Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai

Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai

last updateLast Updated : 2025-04-29
By:  Senja BerpenaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 ratings. 10 reviews
11Chapters
662views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Surat cerai yang dilempar Kevin pada Julia membuat hati Julia sangat hancur. Dia begitu mencintai Kevin. Namun, ternyata Kevin tidak begitu tulus mencintainya. Setelah tahu alasan Kevin menceraikannya—karena telah mendapat wanita yang jauh lebih cantik dan seksi darinya, Julia pergi meninggalkan kediaman Kevin. Lebih parahnya lagi, rupanya orang tua Kevin mendukung Kevin bercerai dengannya. Julia akhirnya bangkit untuk membalaskan dendam dan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Kevin padanya. Ia dipertemukan dengan rekan kerja ibunya—Mike, seorang pengusaha muda kaya raya. "Maukah kau membantuku menghancurkan mantan suamiku?" "Dengan senang hati!"

View More

Chapter 1

Keputusan Perceraian yang Hina

"Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"

Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.

Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.

Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari.

"Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.

Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.

Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi.

"Aku tidak membutuhkanmu lagi dalam hidupku,” ucapnya dengan suara datar.

"Apa kurangku padamu, Kevin?" suaranya pecah, tubuhnya bergetar hebat. "Kenapa kau tega menceraikanku seperti ini? Apakah aku sudah tidak berharga lagi di hidupmu?"

Air matanya akhirnya jatuh, mengalir deras tanpa bisa ia tahan. Selama ini, ia mencintai Kevin dengan seluruh jiwa dan raganya.

Ia berjuang demi rumah tangga mereka, rela mengorbankan segalanya. Dan kini, balasan yang ia terima hanyalah pengkhianatan yang begitu kejam.

Kevin menatapnya dengan sorot mata tajam, penuh kebencian yang bahkan Julia tak pernah bayangkan sebelumnya. "Tentu saja! Kau tidak berharga lagi bagiku!" suaranya sarat dengan kejijikan.

"Lihat dirimu, Julia. Kau kucel, tidak menarik, dan tidak tahu bagaimana menyenangkan suami! Aku lelah denganmu! Aku malu pada rekan-rekan kerjaku karena ulahmu yang tak pernah terlihat cantik di depan mereka!"

Dunia Julia seakan runtuh. Kata-kata itu menusuk tepat di relung hatinya yang terdalam, meremukkan sisa-sisa kepercayaan dirinya.

"Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik..." ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Aku bekerja keras untukmu, untuk kita! Aku tidak pernah mengeluh! Aku tidak punya waktu untuk merawat diri karena semua waktuku kuhabiskan untukmu!"

Namun, Kevin hanya tertawa sinis. Tawa yang dingin, penuh penghinaan, yang membakar habis segala harapan Julia.

"Itu masalahmu! Aku tidak peduli! Aku ingin hidup dengan seseorang yang tahu bagaimana memperlakukan suaminya, bukan hanya sibuk berkutat di dapur dan mengabaikan suaminya sendiri!"

Julia menggigit bibirnya, menahan isakan yang semakin keras mengoyak tenggorokannya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, kuku-kukunya hampir menembus kulitnya sendiri.

"Jadi… semua ini karena aku tidak bisa tampil cantik untukmu?" matanya menatap Kevin dengan pandangan yang penuh luka.

"Kau tidak pernah memberiku uang untuk membeli make-up atau pakaian bagus! Kau bahkan tidak pernah peduli!"

Namun, tidak ada penyesalan di mata Kevin. Tidak ada rasa bersalah. Yang ada hanyalah keangkuhan dan ketidakpedulian yang membuat Julia ingin menjerit.

Betapa bodohnya ia selama ini.

Selama ini, Julia lah yang menemani Kevin, membantunya mengatasi bisnis yang hampir bangkrut. Ia yang bekerja siang dan malam, memastikan pria itu sukses, mendukungnya tanpa henti.

Namun kini, setelah tiga tahun ia berjuang, setelah Kevin berdiri kokoh di puncak kesuksesannya, pria itu justru melemparkannya ke jurang kehancuran.

Menceraikannya dengan cara hina seperti ini.

"Aku mohon, Kevin. Pertimbangkan lagi keputusanmu ini." Suara Julia nyaris tak terdengar.

Matanya yang membasah menatap pria di hadapannya, mencoba mencari secercah kebaikan yang mungkin masih tersisa di hatinya.

"Aku muak, Julia. Aku tidak ingin mendengar rengekanmu lagi. Sekarang, berkemaslah dan pergi dari rumah ini!"

Tangannya terangkat, menunjuk pintu utama dengan kasar—mengusir Julia dari rumah megah yang dulu ia sebut sebagai rumahnya.

Julia membelalakkan mata, dadanya naik turun menahan gejolak perasaan yang membakar setiap nadinya. "Apa? Malam ini juga? Kau serius ingin mengusirku?" suaranya bergetar antara marah, terluka, dan kecewa yang tak tertahankan.

"Ya! Malam ini juga!" Kevin menegaskan, tanpa ragu, tanpa belas kasih. "Aku tidak ingin melihatmu lagi di rumah ini!"

Belum sempat Julia mencerna ucapan itu, suara langkah kaki terdengar mendekat. Gemerincing perhiasan beradu, aroma parfum yang menyengat memasuki ruang tamu, menciptakan atmosfer yang lebih menyesakkan.

Dari balik pintu, muncul seorang wanita paruh baya dengan sorot mata tajam seperti burung pemangsa—Diana, ibu mertuanya. Tubuhnya tegap dengan dagu terangkat, seolah tengah menatap sesuatu yang lebih rendah darinya.

Di sampingnya berdiri seorang wanita muda berbalut gaun merah ketat yang mencetak sempurna lekuk tubuhnya.

Wajahnya penuh riasan tebal, bibirnya merah menyala, dan di sudut bibirnya terukir senyum yang lebih menyerupai ejekan.

Diana menyipitkan mata, bibirnya melengkung dalam ekspresi penuh penghinaan. "Dengar baik-baik, Julia. Kau sudah bukan menantuku lagi. Kevin sudah menceraikanmu, dan aku lega akhirnya beban ini terlepas dari keluarga kami. Aku muak dengan semua ini. Kau bukan istri yang pantas untuk Kevin!"

Seolah sebuah batu besar menimpa dadanya, Julia menatap wanita muda di samping mertuanya dengan curiga. Hatinya mulai merasakan firasat buruk, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Siapa dia?" tanyanya, suara hampir tenggelam dalam keterkejutan yang melumpuhkan.

Kevin menyunggingkan senyum dingin, senyum yang selama ini tak pernah ia berikan kepada Julia. "Dia Cindy. Calon istriku."

Langkah Julia goyah. Tubuhnya melemah, seakan gravitasi tiba-tiba menjadi lebih berat, menariknya ke dasar jurang penderitaan yang tak berujung.

Matanya membelalak, mulutnya sedikit terbuka, namun tak ada kata yang mampu keluar.

"Jadi... kau menceraikanku karena wanita ini?" suaranya pecah oleh isakan yang berusaha ia tahan.

Diana tertawa sinis, suara tawanya menggema di ruangan yang seketika terasa begitu asing bagi Julia. "Bukan hanya itu, Julia!" ucapnya penuh kemenangan.

"Kau tidak bisa memberiku cucu! Kau mandul! Aku tidak mau membuang waktu lebih lama dengan wanita cacat sepertimu!"

Kata-kata itu menghantam Julia seperti petir yang menyambar tanpa ampun. Tubuhnya menegang, darahnya berdesir dalam amarah yang perlahan mulai menggelegak.

Julia mengepalkan tangannya, matanya menyala penuh perlawanan. "Aku tidak mandul!" suaranya meninggi, penuh penolakan.

"Aku sudah berusaha! Aku bahkan pergi ke dokter dan hasilnya..." Napasnya memburu, dadanya naik turun menahan gejolak emosi. "Hasilnya kau yang bermasalah, Kevin!"

Ruangan itu seketika senyap. Untuk pertama kalinya, wajah Kevin berubah. Sekelebat keterkejutan melintas di matanya, namun ia segera menutupinya dengan tawa sinis.

"Omong kosong!" ucapnya dengan nada mengejek. "Cindy hamil anakku sekarang. Itu buktinya kalau aku tidak bermasalah!"

Julia mundur selangkah, dadanya terasa sesak seperti dihantam palu godam. "Tidak... tidak mungkin..." suaranya bergetar, kepalanya pening, seolah duniannya kini hanya dipenuhi kabut kegelapan.

Diana melipat tangan di dada menatap tajam wajah Julia. "Cepat keluar dari rumah ini, Julia. Cindy yang berhak tinggal di sini, bukan kau!"

Julia menatap mereka satu per satu. Air matanya terus mengalir, membasahi pipinya yang pucat.

Dengan suara yang penuh luka, namun juga kekuatan yang baru, ia berkata, "Kalian tidak akan pernah bahagia dengan cara seperti ini! Aku mencintaimu, Kevin! Aku sudah mengorbankan segalanya untukmu! Tapi ini balasanmu? Menghina dan membuangku seperti sampah?"

Kevin menatapnya dingin, tanpa goresan penyesalan sedikit pun. "Aku tidak pernah mencintaimu, Julia. Kau hanya batu sandungan dalam hidupku. Keluar dari rumah ini sebelum aku menyeretmu sendiri."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Yuningsih Ira
berharap happy ending....
2025-04-29 11:17:11
0
user avatar
Lala Khanafi
sukaaaa bngt sama karakter julia. keren kk bukunya.. mau lanjut baca lagi
2025-04-29 11:01:03
0
user avatar
Diajheng
kalo mereka bisa berakting kamu juga bisa bertindak jul.. ngga perlu akting ngga perlu sandiwara... lakukan dengan tegas... HANCURKAN kevin cindy... ga perlu diampuni manusia tak beradab macam mereka
2025-04-04 21:54:24
0
user avatar
Kania Putri
playing victim banget anda ya cindy merasa tersakiti eleh dasar ulat bulu. bagus julia bikin pelajaran tuh buat kevin tuman belagu bener astaga
2025-03-28 19:03:00
1
user avatar
Kania Putri
udah sih kevin lu jangan buang2 energi kali yakin menang lawan julia yg ada lu kalah kali, julia udah menguasai banget medan perusahaan lu mah cuma anak kemarin sore
2025-03-28 19:02:15
1
user avatar
Kania Putri
masalah cindy nanti dulu aja julia fokus balas dendammu sama kevin dan diana biar mereka tau rasa di bantu malah menghina balik. eh mike masih lajang ya mudah2an aja kalian malah berjodoh beneran nantinya ya
2025-03-28 12:48:53
1
user avatar
Kania Putri
jangan banyak tingkah kevin kalo bukan bantuan dr julia kamu tuh bakalan miskin gembel perusahaan gak bisa kaya kaya sekarang. nah gimana perasaanmu pas mike datang julia bilang tunangannya, satu kata mampus
2025-03-28 12:44:54
1
user avatar
Kania Putri
balas dendammu julia lewat bantuan mike moga mimpimu menjadi nyata. gimana diana syok kan kamu setelah tau siapa julia ini seorang donatur yayasan musik bahkan gak tanggung2 menggelontorkan dana yang fantastis
2025-03-28 12:39:49
1
user avatar
Kania Putri
jangan kamu tangisi pria kaya kevin julia air matamu terlalu berharga ini. bagus sekarang bangkit tunjukkan siapa kamu sebenernya bjat tuh kevin dan diana menyesal telah menghina kamu
2025-03-28 12:35:13
1
user avatar
Kania Putri
hadir suport buat buku barunya sukses selalu ya kak
2025-03-28 12:25:52
1
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status