari selama lima tahun lamanya.

Di luar dugaan, pria itu terlihat gelisah dengan dasi dilonggarkan dan tiga kancing teratas kemejanya yang terbuka.

Atau benar, AC di lantai hotel memang ini rusak?

"Karina.. Apa kau bisa menunjukkan di mana kamar saya?"

Pergerakan Karina yang hendak mendorong pintu terhenti.

"Kamar anda ada di sebelah sini, Pak."

Karina mengambil card hotel milik Arshen yang masih ada di dalam tasnya, membukakan pintu itu lalu mempersilakan bosnya untuk memasuki pintu di hadapannya ini.

"Silahkan, Pak."

Ketika Arshen sudah melewatinya, Karina kembali bergegas kembali menuju kamarnya. Ingin melesat masuk, sebelum sebuah tangan kekar menahan pintu yang hendak ditutup itu.

"A-ada apa Pak Arshen? Apa anda butuh sesuatu?"

"Ya. Saya membutuhkanmu, Karina."

Tangan Arshen yang semula menahan pintu kini mendorong tubuh Karina hingga keduanya memasuki kamar dan langsung menutup pintu yang otomatis terkunci itu.

Karina mengerjap bingung. Meskipun otaknya sedang tidak bisa diajak untuk berpikir jernih sekarang.

Tubuhnya semakin tidak nyaman saat melihat Arshen dengan keadaan seperti ini dalam jarak lima senti darinya.

Karina tidak mengerti.

Tubuhnya bergetar.. dan panas.

"Baik, Pak. Apa yang bisa saya bantu?"

"Ini."

Tanpa aba-aba apapun Arshen menelungkup wajah Karina dan membungkam bibir merona itu menggunakan bibirnya hingga Karina melotot tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan sang atasan saat ini.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Karina  berusaha memberontak namun rasanya seperti sia-sia.

Arshen memejamkan matanya dan terlihat sangat menikmati ciuman sepihak ini. Pria itu melumat dalam bibir Karina seolah ini adalah kesempatan terakhirnya.

Sedangkan lawan mainnya sibuk menepuk-nepuk pundak Arshen berkali-kali, oksigen di dadanya sudah diraup habis.

"Karina, saya sudah tidak tahan lagi."

Akal sehat Karina benar-benar sudah berfungsi. Sentuhan-sentuhan itu seolah membantunya.. untuk menghilangkan rasa tidak nyaman ini.

Karina semakin tidak mengerti.

"Karina, maaf.."

Itu adalah kata-kata terakhir yang keluar dari bibir merah merekah Arshen sebelum Karina kehilangan kesadaran dan pakaiannya terlucuti satu persatu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status