Share

Bab 3

Author: Shenina
Tenggorokan Ashley terasa kering dan dia merasa semua ini begitu ironis. Mengusir orang dengan uang adalah keahliannya dulu, tapi kini dialah yang menjadi pihak yang diusir.

"Marcello tahu kamu melakukan semua ini di belakangnya?" tanyanya dingin.

Ivana tersenyum. "Mungkin kamu nggak tahu seberapa dalam hubungan kami. Dulu kami hampir menikah, tahu? Karena aku suka laut, dia membawaku liburan ke pulau yang berbeda setiap tahun. Karena aku rindu masakan masa kecilku, dia membeli sebuah restoran pribadi agar bisa membuatkan semua makanan favoritku kapan pun aku mau."

"Di dadanya ada tato berbentuk cincin mawar, itu tato yang kubuat sendiri untuknya. Cincin itu adalah janji pernikahan yang dia berikan padaku."

Ivana menatapnya dengan tatapan penuh arti. "Perlu aku ceritakan juga latar belakang keluarganya? Kamu sudah bersama dia tiga tahun, tapi bahkan nggak tahu siapa dia sebenarnya. Masih yakin dia benar-benar mencintaimu?"

Sekujur tubuh Ashley terasa dingin. Ternyata semua kesukaan Marcello selama ini hanyalah karena Ivana.

"Bu Ashley," Ivana melanjutkan dengan senyum yang semakin cerah, "Kamu pikir kamu yang membiayainya? Sebenarnya, dialah yang menjadikanmu pengganti diriku."

Ivana menyandarkan diri santai di kursi. "Percaya nggak, cukup dengan satu panggilan dariku, dia pasti akan langsung datang ke sisiku. Mau bertaruh denganku?"

Berbagai emosi berputar di hati Ashley, tetapi akhirnya semuanya tenggelam dalam ketenangan. Dia teringat ulang tahun pertamanya bersama Marcello. Lelaki itu membeli kue ulang tahun murahan. Bentuknya jelek dan rasanya pun tidak enak. Namun bagi Ashley, itu tetap kue terenak yang pernah dia makan.

Hari itu, dia berada dalam pelukan Marcello ketika meniup lilin. Dia berbisik, "Semoga tahun depan Marcello masih bisa merayakan ulang tahunku bersamaku."

Marcello tersenyum dan menjawab, "Setiap tahun aku akan selalu di sisimu saat ulang tahunmu."

Suatu saat ketika dia mabuk dan hampir diserang oleh seseorang. Marcello datang tepat waktu dan memeluknya dengan hati yang remuk sambil berjanji, "Mulai sekarang aku akan selalu datang di detik pertama waktu kamu membutuhkanku. Aku nggak akan membiarkanmu terluka lagi."

Bagi Marcello, janji itu tidak ada artinay sama sekali. Namun, saat itu Ashley malah menganggapnya serius.

Ashley menggenggam erat telapak tangannya dan memaksakan diri untuk tersenyum. "Sesuai keinginanmu, aku akan meninggalkannya. Tapi bukan karena ucapanmu malam ini."

Mendengar jawaban yang diinginkan, Ivana tidak berkata apa-apa lagi. Dengan sikap angkuh sebagai seorang pemenang, dia bangkit dan pergi begitu saja.

Beberapa hari berikutnya, Ashley sibuk mengurus urusan perjodohan yang dipaksakan oleh keluarganya, sementara Marcello sama sekali tidak menghubunginya.

Hingga suatu malam, saat Ashley datang ke klub tempat Marcello bekerja, dia melihat lelaki itu duduk di bar dengan wajah gelisah. Pandangannya terus beralih ke satu arah, bahkan tidak menyadari kehadiran Ashley.

Ashley mengikuti arah tatapannya dan menemukan Ivana di sana. Ivana dikelilingi beberapa pria yang jelas telah lama mengincarnya.

"Ah ... apa yang kalian lakukan! Jangan sentuh aku!" teriak Ivana ketakutan.

Begitu mendengar jeritan itu, ekspresi Marcello seketika menjadi dingin. Dia bergegas ke arah mereka, meraih botol minuman, dan menghantamkan ke kepala salah satu pria. Dia segera menarik Ivana ke dalam pelukannya, melindunginya dengan tatapan tajam yang membuat semua orang tak berani bergerak.

Jantung Ashley nyaris berhenti berdetak. Belum pernah dia melihat Marcello begitu kehilangan kendali. Namun hari ini, dia marah demi Ivana. Tangan yang tadi sempat menyentuh Ivana, dipatahkan oleh Marcello tanpa ragu. Tak seorang pun berani bersuara lagi.

Setelah Marcello pergi sambil membawa Ivana, para penjaga segera mengusir semua orang dari tempat itu. Saat Ashley lewat di depan salah satu ruang VIP, dia mendengar suara lembut seorang wanita yang manja.

"Marcello, jangan terlalu baik sama aku. Kamu lupa kamu masih punya pacar? Kalau dia tahu, dia pasti marah."

"Aku nggak punya pacar. Dia cuma pengganti dirimu."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 25

    Sejak Hector tiba-tiba menyatakan perasaannya, sikap Ashley terhadap pernikahan mereka pun berubah drastis.Hector pernah menyelamatkannya dua kali, lima tahun lalu dan lima tahun kemudian. Dalam situasi yang hampir sama. Setiap kali, dia bisa selamat karena pria itu.Jadi, dia tidak punya alasan untuk merasa tidak puas. Memang Ashley yang bersalah lebih dulu, jadi apa pun yang dilakukan Hector padanya, rasanya masih bisa dimaklumi.Hector membawa Ashley pulang ke Keluarga Sandiago, memperkenalkannya sendiri di hadapan semua anggota keluarga dan secara resmi mengumumkan bahwa Ashley adalah istrinya. Ashley bisa melihat jelas ketidakrelaan di wajah Keluarga Sandiago, tapi tak ada seorang pun yang berani menunjukkan penolakan secara terang-terangan.Tak lama kemudian, Hector juga mengumumkan identitas Ashley di depan publik. Dia membawanya ke berbagai acara resmi dengan terang-terangan. Semua orang memuji bahwa mereka pasangan yang serasi dan bahagia.Ashley pun berusaha memainkan peran

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 24

    Tubuh Ashley mulai bergetar tanpa kendali. Lima tahun sudah berlalu, tetapi hal itu tetap menjadi luka yang selalu dihindarinya untuk dihadapi. Andai bisa, dia lebih memilih Hector tidak pernah tahu apa pun. Biarlah pria itu terus membencinya, itu tidak apa-apa.“Kamu kira dengan diam-diam mengembalikan 100 miliar itu, semuanya bisa dianggap nggak pernah terjadi?”Ternyata Hector sudah tahu segalanya. Sayang, dia mengetahuinya terlalu terlambat.Hector teringat setengah tahun lalu, sebelum ibunya meninggal dunia. Saat itu, sang ibu memanggilnya sendirian ke sisi ranjang. Tubuhnya sudah lemah dan pikirannya sering kabur, tapi ingatan tentang bagaimana dulu dia memaksa Ashley pergi masih begitu jelas.“Selama ini kamu selalu sendiri, bahkan nggak pernah ada wanita di sisimu. Tiap kali orang menyinggung soal pernikahan, kamu selalu bilang nggak perlu terburu-buru. Tapi aku tahu, di dalam hatimu masih ada seseorang. Hector, aku benar-benar nggak mengerti, apa yang istimewa dari wanita itu,

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 23

    "Kamu sendiri gimana? Kita sudah bersama selama tiga tahun, kamu menipuku selama tiga tahun juga. Kamu punya hati nurani nggak?" Suara Ashley terdengar tanpa emosi sedikit pun, membuat Marcello perlahan-lahan merasa putus asa.Padahal dulu, apa pun yang dia lakukan Ashley selalu percaya padanya tanpa syarat. Bahkan dia pernah berkata, "Meski suatu hari kamu berbuat salah, aku tetap akan memaafkanmu."Namun sekarang, semua itu terasa begitu jauh. Semua kasih dan keistimewaan yang pernah diberikannya, telah dihancurkan oleh Marcello sendiri.Ashley menyuruh Hector naik ke mobil lebih dulu, lalu memandang dingin ke arah Marcello yang sedang kehilangan kendali."Marcello, kupikir semalam aku sudah menjelaskan semuanya dengan sangat jelas. Atas dasar apa kamu berpikir aku nggak akan bisa melupakanmu? Dari mana datangnya kepercayaan diri itu?""Ketika kamu berkali-kali berbohong padaku, bilang mau kerja paruh waktu padahal pergi menemani Ivana .... Ketika kamu berpura-pura miskin dan pura-pu

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 22

    Ashley benar-benar kelelahan. Dia bahkan tidak sanggup lagi berkata sepatah kata pun. Begitu masuk ke rumah, pergelangan tangannya langsung ditarik keras oleh Hector dan tubuhnya didorong menempel ke dinding."Nggak kusangka setelah kita berpisah, kamu jadi sebebas ini. Punya pria simpanan dan saling jadi pengganti. Katakan, kamu menjadikannya pengganti siapa?"Dada Ashley terasa sesak. Tatapan tajam Hector membuat pikirannya kacau dan dia spontan membalas, "Yang jelas bukan kamu.""Aku ada bilang itu aku? Kenapa kamu jadi panik begitu?"Jari panjang Hector menyusuri pinggangnya, lalu melingkar kuat di sana. Gerakannya tegas dan tidak memberi ruang untuk perlawanan."Seleramu makin buruk saja. Tidur sama dia selama tiga tahun, tapi pada akhirnya dia malah diam saja menontonmu jatuh waktu kamu terdesak? Kamu sampai dipermainkan seorang pria selama tiga tahun. Ashley, sejak kapan kamu jadi sebodoh ini?"Ashley marah dan malu karena dihina seperti itu. Dia berusaha melepaskan diri dari pe

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 21

    Setelah Keluarga Hermina mengalami kehancuran, Ashley dipaksa menikah demi menyelamatkan keadaan. Saat itu, semua orang hanya menunggu saat dirinya menjadi bahan tertawaan. Bahkan di masa paling putus asa pun, dia masih memikirkan bagaimana caranya tetap berbuat baik pada Marcello.Selama tiga tahun bersama, Ashley benar-benar percaya bahwa Marcello adalah pria malang yang kehilangan orang tuanya dan tidak punya tempat pulang. Setiap kali melihat orang memperlakukannya dengan buruk, hatinya langsung bergejolak dan ingin melindunginya.Memang benar, mungkin awalnya Ashley memilihnya karena alasan pribadi. Namun selama tiga tahun itu, perasaannya tulus. Setidaknya, dia tidak pernah berbuat salah terhadap Marcello.Bahkan ketika Marcello memberinya hadiah murah, Ashley tetap menyimpannya dengan hati-hati. Dia selalu berpikir bahwa Marcello tidak punya banyak uang dan jika Marcello bersedia mengeluarkan uang demi dirinya, berarti Marcello benar-benar mencintainya.Namun setelah Ivana kemba

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 20

    "Ashley ...." Begitu melihatnya, mata Marcello langsung memerah. Dia melangkah cepat ke depan dan menggenggam lengan Ashley dengan erat. Telapak tangannya panas sampai nyaris membakar kulitnya."Akhirnya aku menemukanmu. Mereka bilang kamu menikah dengan Keluarga Sandiago, tapi aku nggak menemukanmu di rumah Keluarga Sandiago. Untung saja aku bertemu denganmu di sini."Perasaan gembira karena menemukan Ashley membuat Marcello tidak ingin melepaskannya lagi. Sepanjang perjalanan mencarinya, Marcello diam-diam bersumpah akan meminta maaf padanya dan tidak akan pernah berpisah darinya lagi.Namun saat pandangannya jatuh pada cincin berlian di jari Ashley, matanya seketika memerah penuh amarah. Dalam sekejap, logikanya dihancurkan oleh rasa panik."Selain cincin berlian yang kuberikan padamu, kamu nggak boleh pakai pemberian siapa pun!"Marcello mencoba menarik cincin itu dari jarinya dengan kasar, tetapi Ashley yang sedang mabuk dan pusing luar biasa langsung menepis tangannya. Namun begi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status