Share

Dia gadis itu

"Tampan,tapi sombong !" Gumam Bia sambil memakai jas Ar dan berdiri.

Sementara Tara sedang berada di pose emosi nya .

"Panggil Manager mu !"Ucap Tara sambil menatap tajam waiters Tersebut.

Richard yang melihat aura marah Tara pun tersenyum ,menatap gadis cantik yang sedang mengomel tidak jelas.

"Menggebu-gebu," Ucap Richard pada Ar.

"Hum ,"Ucap Ar santai sambil menatap gadis incaran nya yang sedang tersenyum menatap Tara mengomel.

Richard pun memandang Ar ,dan mengikuti arah pandang sahabat nya Tersebut.

"Kau menatap nya tanpa berkedip Ar," Ucap Richard .

"Dia gadis itu," Ucap Ar santai sambil menatap Bia.

"Memang sangat cantik," Ucap Richard sambil menatap Bia.

"Dari dekat lebih cantik ,aku bahkan gugup saat memberikan jas ku," Ucap Ar sambil tetap menatap Bia.

Richard yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar pun,menatap Ar ,dan melihat wajah datar Ar yang sedang menatap gadis tersebut.

"Gugup? Arthur miller gugup?" Tanya Richard memastikan pendengaran nya yang tadi .

Ar hanya menganggukkan kepala nya ,dan sedikit tersenyum,lalu menyuruput kopi nya .

"Luar biasa ," Ucap Richard sambil melihat Tara .

Richard yang menatap Tara pun , mengingat sesuatu dan kembali menatap Tara dengan baik.

"Kemaren aku melihat gadis yang mengomel itu ,di Mall,tidak tahu bersama siapa ," Ucap Richard .

Ar hanya menjawab dengan anggukan kepala ,karena saat ini dia sedang menatap Bia ,yang juga di ditatap beberapa pria yang berada di sekitar mereka .

Bia yang mencium aroma maskulin dari jas Tersebut pun ,mengedar kan pandangan nya ,dan mencari siapa tadi yang memberikan nya jas .

"Seperti nya dia mencari mu," Ucap Rich pada Ar .

"Hum," Jawab Ar santai sambil menatap Bia .

Bia pun menangkap wajah yang memberikan nya jas ,dan berjalan mendekati Meja Ar dan Rich .

"Maaf Tuan ,seperti nya aku akan membawa jas ini,aku akan membayar nya saja ya?" Ucap Bia lembut pada Ar .

Ar pun menarik dan menghembuskan nafas nya .

"Tidak usah di bayar, ambil saja ," Ucap Ar santai menutupi kegugupan nya.

Rich pun tersenyum mendengar perkataan Bia .

"Tapi jas ini sangat mahal Tuan," Ucap Bia sambil menatap Ar .

"Dia tidak akan jatuh miskin ,hanya karena jas nya ini nona ,Ambil dan gunakan untuk menutupi tubuh basah mu,oke?" Ucap Rich pada Bia sambil menatap lekuk tubuh Bia .

"Aku tidak berbicara dengan mu ! ,dan tolong kontrol mata anda !" Ketus Bia sambil menatap tajam Rich .

Ar yang melihat kemarahan di wajah Bia pun tersenyum sedikit sambil menatap tajam Rich ,Rich yang mendapat tatapan tajam dari dua orang disekitar nya pun, mengangguk kan kepala dan mengatup kan tangan nya tanda meminta maaf.

"Berikan aku kartu nama mu Tuan,Jika kau tidak ingin aku membayar nya,maka aku akan mengembalikan nya," Ucap Bia santai pada Ar .

Ar yang mendengar perkataan Bia pun , mengeluarkan dompet nya ,dan memberikan kartu alamat perusahaan nya.

"Aku tidak memberikan nomor ku pada orang, datang dan berikan langsung pada ku , setelah jas nya selesai kau gunakan,"Ucap Ar sambil berdiri ,Ar pun mengajak Rich untuk berdiri dan akan pergi dari tempat itu .

"Pulang lah ,aku sudah menghubungi manager tempat ini,dan waiters yang menabrak mu tadi sudah di pecat,ajak teman mu pulang,dia sangat pemarah," Ucap Ar sambil menatap Bia dari dekat dan berjalan pergi.

Bia pun menatap punggung Ar dan mengangguk kan kepala nya ,lalu menghampiri Tara yang masih mengomel.

"Dia sudah di pecat ,ayo pulang,lelah," Ucap Bia pada Tara .

Tara yang mendengar ucapan sepupu nya pun langsung mengikuti langkah Bia ,Sampai di mobil Tara menatap Bia .

"Punya siapa?" Tanya Tara santai .

"Seorang pria tampan ,Tqpi tidak tahu siapa,Dia sangat santai dingin,dan cuek ," Ucap Bia sambil menghirup parfum di jas Ar.

"Wangi mahal," Ucap Tara sambil tersenyum.

Bia pun mengangguk kan kepala nya dan menatap ke arah jalan dari jendela mobil nya .

"Lihat Ra ," Ucap Bia sambil menunjuk salah satu motor yang berada di sebelah mobil mereka .

Bia menunjuk pria yang dia sukai ,namun sudah memiliki pacar .

"Pria brutal , untuk apa?" Ucap Tara ketus .

Bia pun langsung menundukkan kepala nya dan menghembuskan nafas nya panjang ,lalu kembali menatap keluar .

*

Sesampainya di kantor ,Ar pun tersenyum ,lalu mendudukkan diri nya pada kursi kerja nya ,Dan mengingat wajah cantik gadis incaran nya dari dekat ,tanpa penghalang,dan suara merdu nan lembut ,namun ada kesan sombong dan galak nya .

"Kau !" Gumam nya sambil mengingat gadis tersebut.

"Kau gadis pertama yang membuat ku gugup , keterlaluan," Gumam Ar sambil tersenyum.

"Kau harus menjadi istri ku nanti ,tunggu lah ," Ucap Ar pada ponsel nya ,yang ada foto Bia dari jauh .

Ya Ar sempat memotret Gadis Tersebut saat Bia tersenyum menatap Tara yang sedang marah-marah pada waiters tadi,yang tidak lain adalah karyawan Ar sendiri,karena tempat tadi adalah milik Arthur Miller .

*

Seminggu berlalu ,Bianca memasuki perusahaan besar milik Ar dan bertanya pada resepsionis ,jika dia ingin bertemu dengan Arthur Miller .

"Maaf nona ,jika anda belum memiliki janji ,maka pergi lah," Ketus Resepsionis Tersebut sambil menatap malas Bianca .

Bia yang tidak suka melihat orang yang tidak ramah saat bekerja pun, mendekati meja resepsionis Tersebut,lalu menatap karyawan Ar Tersebut .

"Jika kau bekerja seperti ini,dan memperlakukan orang yang berkunjung begini,tanpa menghubungi atasan mu,dan menanyakan bisa tidak dia ditemui,maka orang seperti mu yang membuat citra perusahaan ini buruk ! "Ketus Bia pada Karyawati Ar Tersebut.

"Panggil kan Arthur Miller ,kata kan pada nya ,jika Tunangan nya datang " Ucap Bianca berbohong .

"Oh Astaga mulut ku ," Ucap Bia dalam hati merutuki kebodohan nya .

Karyawati Tersebut pun menundukkan kepala nya dan meminta maaf pada Bia ,lalu menghubungi sekretaris Ar dan berkata jika tunangan nya datang .

Sekretaris Ar pun menghampiri Ar dan berkata jika tunangan nya datang,Ar yang mendengar kata tunangan pun menatap sekretaris nya dan Bobby Asistennya nya bergantian .Karena penasaran Ar pun menyuruh orang yang mengaku tunangan nya untuk masuk .

Sekretaris pun menghubungi resepsionis dan menyuruh resepsionis Tersebut mengantar Bia naik ke lantai tempat ruangan Arthur miller bekerja .

Ar pun menatap Bobby meminta jawaban,namun bobby menggelengkan kepala nya pelan,tanda dia juga tidak mengerti .

"Kita lihat siapa yang mengaku tunangan ku," Ucap Ar santai sambil meminum air mineral nya dan menunggu siapa yang mengaku tunangan nya Tersebut.

***

Karya pertama ku di Good Novel kak ,mohon dukungan nya yaa ❤️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status