Share

Mantan Mertua

Auteur: Lystania
last update Dernière mise à jour: 2025-06-15 07:22:18

Tok tok tok

Dengan malas Vanya membuka pintu.

"Kamu!" seru Charles saat melihat tampang Vanya yang kucel, rambut berantakan dengan menggunakan baju tidur pendek.

"Pagi-pagi ngapain sih ke sini?" tanya Vanya sambil mengikat rambut berantakannya. Entah kenapa gaya Vanya yang seperti itu membuat Charles menjadi tersipu malu. Wajahnya memerah saat melihat sebagian perut rata milik Vanya.

"Kamu sendiri di rumah?" Pertanyaan Charles membuat nyawa Vanya tersadar. Buru-buru ia merapikan pakaiannya. Bagaimanapun juga pria di depannya itu adalah pria normal yang sudah lama tidak menerima kasih sayang.

"Kamu ngapain kesini?" tanyanya balik.

"Aku mau ngajak kamu nyari kue ulang tahun buat Charlos."

"Kemarin di telepon, kata Tante Erin semua sudah beres, jadi ngapain kamu nyari kue ulang tahun lagi?"

"Cepatlah kamu siap-siap," perintah Charles yang langsung masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu. Tak dapat berbuat apa-apa, Vanya mengambil langkah seribu masuk ke kamarnya dan bersiap-siap. Tak sampai tiga puluh menit, Vanya sudah kembali lagi ke ruang tamu. Tampak Charles sedang melihat album foto dengan wajah senangnya.

"Ayo," ajak Vanya. Charles mendongak memperhatikan Vanya yang berdiri tepat di hadapannya. Pandangan tajam Charles membuat bulu kuduknya berdiri. Buru-buru ia keluar dari rumah menunggu di teras.

"Ayo cepet keluar, pintunya mau aku kunci," kata Vanya lagi. Charles cepat mengembalikan album foto itu ke tempatnya dan menyusul Vanya.

Tak perlu lama untuk mendapatkan kue ulang tahun Charlos karena Sandra sudah memesannya terlebih dulu.

"Kamu mau kemana lagi?" tanya Charles begitu keluar dari toko kue.

"Mall mungkin,” jawab Vanya iseng yang langsung disetujui oleh Charles.

Setelah muter-muter mereka akhirnya mendapatkan tempat parkir juga. Mall saat akhir pekan begini selalu penuh dengan pengunjung.

Memasuki bangunan dengan beberapa lantai itu, Vanya lantas menuju lantai lima untuk mencari hadiah Charlos. Takut salah ukuran, Vanya berkali-kali bertanya pada Charles.

“Iya. Ukurannya pas,” sahut Charles yang mulia bosan karena Vanya terlalu lama. Meski begitu, ia tetap mengikuti kemana Vanya berjalan.

"Sudah belum?" tanya Charles.

Vanya menggelengkan kepala.

"Sebenarnya kamu gak perlu repot ngasih kado, karena kamu sendiri adalah kado terbaik yang diberikan Tuhan untuk Charlos,” ucap Charles membuat hati Vanya bergetar. Ia sampai bengong memandang Charles hingga tak sadar kantong belanjanya telah berpindah tangan.

"Ini kan hadiah aku buat Charlos, kenapa jadi kamu yang bayar?”

“Gak masalah. Uang aku nanti juga jadi yang kamu.” Entah kenapa ucapan Charles hari ini enak didengar semua.

Meninggalkan bangunan megah itu, mereka lantas menuju salah satu cafe rooftop yang berada di sekitar tempat itu. Sambil menikmati pemandangan langit sore, mereka menghabiskan pesanan makanan yang baru datang.

"Besok mau dijemput atau ..."

"Datang sendiri aja nanti sama Mama," jawab Vanya cepat.

"Besok Ibu dan saudara perempuan Kirana juga akan datang." Tangan Vanya terhenti saat hendak menyuap eskrim, "biar besok kalian bisa kenalan." Sambung Charles. Vanya meneruskan makan es krimnya. Muncul rasa takut di hati gadis itu menyambut hari besok. Takut bagaimana sikap mereka padanya. Menyadari perubahan raut wajah Vanya, Charles meraih tangan gadis itu.

"Ada aku," ucapnya menenangkan sambil tersenyum.

***

Hari ini datang juga. Hari ulang tahun Charlos yang pertama. Setelah siap, pukul sebelas siang mereka berangkat menuju rumah Omanya Charlos.

"Santai aja, Sayang. Yang terpenting kamu harus sopan,” ucap Mama yang bisa melihat ada rasa takut di wajah anak gadisnya.

Begitu sampai di tempat acara, Vanya dan Mama disambut hangat oleh Erin. Mereka duduk bergabung bersama keluarga Charles dengan sebuah kue besar di atas meja. Menjelang makan siang, orang yang sedari tadi Vanya cari datang. Setelah ia selesai makan, Charles datang menghampirinya dan mengajaknya ke ruang tamu depan.

"Ma, sebentar ya," pamit Vanya mengikuti langkah Charles. Jantungnya berdetak kencang melihat dua orang wanita duduk di ruang tamu.

"Mah, kenalin ini Vanya." Charles mengenalkan Vanya pada Ibunya Kirana dan Tia, adik Kirana. Vanya tersenyum sembari bersalaman dengan dua orang di depannya.

"Oh, ini yang akan jadi ibu sambung Charlos!" seru wanita itu sambil memandangi Vanya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bila dibandingkan dengan anaknya, Vanya jauh dari kata cantik. Kirana yang memiliki kulit putih tanpa noda, sementara Vanya berkulit kuning langsat. Terlihat ketidaksukaannya pada Vanya, karena masih ada keinginannya agar Tia yang berada di posisi itu. Meskipun Tia sendiri menolak untuk mengikuti keinginannya.

"Permisi sebentar ya," pamit Tia sambil menerima telpon.

"Saya harap, kamu bisa dengan baik menjaga dan merawat cucu saya nanti. Jangan ada perbedaan kasih sayang bila suatu saat kamu memiliki anak sendiri, karena bila itu sampai terjadi saya orang pertama yang akan kamu hadapi," ujarnya dengan pelan namun penuh ketegasan. Vanya menelan saliva sambil tersenyum kecil, tak ada niat untuk berbasa basi dengan wanita di depannya ini.

"Charlos pasti berlimpah kasih sayang, Ma,” sahut Charles.

Beruntung suasana canggung tidak berlangsung lama karena mereka pulang terlebih dahulu.

“Sebentar ya,” ucap Vanya memberikan Charlos pada Sandra. Ia berjalan dan masuk ke dalam toilet.

“Kayak gitu banget lihat aku tadi,” gumam Vanya selesai dari toilet kemudian mencuci tangannya di wastafel.

“Aku gak jelek kok.” Vanya membasahi wajahnya dengan air.

“Yang bilang kamu jelek siapa?” Charles mengejutkan Vanya.

"Kamu kaya hantu aja, bisa muncul di mana-mana." Vanya meninggalkan Charles.

Ulang tahun Charlos akhirnya berlalu, dan berakhir dengan baik. Walau Vanya sempat merasa tak nyaman saat berhadapan dengan mantan mertua Charles tadi, tapi setidaknya ada Charles yang bersikap netral, membuat Vanya bernafas lega. Menjelang sore, mereka baru bisa pulang karena Charlos tidak mau lepas dari Vanya.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Nasehat

    Vanya baru saja menyelesaikan sarapan kemudian pamit pada Mama. Menentang kunci mobilnya, Vanya kaget melihat mobil Charles sudah terparkir di depan rumahnya."Kamu ngapain?” tanya Vanya kala Charles mendekat. Pria itu pagi ini terlihat tampan dan gagah dengan seragam kerjanya. "Mau ngantar kamu kerja,” jawab Charles kemudian menghampiri Mama dan memberikan salam. Vanya terperangah melihat sikap yang Charles tunjukkan.“Kalian hati-hati ya,” pesan Mama saat Vanya memberikan kunci mobilnya pada Mama.Aroma parfum Charles yang maskulin langsung tercium di indra penciuman Vanya, ruangan mobil. Wangi yang membuat candu bagi Vanya."Sebentar lagi tugasku di Bandung bakal selesai, kapan kamu siap?”"Siap apa?" tanya Vanya dengan polosnya."Menikahlah, apalagi?" tandas Charles. Tenggorokan Vanya serasa terkecat tak dapat menjawab perkataan Charles. Mobil berhenti di depan kantornya. Vanya bersiap turun namun tangannya ditahan oleh Charles."Sudah pernah kub

  • DUDA POLISI BUCIN   Mantan Mertua

    Tok tok tokDengan malas Vanya membuka pintu."Kamu!" seru Charles saat melihat tampang Vanya yang kucel, rambut berantakan dengan menggunakan baju tidur pendek."Pagi-pagi ngapain sih ke sini?" tanya Vanya sambil mengikat rambut berantakannya. Entah kenapa gaya Vanya yang seperti itu membuat Charles menjadi tersipu malu. Wajahnya memerah saat melihat sebagian perut rata milik Vanya."Kamu sendiri di rumah?" Pertanyaan Charles membuat nyawa Vanya tersadar. Buru-buru ia merapikan pakaiannya. Bagaimanapun juga pria di depannya itu adalah pria normal yang sudah lama tidak menerima kasih sayang."Kamu ngapain kesini?" tanyanya balik."Aku mau ngajak kamu nyari kue ulang tahun buat Charlos.""Kemarin di telepon, kata Tante Erin semua sudah beres, jadi ngapain kamu nyari kue ulang tahun lagi?""Cepatlah kamu siap-siap," perintah Charles yang langsung masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu. Tak dapat berbuat apa-apa, Vanya mengambil langkah seribu masuk ke kamarnya dan bersiap-siap. Tak samp

  • DUDA POLISI BUCIN   Bertamu

    Memarkir mobilnya, Vanya kemudian masuk ke dalam cafe yang sudah beberapa kali ia kunjungi. Ia memilih untuk bersantai sendirian di cafe sebelum pulang ke rumah. Menghilang rasa penat dengan kerjaan serta Charles yang belakangan ini suka gak jelas.Sambil membaca salah satu buku, Vanya menikmati segelas coklat hangat. Begitu serius sehingga ia tidak menyadari kalau sedari tadi Charles meneleponnya. Vanya memang sering menonaktifkan nada dering handphonenya.Tepat pukul setengah sembilan, Vanya meninggalkan tempat itu setelah selesai membayar pesanannya.Sebelum tidur, Vanya mengecek handphonenya. Ia cukup kaget melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Charles."Ngapain sampai video call segala?” tanya Vanya heran sambil membaca pesan yang Charles kirimkan. Rupanya ada seseorang yang sengaja mengikutinya, karena dalam pesan yang dikirimkan Charles, pria itu juga mengirimkan foto saat ia sedang di cafe sendirian.Charles yang memang tengah menunggu balasan pesan dari Vanya, tanpa

  • DUDA POLISI BUCIN   Pengumuman

    Merasa ini adalah waktu yang tepat, Charles mengumumkan bahwa ia telah melamar Vanya. Mendengar hal itu, Erin rasanya sangat bahagia. Seolah ini adalah kado terindah yang pernah ia terima. Segala perjuangannya mendekatkan Charles dengan Vanya ternyata tidak sia-sia. Meski di awal ia sempat bersitegang dengan anak pertamanya itu. Vanya sendiri tersipu malu saat Erin terus menerus mengucapkan terima kasih karena telah menerima lamaran Charles. Sementara itu ekspresi wajah Charles langsung berubah datar setelah mengumumkan hal itu. Entah apa yang sedang dipikirkannya."Jadi kapan mau diresmikan?" tanya Erin menatap Vanya dan Charles bergantian."Secepatnya, Ma," jawab Charles singkat tanpa memandang Erin maupun Vanya, tapi fokus menghabiskan potongan kue ulang tahun. Semakin senang Erin mendengar ucapan Charles barusan hingga ia tidak henti mengucapkan terima kasih pada Vanya.Begitu jam menunjukan pukul setengah sembilan malam, Vanya bersiap hendak pamit pulang.

  • DUDA POLISI BUCIN   Siluet Gadis Itu

    Bergabung dalam operasi patuh yang tengah melakukan pengecekan kelengkapan berkas kendaraan bermotor, Charles memundurkan langkah dan menatap ke arah ujung antrian. Ada dua petugas yang sedang bersitegang dengan salah satu pengendara motor. "Ada apa ini?" Charles datang dengan setengah berlari."Ini mau kabur, Pak, " ucap petugas polisi itu sambil mengamankan kunci sepeda motor.“Saya bukannya mau kabur, tapi saya lagi buru-buru, Pak. Istri saya jatuh di kamar mandi. Kalau ada apa-apa sama istri saya di rumah Bapak mau tanggung jawab!” Pengendara itu mulai emosi.“Ini periksa sendiri!” Pengendara itu mengambil surat-surat motornya lantas memberikannya pada Charles. Ia lalu mengambil paksa kunci motornya dari tangan petugas dan pergi.mencabut kunci kontak sepeda motor itu."Biar nanti saya yang urus," ucap Charles mengecek surat-surat yang orang itu tinggalkan.Di rumahnya, Yuda tengah menemani Nadia di kamar setelah selesai di pijat. "Gimana, Sayang?” tanya Yuda dengan wajah khawati

  • DUDA POLISI BUCIN   Dinas Luar

    "Kamu baru beli cincin, Van?" tanya Mama kala melihat Vanya duduk di kursi meja makan sambil mengelus-ngelus cincin berlian di tangannya.“Eh itu, anu,” jawab Vanya gelagapan sembari menyembunyikan tangannya."Atau kamu sudah dilamar sama Charles?” terka Mama. Vanya mengangguk pelan membenarkan ucapan Mama. Mematikan kompornya, Mama lantas duduk di sebelah anak gadisnya itu. "Ceritain gimana dia ngelamar kamu,” kata Mama sangat antusias. Wajahnya begitu penasaran menunggu Vanya bersuara.Sedikit malu-malu Vanya menceritakan kejadian sewaktu di restoran kemarin. Malu sama Mama karena Charles sama sekali tidak romantis saat melamarnya. “Masa dia langsung masangin cincin ke jari tangan Vanya, gak ada manis-manisnya sama sekali, Ma,” ucap Vanya berubah menjadi kesal.“Kenapa kebanyakan pria tidak romantis ya. Sama seperti papa kamu dulu,” sahut Mama teringat kenangannya bersama papanya Vanya dulu."Tapi….” Vanya menatap Mama lekat, “tapi Mama gapapa aku sama Charles?” Kening Mama berk

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status