Dada Malam, Nafas Pagi

Dada Malam, Nafas Pagi

last updateLast Updated : 2025-10-07
By:  Ophira NoctisUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
18views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kania, tiga puluh tahun, memilih hidup dalam keheningan sejak patah yang tak ia bicarakan. Ia tak mencari cinta. Bahkan tubuhnya pun sudah lama lupa rasanya disentuh dengan sungguh-sungguh. Hingga Arsa pindah ke unit sebelah. Pria asing yang pulang larut, jarang bicara, tapi punya suara berat yang menggema di dinding tipis. Setiap malam, jarak mereka tak lebih dari satu tembok. Setiap pagi, tubuh Kania bangun dengan denyut yang tak bisa dijelaskan. Apa yang awalnya hanya suara—pelan-pelan menjadi obsesi. Dan obsesi itu, tanpa mereka sadari, saling tumbuh dari dua arah. Tapi kedekatan fisik tak pernah sesederhana yang terlihat. Ada luka yang belum selesai, ada batas yang mudah kabur saat malam terlalu lama, dan ada rahasia yang hanya muncul di antara ciuman dan bisikan paling sunyi.

View More

Chapter 1

Suara Itu

Apartemen di Unit 23B selalu sunyi, bukan sunyi yang damai, tapi sunyi yang mengancam—seperti museum yang terlupakan waktu dan manusia. Di sana, hanya suara jam dinding yang berdetak monoton, ritme yang membelah sunyi di keheningan jam dua dini hari. Listrik berdengung pelan dari balik kulkas tua yang nyaris tak pernah berhenti bekerja. Lampu jalan di luar jendela memantulkan cahaya temaram, menciptakan bayangan samar menari di dinding.

Kania duduk terpaku di kursi malasnya yang kusam, memeluk segelas wine murahan yang terasa getir di lidahnya. Anggur itu adalah teman jujurnya. Tiga bulan terakhir hidupnya hanyalah pengulangan yang menyakitkan: kesepian yang membungkusnya rapat, sebuah benteng dari luka lama. Ia sudah berjanji, tidak ada lagi drama. Tidak ada lagi keterlibatan.

Malam ini berbeda. Janjinya terancam.

Kania menegang. Ia mendengar suara itu.

Bukan televisi. Bukan radio. Tapi sesuatu yang asing dan sangat dekat, datang dari balik dinding tipis Unit 23A, unit yang sudah berbulan-bulan kosong. Suara napas itu berat, tertahan, lalu dilepaskan pelan. Bukan napas tidur. Melainkan napas yang berjuang melawan sesuatu yang tak terlihat.

Punggung Kania merinding. Rasa takut bercampur dengan rasa ingin tahu yang kuat—rasa yang lama ia kubur. Ia harus mengabaikannya. Ini bukan urusannya. Tapi suara itu terus mendesak, seolah mencari bantuan. Erangan rendah, seperti menahan sakit, disusul keheningan yang menyesakkan.

Kania bangkit. Ia letakkan gelas wine itu di meja dengan bunyi denting terburu-buru. Ia berjalan menjauh dari dinding, mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya suara bangunan lama. Namun, suara itu datang lagi.

Lagi.

Kali ini lebih jelas. Sebuah bunyi benturan pelan diikuti tarikan napas kasar, seolah udara direbut paksa. "Seseorang terluka," bisik Kania, nyaris tidak bersuara. Ia tahu, di dunia apartemen ini, tak ada yang mau ikut campur. Tapi ia tidak bisa membiarkannya.

Kania melangkah pelan, mendekat ke dinding pembatas, telapak tangannya menempel pada lapisan cat yang dingin. Ia bisa merasakan getaran samar di baliknya.

Ia meraih ponselnya. Jantungnya berdetak kencang. Ia menimbang-nimbang antara menelepon keamanan—yang pasti akan datang terlambat—atau menghadapi langsung.

Ia menghela napas panjang. "Sialan," gumamnya. Drama, selalu drama.

Kania menggeser kunci ganda di pintu apartemennya. Keputusannya sudah dibuat.

Tepat saat ia membuka kunci, sebuah suara lirih datang dari balik dinding.

"Tolong..."

Suara laki-laki. Serak. Penuh keputusasaan.

Kania memejamkan mata. Ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak lagi terlibat. Tapi suara itu... Suara itu memanggil sisi kemanusiaannya yang ia kira sudah mati.

Ia membuka pintu, melangkah ke lorong sunyi. Di sana, di depan unit 23A, hanya ada kegelapan dan keheningan yang mencekam.

Ia menarik napas, mengangkat tangan, dan menggedor pintu 23A dengan kepalan tangannya.

"Halo! Siapa di dalam? Anda butuh bantuan?"

Keheningan. Tidak ada jawaban.

Kania menggedor lagi, lebih keras. "Saya akan panggil polisi jika Anda tidak menjawab! Saya serius!"

Pintu itu tiba-tiba terbuka pelan, hanya selebar celah kecil. Dari celah itu, muncul mata gelap yang menatapnya tajam. Mata itu kelelahan, penuh amarah, dan berbahaya. Bau besi dan alkohol samar-samar tercium di udara.

"Pergi," desis suara itu. Suara yang sama, tapi kini lebih kuat, lebih mengancam.

Kania terkejut, namun ia menahan diri. Ia melihat sekilas bayangan tubuh yang besar dan tegap di balik pintu. "Saya dengar Anda kesakitan," balas Kania, mencoba menjaga suaranya tetap tegas. "Apa yang terjadi? Saya bisa bantu panggil ambulans."

Sosok itu tidak bergerak, hanya mata gelap yang menatap Kania. Lorong itu terasa membeku.

"Aku bilang, pergi," ulangnya, pelan, tetapi setiap kata terasa seperti ancaman. "Jangan pernah ikut campur urusanku."

Kania menatapnya lurus, amarahnya muncul, memadamkan rasa takutnya. "Jika aku membiarkanmu, dan terjadi sesuatu, aku juga yang akan repot dengan polisi. Jadi, bicaralah. Siapa namamu?"

Sosok itu akhirnya bergeser, membuka pintu lebih lebar, mengungkapkan sebagian tubuhnya yang besar. Sebuah luka di bahu yang berdarah samar terlihat jelas. Dia adalah Arsa.

"Namaku Arsa," desisnya. "Dan sekarang, tutup pintumu dan kembali ke wine murahanmu itu." Arsa membanting pintu, suara debuman keras membelah lorong.

Kania terdiam, menggigil di depan pintu unit 23A. Dia tahu, dia baru saja bertemu masalah—masalah yang menarik.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status