Share

BAB 37

Penulis: Dhia Dharma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-22 10:55:44

Huufftt...

Ayyana menghela nafas begitu memasuki rumah, ia menyimpan beberapa kantong belanjaan di lantai dekat sofa, tubuhnya seakan remuk setelah seharian mengelilingi mall mencari perabotan. Dibelakangnya, Fakhri menyusul dengan barang bawaan yang tidak kalah banyak.

Ayyana rasanya ingin segera membaringkan badan diatas kasur, untungnya mereka sudah mampir sholat isya di masjid.

"Kayaknya lebih baik kita ke hotel aja." Ucap Fakhri seraya melepas plastik sofa yang ada disana.

Pandangan Ayyana menyisir setiap sudut rumah yang sebelumnya kosong kini penuh dengan perabotan di mana-mana. Kepalanya ikut berdenyut memikirkan bagaimana mereka akan menata semua barang itu.

"Mas, koper tadi dimana?" Tanyanya.

"Dimana ya?" Fakhri ikut bingung. "Memangnya kamu mau ambil apa?"

"Baju, aku nggak tahan ini kalau nggak ganti."

"Beli yang baru aja, kopernya mungkin udah ketumpuk sama barang lain."

"Ya udah deh."

Mereka pun berangkat menuju hotel terdekat dan tak lupa mampir ke salah satu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 45

    Jika biasanya sepulang kantor Ayyana akan langsung disambut dengan makanan jadi di meja makan, setelah menikah kebiasaan itu seakan hilang ditelan bumi. Kali ini semuanya harus ia siapkan sendiri, memasak, merapikan rumah, semuanya.Seperti sekarang, begitu sampai ia langsung bergegas mandi, berganti pakaian dan menuju dapur, bergelut dengan beberapa bahan makanan yang sempat ia beli saat perjalanan pulang tadi.Hal ini sudah menjadi rutinitas Ayyana selama beberapa hari terakhir, tepatnya setelah ia kembali masuk kantor."Assalamu'alaikum." Ucap Fakhri yang baru datang.Setelah beberapa pertimbangan, mereka memang memutuskan untuk berangkat dan pulang kantor masing-masing."Wa'alaikumusalam." Jawab Ayyana masih dengan aktivitasnya.Ia lantas menyalami tangan Fakhri begitu pria itu mendekat, "Masak apa kamu?" Tanya Fakhri melongok ke panci yang sedang mengepul di atas kompor."Sup, ayam goreng sama sambel.""Wah

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 44

    "Bagaimana keadaan Jihan?" Tanya Papi Fakhri sembari menikmati secangkir kopi di ruang tengah."Dia baik." Singkat Fakhri."Papi dengar dia sakit?"Fakhri menautkan alis, "Papi tahu dari mana?"Seingatnya, ia tidak pernah membicarakan soal itu dengan sang Papi. Atau mungkin Daffa yang memberi tahu."Mami yang kasih tahu Papi." Jujur Rama.Fakhri menghela nafas lelah, jadi sampai sekarang Mami masih memata-matainya."Apa ada hal lain lagi yang Mami tahu dari hasil mengintai aku?""Ya, Mami juga tahu soal wasiat keluarga Jihan."Rama menatap putra keduanya itu dengan tatapan serius, "Papi paham bagaimana rumitnya keadaan yang berlaku saat ini, mungkin kamu belum cukup siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga di tengah problematika yang sampai saat ini belum juga selesai dengan Jihan. Tapi bagaimana pun, Aya sudah menjadi bagian dari tanggungjawab kamu sekarang.""Papi tidak bermaksud untuk ikut campur urusan rumah tangga kalian, tapi sebagai orang tua Papi hanya ingin mengingatkan. K

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 43

    "Assalamu'alaikum." Ucap Ayyana pelan begitu memasuki kamar.Senyumnya mengembang melihat Fakhri yang tampak terlelap di sofa, ia beranjak mendekat lalu menyimpan barang bawaannya di meja samping sofa itu.Melihat tak ada pergerakan dari Fakhri, Ayyana ikut diam sembari mengamati raut wajah sang suami dari jarak yang cukup dekat. Jika dilihat-lihat suaminya ini tampak cukup tampan dan mungkin tidak sulit untuk membuat seseorang menyukainya.Tetapi kenapa Ayyana tidak pernah sadar? Ah, mungkin sikap menyebalkan Fakhri yang menutupi ketampanannya selama ini.Tangan Ayyana terulur mengusap pelan rambut Fakhri, "Mas, bangun. Nggak baik tidur setelah ashar.""Mas." Ucapnya lagi, hingga pria itu menggeliat kecil dan perlahan membuka mata."Hmm...""Bangun gih, udah sore.""Kamu baru pulang?" Tanya Fakhri serak dengan posisi yang masih sama."Iya, bangun gih. Nggak baik tau tidur sore-sore begini." Ucap Ayyana

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 42

    "Wah tuh anak kayaknya emang udah mulai gila deh."Daffa tak habis pikir mendengar cerita Fakhri tentang tindakan Jihan yang ingin mencoba bunuh diri."Kayaknya penyakit yang diderita Jihan tuh bukan di paru-paru tapi di otak." Oceh Daffa tak berhenti. "Ada gitu orang waras yang sampai berani mau ngelakuin tindakan berbahaya kayak gitu cuman karena pengen dinikahin.""Lo tau sendiri kan, emosi dia memang kurang stabil dari dulu. Apalagi sekarang, setelah dia ikut didiagnosa kena kanker paru-paru.""Terus gimana? Nggak mungkin kan lo setuju buat nikahin dia.""Jelas gue nggak akan setuju, cuman gue khawatir ajah kalau sampai Jihan nekat ngelakuin hal kayak tadi lagi.""Lo tenang ajah, gue akan pastikan dia aman. Tapi gimana soal wasiat itu?""Gue akan coba cari tahu dulu kebenaran dari wasiat itu, jujur ajah Pak Damar agak mencurigakan terlebih sebelum ini nggak pernah ada pembicaraan mengenai hal itu kan?" Ungkap Fakhri mengenai kecurigaannya"Nah, it

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 41

    Ayyana yang sedang sibuk merapikan peralatan sholat teralihkan oleh dering panggilan masuk di ponselnya.Senyum perempuan itu merekah melihat nama Fakhri muncul sebagai penelfon, tapi bukannya ini masih tengah malam di sana?"Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumussalam. Saya ganggu nggak?" Tanya Fakhri dengan suara agak serak."Enggak, ini aku baru selesai sholat subuh. Mas belum tidur ya?" Tebak Ayyana."Saya nggak bisa tidur Aya.""Kenapa? Mikirin masalah kantor?""Bukan.""Terus?""Saya kecanduan dengar bacaan doa dan dzikir kamu kayaknya."Senyum Ayyana merekah, ia tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya."Oh ya, kamu nggak sendirian kan di rumah?" Tanya Fakhri memastikan."Ah, nggak kok Mas." Jawab Ayyana kikuk. "Jadi ini mau aku bantu baca doa sama dzikir?""Iya boleh.""Ya udah, bismillah."Ayyana membenarkan posisi duduknya dan mulai membac

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 40

    "Nah, kamu nginap disini aja sampai suamimu pulang, jangan tinggal di rumah sendiri." Ucap Winda begitu mereka sampai di rumahnya. Mertuanya itu mengajak Ayyana ke rumahnya tanpa menerima penolakan, kesal dengan tindakan Fakhri yang menurutnya sangat tidak bertanggung jawab. "Apaan itu suami kamu, baru seminggu nikah udah ninggalin istri, sendirian lagi! Liat ajah nanti kalau dia pulang, Mami kasih pelajaran biar tahu rasa." Lanjut Winda. Ayyana hanya bisa pasrah, meski sudah menjelaskan berulang kali jika Fakhri tidak tahu ia sendirian di rumah, tapi Winda sama sekali tidak mengindahkan ucapannya. "Masuk gih sayang, istirahat. Kamu pasti kurang tidur semalam." Ucap Winda mengantar Ayyana sampai ke kamar Fakhri. "Makasih, Mi." "Oh ya, ingat pesan Mami. Jangan kasih tau Fakhri kalau kamu disini." "Iya, Mi." Turutnya. "Jangan sungkan bilang Mami atau Kayla kalau kamu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status