LOGINSama seperti di kehidupan pertamanya, Raja Normand secara pribadi mengundangnya ke ruang kerjanya, tepat setelah acara makan malam selesai.
“Saya menghadap matahari kerajaan Elgresia. Semoga Dewa selalu memberkati kita semua,.”
Raja Normand melihatnya dengan pandangan lembut dan perhatian yang dibuat-buat, “Eleonora, anakku. Bukankah waktu berjalan dengan sangat cepat? Sekarang, kau sudah dewasa dan akan menikah dengan orang yang jauh dariku. Kami pasti akan merindukanmu.”
Di masa lalu, ucapan itu berhasil membuat Eleonora tersentuh. Tapi sekarang, ia telah melihat segalanya dengan jelas, “Saya harap Yang Mulia selalu dalam keadaan sehat.”
Agar aku bisa melumatmu hidup-hidup, tambahnya dalam hati.
“Kau sungguh baik sekali,” balasnya setelah menghela nafas. “Aku tak bisa membayangkan kalau kau berada di tempat sejauh itu tanpa ada orang yang kupercaya. Karena itu, aku akan mengirim seorang pelayan pribadi untukmu.”
“Itu tindakan yang berlebihan, Yang Mulia. Saya yakin kastil Lockhart memiliki banyak pelayan yang kompeten,” tolak Eleonora tegas.
Pria tua yang berada di usia 50-an itu mengedipkan matanya beberapa kali karena tak menduga penolakan tersebut. Ia lantas berdehem sebelum berkata, “Tetap saja, hati ayah mana yang tega melihat anaknya sendirian di tempat yang asing?”
Wajah memelas sang Raja malah membuat Eleonora muak. Karena pelayan yang dikirim kerajaan itu adalah mata-mata yang berbahaya.
Tidak hanya membuat Eleonora kesulitan beradaptasi di kastil Lockhart, ia juga menuangkan racun di dalam minuman Killian. Membuat tubuhnya melemah hingga membuat laki-laki itu tak bisa melawan saat pengawal menyeretnya keluar untuk diinterogasi karena tuduhan pengkhianatan.
“Tanpa bantuan anda, saya akan baik-baik saja, Yang Mulia.”
“Aku menolak penolakanmu, Eleonora!” ucap Raja Normand dengan nada tak ingin dibantah. Namun tiba-tiba, ia kembali melembutkan nada bicaranya, “Aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Karena itu, sesampainya disana, kirimilah aku surat. Apapun yang terjadi, meskipun itu adalah hal kecil. Aku ingin kau menceritakannya padaku.”
Eleonora berusaha keras untuk tidak mendengus. Dulu ia berpikir bahwa mungkin inilah ikatan anak perempuan dan ayahnya yang sering dikatakan orang. Bahwa ayahnya mungkin saja mulai menyayanginya setelah dipisahkan oleh jarak ratusan ribu kilometer.
Padahal, ini adalah sebuah jebakan yang disusun dengan rapi selama lima tahun.
Ia tak sadar jika surat-surat tentang siapa saja yang ditemui Killian serta peta mengenai rute perdagangan di wilayah Lockhart akan dipelintir menjadi bukti bahwa Duke Lockhart telah bersekutu dengan kerajaan asing untuk melakukan kudeta serta menggunakan istrinya sebagai umpan.
Tak ada yang mempercayai hal itu karena Killian begitu setia dan mencintai tanah airnya. Namun, tak banyak yang bergerak membantu ketika para pengawal kerajaan menerobos rumahnya dan mengeksekusi suaminya secara terbuka di tempat umum.
Eleonora tahu jika penolakannya takkan berhasil. Dan tentu saja, ia akan menyusun rencana untuk membuat pelayan itu takkan sampai di kastil Lockhart. Perempuan itu lantas membungkuk sopan sebelum berkata, “Baiklah, Yang Mulia.”
“Bagus,” ucap Raja Normand puas. Ia kemudian meremas kedua pundak Eleonora dengan lembut, “Sekarang kembalilah ke kamarmu untuk beristirahat. Kau pasti lelah.”
Sekali lagi perempuan itu membungkuk dan pergi tanpa mengucapkan apapun. Namun, alih-alih kembali ke kamarnya, ia berbalik arah menuju gudang penyimpanan obat yang dijaga oleh tabib istana.
Kedatangannya kesana tentu dianggap hal yang wajar karena sebagian besar harinya habis untuk membantu tabib Istana untuk membuat obat. Apalagi sebelumnya, Eleonora adalah lulusan terbaik di Akademi, pada bidang Herbologi.
Sayangnya, Raja tak menganggap hal itu sebagai sebuah prestasi. Ibu tirinya bahkan sering menyindirnya sebagai wanita berbau rumput kering. Membuat perempuan itu memilih untuk menjadi bayang-bayang dalam gudang obat dan bersembunyi dari bangsawan lainnya.
Kini Eleonora agak menyesalinya. Seandainya saja ia bisa berteman dengan bangsawan lain dan memiliki pengaruh politik, nasib Killian dan wilayah Lockhart mungkin akan berbeda.
“Yah, itu bukan masalah besar,” gumam perempuan itu sambil mengantongi beberapa tanaman herbal yang ia butuhkan. “Cepat atau lambat, para bangsawan itu akan datang sendiri kepadaku.”
Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, perempuan itu kembali ke kamarnya. Di perjalanan, ia berpapasan dengan seorang pelayan yang tadi pagi telah membangunkannya. Eleonora mengambil sekantung koin perak dari dompet kainnnya sebelum mencegat pelayan itu dan berkata, “Hei, aku butuh bantuanmu.”
*
Tidak ada hal yang spesial selama hari-hari menjelang pernikahan. Eleonora hanya menyibukkan dirinya di dalam kamarnya untuk berkemas. Namun, satu-satunya yang berbeda adalah perempuan itu memerintahkan staff perpustakaan untuk mengirimkan beberapa surat kabar selama tiga bulan ke belakang dan Eleonora lantas membaca semua berita dengan serius.
Lalu sehari sebelum pernikahan, pelayan yang diutus raja menampakkan wajahnya.
“Nama saya adalah Rocy Mida, Yang Mulia. Semoga berkah dewa selalu menyertai bintang-bintang kerajaan Elsgeria.”
Eleonora melihat pelayan berwajah mirip rubah itu dengan senyuman samar. Kilasan-kilasan masa lalu itu kembali menganggunya. Membuat perempuan itu menggelengkan kepala berharap bisa menghalau pikirannya, “Datanglah lagi besok. Setelah upacara pernikahan, kita akan langsung berangkat ke wilayah Lockhart.”
Pelayan muda itu menunduk dan sekilas ia melirik ke arah kotak-kotak perhiasan yang ditumpuk di atas meja. Ada kilatan licik di kedua mata cokelatnya sebelum ia melemparkan senyuman palsu ke arah Eleonora, “Saya bisa membantu anda mengepak barang bawaan anda, Nona.”
“Itu akan sangat membantuku. Kalau begitu, bereskan kotak-kotak perhiasan itu dan beberapa tas ke kereta kuda. Biarkan tas yang paling besar itu tinggal disini. Karena isinya adalah pakaian dan beberapa dokumen yang mungkin aku perlukan nanti.”
Kedua mata Rocy berkilauan. Ia menunduk sopan sebelum melakukan hal yang diminta majikannya tersebut. Namun setelah keluar dari kamar Eleonora, langkah Rocy bergerak ke arah yang berlawanan dengan halaman utama.
Pelayan itu kemudian masuk ke kamarnya dan setelah memastikan bahwa ia seorang diri, dibukanya tas-tas milik Eleonora dengan wajah antusias.
“Indah sekali!” pekik Rocy saat melihat sebuah bros dengan batu emerald hijau dari salah satu kotak perhiasan milik majikannya tersebut.
Perempuan itu lantas membuka semua kotak-kotak beludru tersebut dan memilih perhiasan yang paling menarik hatinya. Rocy memekik kegirangan saat ia melihat kalung perak dengan bandul batu safir biru. Meskipun ia hanyalah pelayan rendahan, tapi ia tahu jika yang dipegangnya adalah seri dari perhiasan langka yaitu ‘air mata malaikat’
“Aku benar-benar beruntung. Siapa sangka bahkan puteri terbuang sepertinya juga memiliki perhiasan yang berharga,” sahutnya gembira sambil mengamati detail kalung tersebut. “Untuk sekarang, cukup satu saja. Toh, perempuan itu tak mungkin menyadari kalau ada salah satu koleksinya yang menghilang. Sementara sisanya, aku masih punya banyak waktu untuk mengurusnya.”
Setelah itu, Rocy memakai kalung tersebut dan menyembunyikannya di balik seragam pelayannya yang berkerah tinggi hingga menutupi sebagian lehernya, “Tidak ada tempat yang aman selain diriku sendiri. Nah, sekarang waktunya bekerja!”
Upacara pernikahan berjalan persis seperti yang diingat Eleonora. Ia memakai gaun pengantin dengan potongan sederhana dan rambutnya disanggul rapi. Wajahnya yang tertutupi dengan cadar putih berjaring-jaring itu tidak menampakkan ekspresi khusus saat Raja Normand menuntunnya hingga ke altar.Killian telah menunggunya dengan setelan militer berwarna putih. Rambutnya disisir ke belakang dan ia mengulurkan tangannya untuk menariknya mendekat. Membuat Eleonora tiba-tiba memikirkan ucapan terakhir yang ia dengar saat suaminya itu dieksekusi.Apa maksudnya dengan melindungiku? Selama ini, Killian tak pernah memperdulikanku. Ia bahkan tak pernah menyentuhku, membuatku menjadi bahan olok-olokan sebagai istri yang tak diinginkan. Jadi, apa sebenarnya yang coba ia lindungi?Saat Pendeta memulai prosesi janji pernikahan, jantung Elelonora berdebar. Suara Killian terdengar tegas saat berkata, “Saya bersedia menikahi Eleonora Keller Elgresia dan menemaninya di kala susah dan senang, sakit maupun s
Sama seperti di kehidupan pertamanya, Raja Normand secara pribadi mengundangnya ke ruang kerjanya, tepat setelah acara makan malam selesai.“Saya menghadap matahari kerajaan Elgresia. Semoga Dewa selalu memberkati kita semua,.”Raja Normand melihatnya dengan pandangan lembut dan perhatian yang dibuat-buat, “Eleonora, anakku. Bukankah waktu berjalan dengan sangat cepat? Sekarang, kau sudah dewasa dan akan menikah dengan orang yang jauh dariku. Kami pasti akan merindukanmu.”Di masa lalu, ucapan itu berhasil membuat Eleonora tersentuh. Tapi sekarang, ia telah melihat segalanya dengan jelas, “Saya harap Yang Mulia selalu dalam keadaan sehat.”Agar aku bisa melumatmu hidup-hidup, tambahnya dalam hati.“Kau sungguh baik sekali,” balasnya setelah menghela nafas. “Aku tak bisa membayangkan kalau kau berada di tempat sejauh itu tanpa ada orang yang kupercaya. Karena itu, aku akan mengirim seorang pelayan pribadi untukmu.”“Itu tindakan yang berlebihan, Yang Mulia. Saya yakin kastil Lockhart m
Duke Killian Lockhart duduk di bangku panjang yang terletak di dekat taman istana yang dirawat dengan baik, menunggu calon istri yang baru ia temui sekali saat dekrit kerajaan diumumkan.Setelah membantu memenangkan perang di daerah perbatasan, alih-alih mendapatkan kenaikan pangkat atau wilayah kekuasaan, Raja Normand malah memberinya hadiah yang paling tidak ia inginkan. Seorang istri.Killian tentu tak bisa menolak perjodohan tersebut karena ia tak sudi dieksekusi karena dianggap sebagai pembelot yang melawan perintah raja. Meski begitu, ia yakin jika raja pasti telah merencanakan sesuatu. Mungkin, pernikahan ini semata-mata hanya bertujuan untuk memperkuat kekuatan kerajaan.Atau untuk sesuatu yang lain. Sesuatu yang jahat dan tak akan ia sukai. Dan jika melihat perangrai raja, Killian lebih mempercayai kemungkinan terakhir.Mata-matanya telah memberikan laporan lengkap. Eleonora merupakan anak haram sang raja dengan seorang penari yang tidak diketahui bagaimana nasibnya.Perempua
Eleonora Keller Lockhart selalu membenci musim dingin.Tapi kali ini, rasa benci itu kian bertambah saat dua pengawal kerajaan menyeretnya keluar dari kastil Lockhart yang telah ia tinggali selama lima tahun ini, menuju alun-alun kota yang ramai. Para penduduk kota melihatnya sambil berbisik-bisik.Perempuan itu tak lagi mengangkat dagunya sebagai seorang Duchess, melainkan sebagai saksi dari pelaku pemberontakan kerajaan yang merupakan suaminya sendiri, Duke Killian Eglias Lockhart.Killian yang dulu selalu berpenampilan rapi dan selalu dielu-elukan sebagai pahlawan medan perang yang gagah berani, kini nampak lesu dan letih dengan kedua tangan yang diikat di belakang punggungnya. Pakaiannya compang-camping dan wajah tampannya tersamarkan dengan luka memar akibat proses interogasi yang kejam.Saat Eleonora bertemu pandang dengan suaminya, ia tak menemukan amarah atau dendam disana. Melainkan sebuah ketenangan yang luar biasa.Perempuan itu merasakan sesuatu yang menyesakkan bergerak d