Kisah cinta rumit antara atasan baru dengan bawahan yang dari sebelum bekerja sudah menjalin hubungan. Bedanya mereka terpisah dan baru bertemu lagi, tapi dahulu mereka bukan pasangan kelasih melainkan musuh bebuyutan yang merangkap menjadi pesuruh. Vasya yang malang pernah melakukan sebuah perjanjian dengan lelaki tampan semasa SMAnya, yang bernama Jaden. Sialnya lelaki itu menyimpulkan perjanjian itu secara keterlaluan dan sampai sekarang masih berlanjut bagai kutukan di hidup Vasnya. Setelah pertemuan yang sama sama dewasa ini membuat Jaden makin yakin bahwa ia harus membawa Vasya ke kehidupannya lagi sementara Vasya yang trauma karena masa lampau selalu menderita dan di jadikan babu oleh Jadenpun menolak mentah mentah. Kisah mereka masih berlanjut dengan di iringi psikopat yang hendak balas dendam karena kehidupannya terenggut oleh videonya bersama Vasya. Jaden sekuat tenaga menjaga Vasya agar tetap aman di sisinya tapi gadis itu benar benar tak bisa di atur, sosok dewasanya benar benar berbeda dengan dahulu. Lambat laun Jaden mencoba mengubah karakternya untuk bagaimana caranya bisa membuat Vasya luluh. Dengan beribu perjuangan akhirnya Vasya bisa memahami bagaimana perasaan Jaden dan merekapun mencoba menjaga satu sama lain.
View More"Maaf pak saya akan revisi ulang."
"Sudah berapa kali kamu mengulangi proposal ini?!"Atasan mirip singa itu membanting dokumen setebal penghapus ke lantai. Semua jerih payah Vasya berhamburan begitu saja sementara pak Herry masih saja misuh misuh tak karuan karena masalah titik koma yang tak begitu pas di dalam frasa yang gadis malang itu ketik.Sebenarnya gadis itu sudah kebal bahkan membebalkan diri dengan arogansi macam ini, ia tahu bahwa lelaki yang sekarang mengeluarkan kata kata binatang itu punya dendam padanya di masa lampau jadi ia hanya bisa menerima semua cercaannya dengan lapang dada."Kamu itu ya tidak becus padahal sudah bertahun tahun berkerja!"Andai gadis itu lemah ia pasti sudah menangis tapi tidak, ia bukan wanita macam itu. Dengan percaya diri dia menghembuskan nafas lalu menata dokumennya dan langsung bangkit dengan tujuan mendengarkan cercaan bertubi tubi itu kembali.Maklum dia bukan pewaris jadi hal semacam ini harus ia patuhi walaupun rasanya ingin menampol wajah pak Herry menggunakan hak tinggi yang sedang ia kenakan. Kali ini mungkin satu mata pak Herry bisa tercongkel kalau saja ia serius nekad melakukannya tapi yang ia lakukan hanya meringis.Memaksakan senyumnya yang super duper irit tentu akan sangat menghemat emosi. Dengan seperti itu maka pak Herry akan bosan sendiri mengomel karena ia tak terpancing sama sekali."Ya sudah kembali bekerja! Kamu lembur hari ini!"Hanya desahan pasrah yang keluar lalu Vasyapun pamit pergi menuju mejanya sendiri. Ia jelas tahu kenapa pak Herry amat membencinya."Semangat Vasya, dia hanya perlu perhatianmu."Vasya hanya tersenyum kecut kepada kak Viola lalu berlalu menuju meja kerjanya. Untuk yang kesekian kalinya ia berkutat di proposal yang sama. Atasan bangsat itu memang benar benar tak bisa membedakan mana privasi dan mana pekerjaan. Jelas sekali lelaki beruban itu masih setara dengan bocah kelas 3 SD.Mata Vasya masih memandang ruangan pak Herry sambil berpikir dengan keras juga meremas kertas di tangannya. Saking membuncahnya rasa muaknya sampai sampai mulutnya berdesis seperti medusa.Sabar sabar sabar...Setelah mendesis akhirnya perasaannya bisa normal kembali. Ia terus melantunkan kata sabar lalu kembali lagi berkutat dengan proposal sialan yang sudah mirip jamur baginya karena saking lamanya ia merevisinya.Ting !Kolom chat kantor berdenting tanda bahwa ada pesan masuk. Tangan Vasya segera mengkliknya dan rupanya itu ajakan makan siang dari Amanda. Dengan malas Vasya menatap meja Amanda lalu nyengir ogah ogahan padanya. Gadis itu hanya terkikik melihat ekspresi teman karibnya yang lecek karena omelan si tukang rese Herry.Setelahnya Amanda mengirim pesan lagi, dia mengirim kata kata penyemangat dengan di sertai gambar hati warna orange di belakang. Vasya melihatnya hanya bisa tersenyum samar, dalam hati ia berterima kasih dengan Amanda yang sudah berulang kali mengembalikan moodnya.Jika ia sendirian di ruangan ini maka ia fix bisa langsung bunuh bunuhan dengan Herry tapi untung Amanda sangat di butuhkan sebagai peredam amarah di sanubari Vasya. Kesalahan pak Herry amatlah fatal, Jika dia bukan boss maka sudah di tendang hingga mati oleh Vasya karena perlakuan lelaki itu padanya tempo hari.Tidak tidak. Segera hilangkan memori itu, itu sudah berlalu dan tidak penting lagi.Reflek kepala Vasya menggeleng dengan keras, ia mencoba fokus melihat komputer tapi rasanya sama saja. Hingga waktu makan siangpun tiba menyelamatkannya dari pekerjaan yang tak pernah selesai walaupun ia berusaha semaksimal mungkin. Amanda segera menarik tangannya dan kedua gadis itupun sudah hilang duluan mendahului yang lain.Pak Herry yang baru keluar langsung membatin karena kursi Vasya sudah kosong, lelaki pecundang itu terus saja mencari masalah."Dasar si Vasya di suruh kerja saja bodohnya minta ampun giliran makan nomor 1."Mendengarnya semua rekan kerja Vasya hanya bisa garuk garuk kepala mereka, mereka jelas tahu bahwa atasan mereka memang menargetkan Vasya untuk di benci karena suatu hal. Dan ironinya mereka tahu alasan Vasya di benci, mana bisa mereka tak tahu karena kejadiannya jelas mereka lihat sendiri."Lihat saja saya pasti akan memecatnya."Kali ini para rekan rekan yang masih berdiri mematung seketika melotot kepada pak Herry. Mereka tak percaya juga merasa iba dengan gadis malang yang tak salah apa apa, malah gadis itu adalah korbannya si Herry Potrek. Para reka satu ruangan itu saling pandang tapi tak berani untuk mengucapkan sesuatu. Mereka jelas tak bisa membela Vasya terang terangan.*Di ruangan itu hanya tinggal Amanda, Viola dan juga Vasya. Mereka tampak sibuk di komputer masing masing tapi pekerjaan mereka jelaslah berbeda. Amanda asik main soltaire, Vasya mengerjakan proposal sialannya sementara Viola asik mengotak ngatik video."Kalian tak pulang?""Nanti, aku sedang menunggu Vino menjemputku."Amanda kembali memainkan game dengan malas karena ia jengkel dengan pacarnya yang dari tadi bilang otw tapi tidak sampai sampai."Aku masih sibuk dengan klip video promosi.""Oh, promosi untuk iklan mie itu kak Viola?"Dari seberang Viola hanya berdehem lalu fokus lagi dengan pekerjaannya sementara Vasya masih sibuk mengetik dan sekarang sampai di halaman 20. Rasanya tangannya mulai keriting, ruas ruas jarinya seperti membengkok tapi ia masih harus menyelesaikannya.Tepat pukul 22.45 Amanda serta Violapun berpamitan pergi."Sudah selesai kak Videonya?""Sudah, besok pagi di lihat ya."Vasya hanya mengangguk sementara itu Amanda menghampirinya dan memberikan susu kotak untuk membuat teman karibnya itu bersemangat."Semangat ya, aku pulang dulu Vino sudah menjemput."Vasya hanya mengangguk dan menyuruh mereka untuk berhati hati karena ini sudah sangat larut."Ihh kamu yang hati hati di sini banyak hantunya lo."Mendengarnya Vasya hanya tersenyum samar, ia jelas tak takut karena setiap harinya ia sudah bertemu hantu sialan yang selalu menyuruhnya untuk revisi. Kedua gadis itu berjalan menjauh menuju pintu keluar meninggalkan Vasya seorang diri.Baru 21 halaman kurang 20 halaman lagi. Badannya sudah pegal tapi tak bisa menyerah begitu saja. Iapun melanjutkan perjuangan sia sianya kembali. Apapun perkataan pak Herry pasti sama saja baginya makanya ia tak mengharapkan lebih yang penting ia hidup dan dapat berkerja walaupun seberat ini ujiannya.Entah kenapa aura di dalam ruangan itu mulai membuat bulu kuduk Vasya merinding. Tampangnya yang sudah tak karuan segera menoleh kanan kiri tapi tak ada siapapun hanya ruangan dingin yang kembali mengitarinya.Tapi dia jelas merasakan sesuatu. Dengan gugup ia mencoba mengetik kembali menyelesaikan 20 halaman itu secepat yang ia bisa. Dan saat ia menoleh ke arah pintu kebetulan pintu itu bergerak entah di gerak kan oleh siapa.Ceklekkk....Rasanya Vasya mau pingsan saja, ia tak berani memikirkan hal lain selain kenyataan bahwa itu ulah angin padahal jelas bukan."Brukk!!!"Tubuh wanita paruh baya itu terpental jauh karena ditabrak kontainer yang sedang mengantarkan makanan ringan. Mamanya Vasya langsung tak sadarkan diri karena saking syok juga sakit tak karuan. Baju warna peach yang ia pakai bersimbah darah apalagi bagian kepalanya yang nampaknya menghantam pinggiran jalan. Semua oranh berusaha mendekat dengan kepo dan ada yang lain menelpon ambulance segera*Di kamarnya yang nyaman Andri masih tertidur pulas, di sore itu ia sama sekali tak ingin melakukan apa apa bahkan ponselnya sudah berjauhan darinya sejak 2 jam yang lalu. Tentu saat pihak rumah sakit menelponnya ia tak kunjung merespon karena Andri pikir itu telepon iseng. Tapi untung rasa lapar membangunkannya dan membuatnya menatap layar ponselnya dengan seksama.Disitu ia langsung panik tentu saja, Vasya tak ada di dekatnya dan sekarang ibunya malah masuk rumah sakit. Dengan dandanan ala kadarnya ia langsung pergi ke rumah sakit tanpa angan angan apa apa, yang ia tahu mungkin penyak
Dan mamanyapun langsung bangun dari mimpinya, ia melihat sekeliling kamarnya dengan mata lesu, Mimpi barusan membuatnya berkeringat dengan jantung yang masih berpacu liar sampai sekarang. Vasya kamu dimana? Seketika telponnya berbunyi dan mamanya merasa seperti dejavu, dia melihat layar ponselnya untuk memastikan bahwa itu nomor yang tidak dikenal. Tapi ternyata bukan, nomor itu milik ibu Romiah. "Halo?" Dan intinya adahal ibu Romiah hendak mengembalikan uang, ia meminta ketemuan dengan mamanya Vasya nanti jam 1 di suatu taman. Dengan sumringah tentu mamanya Vasya menyetujuinya, siapa yang tak setuju uangnya mau kembali tentu saja ia sangat antusias. Mamanya bahkan lupa dengan mimpi barusan, ia tetap menyangkal bunga tidur tersebut dan mengatakan kepada Andri supaya ia mau mencari kakak perempuannya karena mamanya hendak bertemu dengan seseorang. "Sama siapa?" "Ibu Romiah" "Ngapain?" "Katanya ia mau membayar hutang" Andri mengangguk angguk tapi ia tak sepenuhnya set
Awalnya dikira dia akan membeli guk guk atau kucing yang lucu lucu tak tahunya sampai sana malah ia kembali lagi, tak jadi ia melihat lihat kesana setelah penjaganya keluar, ternyata mas mas yang dulu kerap bertukar sapa dengannya sudah mengundurkan diri. Sayang sekali. Padahal seingat Vasya mas mas tersebut bekerja hampir 10 tahunan tapi kenapa resign segala. Vasya pindah haluan lagi, ia kini berjalan di samping trotoar sambil mengecek ponselnya. Kira kira ia mau ngapain apakah benar harus ke jogja atau ada opsi yang lain. Ponsel Vasya berbunyi dan itu adalah ibunya. Vasya melengos lalu mengantongi ponselnya, paling juga ibunya mau nitip sesuatu. Ogah ma, jangan nitap nitip! Selanjutnya Vasya berjalan kembali, ia kemudian terduduk di halte bis, tak lama bis arah luar kota mendekat dan tanpa sadar ia juga merasa takut, ia hanya ikut naik saja tanpa tujuan dan rencana yang memadai. Gadis konyol itu sekarang terduduk di kursi belakang sambil menghidupkan earphonenya. * Har
Vasya angkat tangan percuma memarahi ibunya, mending dia pergi, masa bodoh ibunya mau ngomong apa pokoknya ia masa bodoh. Mau dikatakan marah ya jelas marah tapi ia mau marah ke siapa. Entahlah Vasya badmood sekali pagi ini, dihari libur itu ia sudah membuat rencana dan berhubung ibunya kebangetan jadi ia hendak pergi sejak pagi. Lebih baik begitu timbang ia menelan ibunya bulat bulat. "Mau kemana?" "Pergi!" Sudah begitu saja dan Vasya benar benar bablas tanpa kata yang berarti. Andri yang tahu kakaknya sedang marah hanya melirik ibunya sebentar dan sang ibu tiada rasa penyesalan sama sekali. "Mama keterlaluan!" Ibunya rada kaget melihat ekspresi Andri yang menyeramkan dan kemudian Jaden duduk di meja makan. ia menanyakan Vasya yang tak kelihatan batang hidungnya. "Kakak sudah pergi" "Kemana kan ini hari libur?" Andri mengiyakan bahwa ini hari libur tapi bukan untuk Vasya. Ada aja yang mau ia lakukan di akhir pekan ini. "Entahlah kelihatannya dia ngemall hari ini"
Halo apa kabar?Ini nyasar atau bagaimana?Kok tumben amat atau salah kirim?Pesan yang sama sekali tak ingin dia baca tapi malah kebuka karena tangannya yang tak sengaja, yang selalu ia pikirkan namanya kini sudah berubah hendaknya ia segera sadar. Vasyapun langsung menghapus nomornya, baiknya memang begini.Ini yang namanya merelakan.Sudah diputuskan bahwa ia tak ikut campur lagi urusan mantan sahabatnya lagi. Semoga saja mereka bahagia, urusan Vasya hanya berusaha bangkit lagi dan hidup kembali seperti biasa.Dan akhirnya Vasyapun mencoba menutup matanya walaupun batinnya bergejolak tak karuan. Rasanya ia ingin menelpon kembali Armin. Hmmm lagi lagi ia berubah bodoh lagi perasaan beberapa menit yang lalu ia pintar dalam menghadapi pesan nyasar tersebut.Hingga yang terbaik sekarang adalah minum pill disebut solusi baginya agar ia bisa tidur tentu saja.*Siang tadi ia mimpi buruk dan malam ini ia tidak bermimpi sama sekali hanya saja ia mengorok dengan lantang di sela sela tidurny
Rasanya Jaden sedang memaksa Vasya dengan apa yang terjadi pada ibunya, seolah ia tahu segalanya."Jangan konyol!"Nada bicara Vasya langsung membuat Jaden meremang, ia langsung tahu kalau Vasya sedang badmood sekarang ini."Kenapa selalu membahas penyakit ibuku?"Jaden menggeleng, ia hanya khilaf saja dan kampretnya itu berulang kali, orang gila mana yang percaya begitu saja."Tenang Sya semua bisa di pertanggung jawabkan!"Halah setan!Vasya langsung hendak memiting kepala Jaden yang sedang enak enak menyetir, lelaki itu langsung panik sementara Vasya gemas setengah mati."Sya tenang sya tenang!"Tapi Vasya tak bisa tenang, ia malas kalau harus tenang menghadapi Jaden yang pendusta berat."Maafkan aku please!"Ngimpi ya kamu?*Sialnya Vasya karena saat Jaden mengantarkan dirinya pulang delalah di rumah beliau sedang berkunjung dan Andri kebetulan sedang pergi sebentar. Alhasil melihat Jaden begitu iapu menawari Jaden untuk masuk rumah dulu."Ngapain sih ma!"Vasya ini sangat buruk
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments