Corona Love

Corona Love

Oleh:  Reez  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
27Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sari Asrianti, gadis berusia 22 tahun, terpaksa menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena beberapa rekan wisudanya didiagnosis positif mengidap Covid-19. Ia harus mengisolasi diri secara mandiri selama empat belas hari karena hal tersebut. Untuk mengisi waktunya selama isolasi mandiri, Sari mengikuti sebuah grup daring yang berisi sesama ODP. Oleh Mirka, moderator grup tersebut, Sari dikenalkan dengan sejumlah teman baru, di antaranya Markus yang merupakan ODP termuda karena berusia remaja, serta seorang pemuda bernama Salman. Tanpa diduga oleh Sari, Salman mengajaknya berinteraksi secara pribadi setelah sesi grup usai. Seiring berjalannya waktu, Sari semakin nyaman bercengkerama dengan Salman melalui panggilan video maupun chatting. Karakter Salman yang supel dan optimis membuat Sari menyukai pemuda itu. Terlebih lagi, tidak lama kemudian Salman menyatakan cintanya kepada Sari.

Lihat lebih banyak
Corona Love Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
27 Bab
1
berubah drastis. Ternyata memang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah hidup seseorang itu sangatlah singkat. Bahkan perubahan yang terjadi tidaklah sedikit. Seperti yang kukatakan di awal tadi, drastis, hingga seratus delapan puluh derajat.Semua orang tahu bahwa hobiku adalah nongkrong. Aku tidak pernah betah berada lama di dalam rumah, terutama pada hari libur.Berapa banyak hari libur yang kuhabiskan di dalam rumah?Hmmm, biar kuhitung.Ah, sepertinya hampir tidak ada!Hari libur selalu kumanfaatkan untuk pergi ke mana pun yang kuinginkan. Aku bisa pergi ke kafe, mall, bioskop, atau tempat konser. Bahkan aku biasa juga pergi ke kampus di hari libur, apabila ada even yang menarik di sana.Yang jelas, aku harus pergi ke luar rumah setiap hari libur. Itu adalah hal wajib yang tidak bisa lagi ditawar-tawar dalam hidupku.Entah kenapa sebabnya, berada di dalam rumah membuatku bosan. Mati gaya, kalau istilah anak-anak zaman sekarang. Ya,
Baca selengkapnya
2
Mama pergi berbelanja keesokan harinya. Ia menanyakan apakah aku akan baik-baik saja di rumah. Kukatakan bahwa aku tentu akan baik-baik saja.Wajar ia bertanya demikian, karena ia tahu bahwa aku bukan orang yang akan tahan berlama-lama di rumah. Sebelum ini, ia selalu mendapati bahwa walaupun hari libur atau sedang tidak ada kelas, jarang sekali aku menghabiskan waktu di rumah. Pasti ada saja tempat untuk kudatangi di luar sana.Kini, selama empat belas hari, aku harus mengurung diri. Memisahkan diri dari masyarakat agar tidak menulari mereka andai aku memang membawa virus itu. Sebenarnya aku sendiri lebih takut tertular daripada menulari.Mama melambaikan tangannya dari jauh sebelum pergi. Sedih juga rasanya tidak bisa menyentuh dirinya. Biasanya aku selalu mencium tangan Mama, entah aku atau beliau yang hendak pergi. Kini kami hanya bisa saling berkomunikasi sambil berjauhan.Sesi hari itu kembali dimulai tepat pukul dua siang. Aku membuka Zoom dan meli
Baca selengkapnya
3
Usai mendapatkan nomor kontakku, Salman jadi sering menghubungi diriku. Komunikasi kami menjadi cukup intensif. Ia, seperti dugaanku, adalah orang yang menyenangkan untuk diajak bicara. Berbicara dengannya bisa menghasilkan bahasan dengan berbagai topik. Ia bisa bicara hal serius seperti politik sampai hal paling receh sekalipun seperti sinetron apa yang sedang tayang saat ini.Salman juga banyak mengirimiku video melalui Whatsapp. Video yang dikirimkannya terkadang berupa adegan-adegan penting dalam sebuah film.Ia juga terkadang mengirimkan tautan-tautan hiburan. Yang dikiriminya memang tidak melulu soal hiburan, tapi juga informasi-informasi dan berita-berita.Itu semua cukup menghibur bagiku. Setidaknya, ia tidak membuatku semakin paranoid dengan mengirim berita-berita menakutkan yang bernuansa negatif. Kami tidak pernah membahas tentang pertambahan korban dan penyebaran virus Corona. Meskipun tidak pernah kami bahas lagi, tapi kami tahu sama tahu bahwa tida
Baca selengkapnya
4
Aku tidak pernah merasakan gejala apa pun. Tidak batuk, tidak sesak napas, bahkan tidak pusing. Sama sekali, sedikit pun tidak. Tapi dokter mengatakan bahwa aku bisa saja menjadi carrier. Carrier atau Orang Tanpa Gejala (OTG) adalah mereka yang membawa virus Corona dalam tubuhnya, namun karena imunitas tubuh yang tinggi, mereka tidak menderita sakit. Tapi virus Corona tetap berada di dalam diri mereka. Virus itu bisa menular ke orang lain dan menyebabkan orang itu sakit jika imunitasnya rendah. Aku tidak ingin menjadi orang yang membawa musibah bagi orang lain seperti itu.Lagipula masa karantinaku baru saja dimulai. Bisa saja aku masih mengalami masa inkubasi. Aku terlalu percaya diri jika mengatakan bahwa diriku adalah seorang carrier.Hanya saja aku merasa malu saat mengalami karantina ini. Seolah aku adalah seorang berpenyakitan yang harus dijauhi. Aku tahu bahwa diriku sendiri yang mengatakan kepada Markus agar jangan merasa demi
Baca selengkapnya
5
Setelah percakapan dengan Salman itu, aku jadi ingin menonton film. Kubuka koleksi DVD di kamarku untuk mencari apabila ada film yang menarik. Pastinya semua film di sana sudah kutonton. Tapi pasti ada juga yang ingin kutonton ulang.Aku menemukan film Vanilla Sky dan kutonton hingga larut malam. Ya, akhiran di judulnya memang sama-sama “Sky”, tapi itu bukan film yang diberikan Salman. Tapi aku sangat menyukai ceritanya.Pada awalnya, film ini terkesan seperti sebuah film bergenre roman biasa. Tapi semua itu berubah saat kusaksikan akhirnya. Vanilla Sky malah bisa disebut sebagai sebuah film thriller psikologis. Aku teringat pertama kali kutonton film ini. Vanilla Sky bisa membuatku memikirkan dan membayangkan terus menerus ceritanya usai film tersebut berakhir. Ya, bagiku ceritanya memang sebagus itu.Walaupun demikian, aku masih  menunggu October Sky. Aku menantikan Salman menemukannya.Aku masih menunggu saat itu. Saat ia memb
Baca selengkapnya
6
Malamnya aku menghabiskan waktu untuk menonton Contagion. Salman mengirimiku tautan untuk mengunduh film tersebut. Tidak seperti October Sky yang sulit ditemukan, Contagion ada di mana-mana.Film yang dirilis tahun 2011 ini memang tidak cukup tenar untuk membuatnya masuk ke dalam Box Office pada masa itu, tapi ia cukup laku dan sukses dalam penjualannya. Mungkin tidak cukup banyak orang yang tertarik akan film ini pada tahun tersebut.Bagaimana dengan sekarang?Tentu saja aku yakin pasti banyak orang mencari Contagion. Film ini memuat cerita yang sama persis kejadiannya seperti Corona. Penyebarannya, gejalanya, bahkan tempat asalnya. Ini seperti sebuah film yang meramalkan masa depan.Jika kau mengira bahwa ini adalah sebuah film yang penuh dengan teori konspirasi, maka kau akan kecewa. Film ini murni membahas penyebaran virus akibat sebuah “kecelakaan”.Apakah Corona juga demikian?Entahlah, kuharap juga demikian. Terla
Baca selengkapnya
7
Malamnya, aku makan dengan posisi terpisah dari Mama dan Papa. Mereka makan di meja makan, sementara aku di ruang tengah. Aneh rasanya, social distancing yang juga terjadi di dalam rumah.Tapi itu memang harus aku lakukan. Berkali-kali aku mengingatkan diriku, bahwa sebagai ODP aku tidak memiliki banyak hal untuk dipertanyakan. Bahkan mungkin tidak punya sama sekali.Mama dan Papa memang mempersilakanku untuk makan di meja. Tapi aku tidak mau. Aku tidak ingin mencelakakan mereka. Walaupun hingga saat ini aku tidak merasakan apa pun yang aneh dalam tubuhku.Aku kembali ke kamar dan membuka ponselku. Betapa menyenangkan rasanya saat melihat nama Salman di notifikasi Whatsapp.“Hai, maaf aku baru menghubungi.” Katanya.“Nggak apa-apa. Ke mana saja?” tanyaku.“Aku berusaha nyari October Sky.”“Eh?”“Ya, dan aku masih belum menemukannya.”“Susah ya?”
Baca selengkapnya
8
Aku memeriksa kotak masuk dari surat elektronikku. Ternyata Pak Drajat si pemilik film belum menjawab suratku tentang October Sky. Padahal sudah lebih dari satu hari aku mengirimkannya. Seharusnya sih suratku itu sudah sampai. Bahkan malah seharusnya sudah ia baca. Tapi itu kalau si Bapak itu membuka kotak masuk surat elektroniknya setiap hari.Bisa saja ia lupa membukanya, atau malahan ia sudah lupa sama sekali akan keberadaan akun surat elektronik miliknya tersebut. Atau bisa jadi alamat yang diberikan kepadaku adalah salah, bukan alamat si Pak Drajat itu.Atau bisa jadi juga sebenarnya Pak Drajat tersebut tidak memiliki film yang kucari. Bisa saja informasi yang kudapatkan soal dirinya adalah tidak benar.Tapi ‘kan yang memberikan alamat Pak Drajat adalah Salman. Apakah dia keliru memberikan alamat kepadaku?Atau bisa jadi orang yang memberikan alamat Pak Drajat kepada Salman-lah yang salah. Bisa saja.Atau malah yang namanya Pak Drajat se
Baca selengkapnya
9
Kabar yang mengejutkan datang kepadaku melalui Salman. Ia mengirimkan pesan Whatsapp kepadaku. Semula kukira itu adalah pesan yang seperti biasa dikirimkannya kepadaku setiap waktu-waktu kami mengobrol. Maka aku pun membukanya dengan perasaan berseri. Namun apa yang kubaca di pesan tersebut membuat senyum di wajahku hilang. Bahkan aku sempat tidak percaya dengan apa yang kubaca di sana.“Markus positif Corona.” Begitu katanya di pesan Whatsapp.Aku tertegun membaca pesann tersebut. Tubuhku seperti kehilangan darah. Saat itu aku sedang mengambil air minum di dapur. Gelas di tanganku hampir saja jatuh.Aku lalu duduk di kursi meja makan, dan membaca pesan Salman sekali lagi.Markus positif Corona.Kubaca pesan itu berulang-ulang sambil berharap aku telah salah membacanya. Tapi berapa kali pun aku mengulangnya, tulisan Salman tersebut tetap sama.Ya, Markus memang benar-benar telah dinyatakan positif mengidap Corona. Bagiku jelas in
Baca selengkapnya
10
Esoknya, kabar yang sama sekali tidak kuduga tahu-tahu kuterima. Surat elektronik balasan dari Pak Drajat ternyata telah tiba di kotak masukku. Padahal aku sudah hampir lupa sama sekali akan dirinya. Aku juga sudah tidak berharap bahwa ia akan menanggapi suratku, apalagi setelah sekian lama waktu yang berlalu sejak kukirimkan surat elektronik kepadanya.Namun aku menyadari lagi, bahwa sebenarnya belum terlalu lama sejak surat itu kukirimkan. Baru selang satu hari lebih sedikit sejak aku menulis dan mengirimkannya. Tapi memang waktu terasa lambat dan sangat lama berlalunya di masa karantina ini, sehingga aku merasa seperti sudah berhari-hari bahkan hitungan pekan kulalui sejak aku dikarantina mandiri.Ah, ya, dasar relativitas waktu. Engkau benar-benar membuatku bosan menjalani kewajibanku yang satu ini. Nah, kan, pikiranku mulai terbang ke mana-mana lagi.Aku melihat tanggal surat yang beliau kirim, ternyata Pak Drajat mengirimnya kemarin malam. Aku memang tidak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status