DIPAKSA JADI TKW

DIPAKSA JADI TKW

Oleh:  Norma Yunita  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
10Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dengan hati hancur, terpaksa ku tinggalkan bayiku yang baru berusia enam bulan demi menuruti kehendak suamiku.Suami egois, kasar dan tempramen.

Lihat lebih banyak
DIPAKSA JADI TKW Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Galuh Arum
seru kka lanjutkan
2021-10-18 17:09:36
0
user avatar
Novica Ayu
Ceritanya seru. Pengen getok suaminya, gak ada akhlak...
2021-09-25 10:20:26
0
10 Bab
Ego Sang Suami
Part.1 #Ego_Sang_Suami Siang itu di dalam kamar kami. Mas Bagas menatapku dengan tajam, wajahnya terlihat serius hingga timbul urat-urat halus di keningnya. Jika sudah begini aku harus mempersiapkan tubuh. Sikapnya yang suka main tangan saat emosi sungguh menakutkan. Kami kembali berdebat. Lagi-lagi Mas Bagas menyuruhku untuk pergi ke luar negeri, ke Arab Saudi tepatnya. "Aku tidak mau pergi Mas, kasian anak kita. "Lebih kasian lagi kalo nanti dia besar mau jajan atau mainan kita gak bisa membelikannya!" dalihnya. Aku menggelengkan kepala, "Tapi, itu tugasmu sebagai kepala keluarga!"  Aku membantah kata-kata Mas Bagas berusaha mengingatkannya kembali mana tugas tulang punggung dan tugas tulang rusuk. Mungkin ia sudah lupa tugasnya sebagai kepala rumah tangga. Sementara aku adalah seorang ibu rumah tangga. Tugasku adalah mengurusi rum
Baca selengkapnya
Keributan Dibalik Keributan
Part.2 #Keributan_Dibalik_Keributan Dari balik gorden bermotif bunga mawar warna kunyit aku mengintip dari dalam kamar. Aku mendengkus kesal. Suamiku ini, lancang sekali dia mengambil keputusan tanpa tanya pendapatku. Dadaku ikut turun naik seiring emosi yang tertahan di dada. "Jahaaat … kamu jahat Mas," rutukku dalam hati. "Berkasnya sudah disiapkan gas?" "Belum Mas. Apa saja ya, berkasnya?" "Nanti aku sms aja ya, Gas." "Iya. Iya, mas." "Kalau gitu aku permisi dulu Gas, masih ada urusan." Mas Guntur berpamitan. Akhirnya tamu tak diundang itu pulang. "Iya, Mas Guntur, terimakasih." Mas Bagas menjawab dengan ramah. Padahal jika berbicara padaku mulutnya selalu kasar. Dasar suami tak punya otak. "Assalamualaikum." "Waalaikumussalam." Keduanya bersalam
Baca selengkapnya
Godaan Arman
Setelah mas Bagas pergi, kucoba untuk pejamkan mata. Jam dinding di atas nakas menunjukkan pukul 21: 30. Kurapalkan doa tidur lalu kutatap wajah putraku yang tengah lelap. Kuusap lembut kepalanya, kucium pipi gembulnya berkali-kali, tapi dia tidak terganggu sedikit pun oleh ulahku. Napasnya teratur menandakan dia sangat lelap.  Sayang, apakah kita akan berpisah? Sanggupkah aku jauh darimu? Bagaimana kau menjalani kehidupan yang baru kau mulai ini tanpa ibu sayang?! Airmataku meluncur begitu saja, tadi niatku akan tidur, tapi pikiranku malah berkelana tanpa arah, kucoba kendalikan pikiranku.  "Heiii pikiranku! Ayo kita istirahat dulu, kembalilah ke tempatmu!"  Aaahhhh ... dia sudah liar keman-mana, bahkan sudah bertamasya di suatu masa yang telah berlalu, masa dimana aku hamil .   #Flash back ON. Sore itu mas Bagas baru pulang dari
Baca selengkapnya
PERPISAHAN TIBA
DIPAKSA JADI TKW ROMANSA CINTA PANGERAN ARAB DAN TKW part.4 #Perpisahan_Tiba Arman semakin mendekat, jarak kami hanya beberapa inci, degup jantungku makin bergolak, dia memegang tanganku. Refleks coba melepaskan tanganku dari tangannya, tapi sia- sia. Genggaman tangannya begitu kuat. "Arman, lepasin ...!" protesku sambil berontak "Kamu kenapa, rilex saja tak perlu tegang begini, Esih." "Lepasin! Kamu jangan macam-macam, Arman!"  "Macam-macam apa? Kamu jangan berpikir aneh-aneh Esihku yang manis, aku cuma mau bicara." "Tapi ga perlu pegang tanganku gini, sakit!" gerutuku dengan muka masam.  "Iya, iya, maaf. Aku ga bermaksud menyakitimu." Arman melepas tanganku. "Yaudah, ngomong aja." Kupasang wajah cemberut. "Esih ... aku ingin kamu tinggalkan Bag
Baca selengkapnya
Assalamualaik Baginda Nabi, Assalamualaiku Saudi.
Selama dua Minggu, aku menjalani pendidikan di PJTKI.Tak banyak yang kupelajari, hanya sekedar perkenalan diri dan nama perabotan dalam rumah, yang mampu saya hafal dalam bahasa Arab.  Kata temanku, "Nanti, kalau sudah minum air sana juga lancar sendiri." Dan hari itu tinggal menunggu esok pagi, untukku(aku) dan beberapa teman setujuan untuk terbang ke Saudi. Mereka yang sudah ex terlihat santai, sedang yang non sepertiku terlihat gugup.         ******Pagi itu, 29 September2007. Kami yang di jadwalkan terbang di suruh berkumpul di aula untuk pembekalan akhir. Kami berkumpul, rupanya akan ada pengajian atau ceramah, sebab di situ nampak seorang wanita berpakaian syar'i  sepertinya seorang Ustadzah. Dia duduk dengan sebuah mix tergeletak di depannya. Kami berkumpul dengan khidmad. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ustadzah itu mengucap salam. 
Baca selengkapnya
Kehangatan Keluarga
Mobil pun menuju pondok dekat kandang unta. Di sana, ada mobil tangki air dan ada seekor keledai terikat sambil asyik mengunyah rumput. Tiba kami di depan pondok. Kami turun sambil menurunkan beberapa barang tapi tidak semua. Di pondok ada seorang pria seperti orang India, rupanya dia yang menjaga pondok sebelah sini, karena pondok satu nya juga dijaga seorang pria, yang tadi sedang memotong rumput dengan mobil khusus pemotong rumput.  Pria itu menatapku. Aku jadi takut, karena kulitnya gosong terbakar matahari dan matanya merah.  "Assalamualaikum," ucap pria itu. "Wa … waa ... waalaikumussalam," jawabku terbata.  "Ekheemmm!" Majikan pria berdehem  "Ya Abdulgahir, hia min Indunisiy, alyoum jik. (Hai Abdulgahir, dia dari Indonesia, hari ini baru tiba)," tutur majikanku.Iya  "Salam," kata pria yang
Baca selengkapnya
Konflik
  Setahun berlalu, tinggal bersama keluarga Baba Saleh dan Mama Salha memberikan warna tersendiri dalam hidupku. Mereka menganggapku seperti keluarga sendiri, dan anak-anak mereka juga sangat dekat denganku. Apalagi aku sudah lancar bahasa Arab, jadi mudah berkomunikasi dengan seluruh keluarga majikan.Awal aku datang ada MTab, Fahad, Abir, Demah, Wujdan, dan satu lagi masih dalam kandungan mama Salha. Kini, dia sudah berusia sembilan bulan, namanya Sultana. Tentu saja, Sultana akan segera punya adik. Ya, Mama Salha hamil lagi. Usia kandungan anak ketujuh itu sudah empat atau lima bulan. Terbayang betapa repotnya aku kerja sendiri mengurus keperluan mereka. Namun, Alhamdulillah karena mereka baik dan gaji lancar serta kebutuhanku semua mereka penuhi, jadi aku tak mengapa walau harus capek kerja.  Yang justru membebani pikiranku tak lain dan tak bukan adalah suamiku Mas Bagas! Tiap bulan selalu minta dikirim uang, untuk Sahee
Baca selengkapnya
Godaan Adik Nyonya
 Pagi hari yang dingin bahkan serasa membeku, suhu minus 7°. Usai sholat subuh enaknya mah tidur lagi, tapi tidak baik tidur selepas subuh karena rezeki akan menjauh.Kusiapkan sarapan untuk kami semua dengan menu 'kubs' sejenis roti, dengan teman-teman nya yakni zaitun, mentega, keju, selai strawberry, dan minyak zaitun sebagai cocolan dan toping. Kubuat juga susu, teh dan gahwa. Yakni kopi yang di panggangan tidak sampai hitam, hanya kuning kecoklatan, kemudian digiling kasar dan diseduh dengan tambahan sejumput kapulaga, samasekali tidak memakai gula.               Usai membuat sarapan, aku meletakkannya di ruang keluarga. Sambil menunggu mereka bangun, aku mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke Nabq dan keperluan untuk di mazra'ah /sawah. Kudengar mereka sudah bangun dan membersihkan diri, sementara duo bocil tahu-tahu memegangi rokku.      "Ahla biikkumm, sobahal khair ya h
Baca selengkapnya
Mas Bagas Minta Ijin
Suara adzan subuh berkumandang bersahutan dari berbagai mushola dan masjid di lingkungan rumah jaddah. Aku pun membuka mata malas, mataku masih ngantuk, rasanya baru sebentar tidur. Dengan setengah sadar ku bangkit dari gumulan selimut tebalku. Pelan-pelan menuju kamar mandi untuk gosok gigi, lalu berwudhu dengan air hangat yang mengucur dari keran merah dan biru menyatu sempurna.    Aku pun sholat di ruang tv, seperti semua perempuan di rumah ini sholat. Sedang para lelaki, mereka sholat di masjid. Usai sholat kulakukan aktivitas pagi seperti di rumah majikanku di Tabarjal. Cuaca di Nabq jauh lebih dingin dari Tabarjal, mungkin karena letaknya dekat dengan gurun pasir dan bebatuan yang menyerupai gunung , dalam bahasa Arabnya yakni Jabal. Aku sudah mengenakan baju tiga lapis di dalam dan satu baju tebal di luar serta syial di leher. Tak ketinggalan kaos kaki tebal melengkapi atribut musim dinginku agar tubuh ini terasa hanagat. Namun, masih saja terasa din
Baca selengkapnya
Hadiah Dari Hamid
   Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa sudah hampir habis kontrak kerjaku di rumah Baba Saleh dan mama Salha. Aku senang karena akan segera pulang dan bertemu putraku yang lama kurindukan.Dia pasti sudah besar usianya 2, 5 th saat aku pulang nanti . Aku tak sabar ingin segera memeluk nya.Tapi disisi lain aku juga berat meninggalkan keluarga ini, mereka sangat baik padaku. Anak-anak juga akrab dengan ku, meski mereka kadang nakal dan membuat ku repot, tapi aku bahagia bersama mereka. Kami sudah menjadi keluarga selama dua tahun ini, sungguh berat rasanya berpisah dengan mereka.         Namun, aku tetap harus pulang untuk mengurus perceraianku dengan mas Bagas. Aku yakin Mas Bagas sudah mengurus nya, jadi saat aku pulang, aku hanya tinggal ambil akta cerai di pengadilan agama dan tanda tangan saja. Aku tidak menyangka pernikahanku dengan Mas Bagas berakhir seperti ini.  Aku bersyu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status