DIBULLY SUAMI SENDIRI

DIBULLY SUAMI SENDIRI

last updateLast Updated : 2024-03-17
By:  Ainan TakhsyaallahOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
744views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Paling kesal dengan mas Raka. Bisa-bisanya dia melarangku makan karena tak mau aku gendut. padahal rasa laparku ini di dorong karena kandunganku yang semakin besar. "Lah, makan lagi?" kutahan diri untuk tak membalas ucapannya. Namun, dia tetap mengawasiku. "mas ini menikahi karena apa sih?" "Pokoknya jangan gemuk! jangan gendut! kamu tak lupa perjanjian kita, kan? lagi-lagi perjanjian itu yang dia ungkit. Perjanjian untuk menikah dengan syarat tak gemuk. "Aku nggak peduli dengan janji itu. Lagi pula aku begini karena anak kamu." Tunjukku pada perut yang mulai nampak membesar. "Pokoknya kalau kamu gemuk, begitu anak ini lahir kita akan pi..." "Mas mau bilang apa? hati-hati loh kalau bicara...." mas Raka melirikku, lalu berlalu....

View More

Chapter 1

Perjanjian Aneh!

"Baca ini!"

Mas Raka menyodorkan selembar kertas kepadaku selagi aku mempelajari pekerjaan freelance yang dikirimkan oleh Naima.

Ya, sejak aku menikah dengan Mas Raka aku berhenti bekerja karena permintaannya. Namun, mau bagaimana pun tentu aku membutuhkan proses setelah melepas pekerjaanku yang cukup bergengsi itu. Bahkan pencapaian itu harus kulepas, karena memenuhi permintaannya itu.

Yah, aku masih bekerja, meski pun sebagai freelance untuk kantor Pak Hazeem. Hal ini tak kuberi tahu mas Raka. Dia hanya tahu aku berhenti dan aktifitasku depan iPad hanyalah mengisi kekosonganku

Mas Raka adalah pekerja di tambang batu bara. Penghasilannya besar dan bisa memberikan kesejahteraan padaku. Namun, perlahan perubahan itu nyata justru di bulan ketiga pernikahanku.

"Apa ini, Mas?" Kuraih kertas dengan materai di atasnya.

"Baca aja biar paham." Ucapnya meninggalkanku menuju ruang kerjanya yang terletak persis di samping kamar utama.

Kuturunkan ipad-ku, lalu kusandarkan tubuhku penuh pada bantalan kursi. Berkas itu dimulai dengan sebuah perjanjian. Perjanjian aneh yang tak masuk akal menurutku.

Poin pertama, perjanjian ini adalah perjanjian yang diminta Mas Raka sepanjang aku menjadi pasangannya. Okelah beberapa poin aku setuju. Anggap saja sebagai baktiku padanya, layaknya seorang istri.

Justru poin berikutnya yang membuat aku menelan ludah. Aku tak boleh melebihi beratku sekarang.

Aku harus manis jika diajak menghadiri pertemuan dengan rekannya. Wajahku harus selalu segar dan TAK BOLEH GEMUK!

Perjanjian apa ini? Mengapa tiba-tiba ada jenis perjanjian yang tak pernah dibicarakan di awal?

Segera kuangkat kepala, kupandangi pintu ruang kerjanya yang tertutup rapat.

"Mas, sejak kapan ada perjanjian begini?" Tanyaku tetap menjaga suara di hadapannya.

Mas Raka memandangiku, menarik senyum simpul yang menawan. Dekik di salah satu pipinya buat dia semakin manis dilihat.

"Sejak sekarang. Jadi tanda tangani tepat di atas materai. Nggak susah, kan?"

Begitu mudahnya dia berpikir hal ini nggak susah. Bagi dia iya. bagiku?

"Lalu kalau Mas yang gemukan?" Tanyaku, menarik kursi. Duduk di hadapannya yang hanya terhalang meja dengan tumpukan arsip.

"Itu tidak berlaku untuk aku."

Sungguh, aku baru sadar dibalik sikap manisnya ternyata dia licik juga. Mau seenaknya saja buat perjanjian yang hanya menguntungkan dirinya.

"Memang salah kalau perempuan gemuk?"

Kali ini ekspresiku sudah tak ada senyumnya sama sekali. Merasa apa yang mas Raka buat untukku seperti jebakan.

"Mana ada yang menarik dari perempuan kalau badannya gemuk?!"

"Siapa bilang? Jangan buat penilaian sendiri. Mungkin bagi Mas tidak menarik. Tapi, bagi sebagian lelaki bisa dibilang perempuan gemuk itu seksi."

Mas Raka tertawa. Tawanya begitu membuat telingaku gatal.

Mas Raka tak tahu karakterku yang sebenarnya. Aku patuh padanya, taat padanya karena memang itu perintah agama. Okelah untuk hal ini aku menahan diri.

Hal ini masih bisa kutolerir. Maka daripada memicu pertengkaran, maka kusudahi semuanya sembari mengambil pulpen di atas mejanya dengan gerakan cepat.

Lalu sat-set! tanda tanganku kububuhkan di atas materai, lengkap dengan nama Asliku. AISYA MAHARANI. Setelah itu kuberikan lembar perjanjian itu, kemudian keluar dari ruang kerjanya.

Kita lihat saja nanti, bagaimana perjanjian ini bekerja. Aku yang pergi dalam arti menerima perpisahan darinya, atau nantinya dia sendiri yang menahan diriku.

Masih ingat saat pernikahan, teman-temanku memujiku karena bisa dipersunting lelaki tajir seperti Mas Raka. Bahkan para perempuan pengagum paras menawan, aliran K-pop pun turut andil mengagumi. Huuh...

"Ternyata tajir, paras menarik tak semuanya sejalan dengan isi dompet dan adabnya." Ocehku.

Ujungnya aku memang harus tetap bersyukur. Apa pun kekurangan suamiku, harus kusimpan rapat.

*****

Lima bulan persisnya dari tanggal pernikahanku, Mas Raka sudah tak seperti sebelumnya. Pulang pun sering terlambat bahkan larut.

"Mas kok baru pulang jam segini?" Tanyaku padanya, sembari mengambil tas kerjanya.

"Urusan kerja. Tadi ada petinggi dari Jakarta. Harus ditemani." Mas Raka menerangkan padaku, lalu bergegas ke kamar mandi.

Sembari menunggu mas Raka keluar dari kamar mandi, kupersiapkan untuknya makan malam yang tinggal kuhangatkan.

"Aku ngantuk. Tadi juga sudah makan malam sama bos besar." Ucapannya ini membuatku memandang pada hidangan yang telah tersaji.

Dilihat saja tidak, apalagi dia makan.

"Mas, aku mau bicara." Ucapku setelah kembali ke kamar setelah memastikan semua makanan tersimpan benar.

"Harus sekarang?" Lirik mas Raka padaku.

Aku mengangguk, sembari menunjukkan test-pack.

"Mas, aku hamil!" Ungkapku padanya. Inginnya memberikan kejutan layaknya selebgram. Tapi, aku tahu mas Raka tak suka hal seperti itu.

"Wah, Alhamdulillah...," Responnya, lalu memelukku.

"Kamu senang, Mas?" Tatapku.

Entah mengapa sejak surat perjanjian itu, aku selalu curiga padanya. Merasa cinta dan sayangnya tak setulus kiraku.

"Senang!" Senyumnya sekejap mata, lalu beralih ke ponselnya lagi.

"Mas aku lagi bicara, loh...."

Aku mendekati mas Raka. Tetapi responnya kurang lebih sama. Cuek saja. Tuh, kan cepat sekali berubahnya. Tadi bilang senang dan memelukku. Sekarang??

"Nggak apa hamil, asal jangan gemuk!" Ucapnya yang membuat aku terdiam.

Apa aku tidak salah dengar? Apakah harus disertai syarat?

"Mas...."

Mas Raka mengangkat wajahnya. Menatapku. "Kenapa? Nggak salahkan permintaanku?"

"Mas, kenapa harus begitu? Kemungkinan gemuk, bertambahnya berat badan itu biasa bagi ibu hamil. Memang tak ada pengecualian?"

"Nggak indah aja dipandang." Balas mas Raka. Membuat aku melongo. Jadi alasan menikahi aku itu???

"Mas...."

"Sudah deh, sekarang aku mau tidur. Tapi, terima kasih sudah memberikan hadiah dengan kehamilan kamu." Tatapnya padaku. Lalu menarik selimut dan memintaku untuk berbaring di sampingnya.

Mas Raka.

Entah sampai kapan aku akan bertahan di sampingmu, dengan segala keribetan yang kamu buat sendiri. Mengapa seolah gemuk menjadi hal menakutkan bagimu?

Kupandangi wajah mas Raka yang memejamkan matanya. Perlahan kuelus perutku.

Janinku harus sehat, harus bertahan. Aku tahu akan berat ke depan, dengan perjanjian tak masuk akal itu.

"Tidurlah. Jangan diambil pusing." Mas Raka berbicara dengan posisi matanya yang terpejam.

Hah? Jangan ambil pusing dia bilang. Baru juga aku menyampaikan berita kehamilanku saja dia sudah menekan, mengingatkanku untuk tidak gemuk.

Ingin kutanyakan padanya, Mas Raka sehat?

Tapi urung. Aku ikut berbaring di sampingnya, sembari menarik selimut sebatas leherku.

Aku harus tenang....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status