Diantara Imam dan Ibu

Diantara Imam dan Ibu

Oleh:  medushash12  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
17Bab
489Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kepulangan Salsa ke kampung halamannya adalah hal yang mendadak. Awalnya, ia pulang karena penasaran dengan rumor yang diceritakan Dhea sama persis seperti yang ibunya ceritakan. Namun, sebuah pesan dari ibunya mengagetkan Salsa. Ibu tiba-tiba membahas warisan keluarganya. Ia tidak menyangka bahwa syarat Salsa mendapat warisan adalah menikah dengan laki-laki pilihan ibunya.

Lihat lebih banyak
Diantara Imam dan Ibu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
17 Bab
Pulang Kampung
Hari-hari Salsa hanya terfokus untuk mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya di kampung. Posisinya di kantor tempat ia bekerja cukup penting dan ia bersyukur mendapatkan posisi itu. Di usianya yang masih 24 tahun, ia terbilang muda dan berbakat. Dengan semua kemampuan yang ia punya, ia akan berusaha keras mencari nafkah untuk bertahan hidup Waktu sudah menunjukan jam istirahat, Salsa pergi ke kantin yang berada di lantai satu. Ia memesan makanan berat dan secangkir kopi. Lalu ia duduk di pojok dekat dengan jendela yang menghadap ke taman kantor. Seseorang menelpon Salsa, tertulis nama “Dhea” yang merupakan teman masa kecil Salsa di kampung halamannya. “Halo Dhe?” “Sal, lo gak pulang ke kampung?” “Ngapain balik ke sana? Males gue balik ke kampung batu.” Jawab Salsa sedikit sewot. “Emang lo gak tahu di sana ada yang aneh?” “Maksud lo gimana Dhe?” “Gue jelasin pas balik dari kantor, kita ketemuan di apartemen lo aja, nanti gue kabarin lagi.” “Ok, nanti gua kabarin juga kalo
Baca selengkapnya
Salsa dan Warisan
Salsa terpaksa datang ke kampung dengan perasaan yang campur aduk. Ia penasaran dan kesal kepada ibunya. Ia tidak pernah menyangka bahwa ibunya akan berkata seperti itu padanya.Masalah ini sangat penting untuk masa depannya, ia tidak akan membiarkan ibunya bertindak semaunya. Terlebih ia penasaran dengan apa yang dibuat oleh laki-laki bernama Imam itu, sampai ibunya melakukan hal ini.Sesampainya Salsa, Dhea dan kakaknya di kampung, rumor tentang masyarakat di sana menjadi ramah ternyata benar. Tatapan heran yang tidak mengenakkan tidak terlihat, hanya sapaan hangat yang mereka terima. Salsa memang heran, namun untuk saat ini pikirannya terfokus tentang ibu dan warisan keluarganya.Sesampainya Salsa di rumah, ternyata rumahnya terkunci, tidak ada siapapun yang menjawab salamnya. Ia kemudian pergi ke tetangganya untuk menanyakan kemana keluarganya pergi."Pak, mau tanya kalau rumah sebelah pada kemana ya?" tanya Salsa pada Pak Diman, tetangga terd
Baca selengkapnya
Salsa dan Imam
Jawaban ayahnya tentang siapa lelaki tadi membuat Salsa tergerak untuk menghampiri lelaki itu. Ia akan menyelidiki bagaimana cara lelaki itu bersikap kepada keluarganya. Ia juga akan memperhatikan bagaimana cara ia mengambil perhatian warga.Salsa memang mengakui ketampanan Imam, namun ia tetap harus waspada, siapa tahu yang ibunya lihat tidak sesuai dengan apa yang Salsa lihat.Selama di rumah tadi, ia hanya melihat wajah ibunya yang ditekuk dan tak ingin berbicara dengan siapapun. Salsa lebih baik pergi ke warung untuk mencari cemilan daripada ia merasa tidak nyaman."Emang apasih bagusnya itu cowok? Ganteng doang juga, enggak ada spesialnya sama sekali. Cuma karena dia anak Pak RW dan kerja di luar negeri bisa sampe segitunya dapet perhatian warga dan ibu."Sambil berjalan, ia menumpahkan kekesalannya tanpa memperdulikan sekitar. Ini sudah pukul 8 malam, jarang warga lewat, makanya ia berani berbicara sendirian. Padahal ia sedang bersama dengan
Baca selengkapnya
Perkara Sinyal
Hari ini merupakan hari pertama Salsa melakukan WFH. Ia telah menyiapkan laptop dan catatan untuk ia bekerja pada jam 9 nanti. Namun ia mendapat masalah, sinyal yang ia dapatkan tidak stabil sampai bisa hilang entah kemana.Ia mencoba bertanya kepada Resya tentang tempat di kampung yang bisa mendapat sinyal dengan stabil. Jawaban Resya adalah rumah Pak RW, yang di mana rumah itu pasti ada Imam. Salsa kemudian menggeleng, ia pasti bisa menemukan tempat lain yang terdapat sinyal stabil.Tanpa berpikir panjang, Salsa keluar rumah dan mencari sinyal di beberapa tempat sekitar rumahnya. Tak lama, seseorang di belakangnya berbicara kepada Salsa."Kalau kamu cari sinyal stabil, kamu bisa ke rumah saya. Walaupun tidak terlalu bagus, setidaknya sinyal di sana cukup stabil."Salsa menoleh, menemukan Imam berada tak jauh di belakangnya. Ia kemudian menatap Imam dengan malas, kemudian ia mengabaikan Imam dan melanjutkan pencarian sinyal di tempat lain.
Baca selengkapnya
Berawal dari Kepo
Selepas Salsa melakukan meeting, ia mengerjakan beberapa hal yang akan di kirim ke kantornya. Ia akan memanfaatkan sinyal yang ada, karena jika ia tidak melakukan itu, kemungkinan akan kena marah dari atasannya.Cuaca hari ini terbilang panas, Salsa menatap jam di tangannya yang menandakan bahwa sekarang sudah pukul dua belas lebih sepuluh menit. Ia harus pulang untuk makan siang.Salsa teringat bahwa di dalam rumah Pak RW, ada Imam yang mungkin sedang leha-leha. Ia menengok ke arah pintu masuk, ternyata pintunya dibuka lebar, dengan inisiatifnya, Salsa mengetuk pintu dari luar beberapa kali.Tak lama, Imam menghampirinya dan menatap laptop Salsa di meja yang sudah ditutup. "Kamu sudah selesai kerja?""Iya, gue manfaatin waktu sama sinyal di sini." Jawab Salsa cuek.Imam mengangguk, lalu ia menatap keadaan sekitar. "Mau pulang atau gimana?"Salsa diam, ia penasaran dengan apa yang Imam lakukan di dalam rumahnya. Tapi ia bingung bagaimana cara memulai aksinya.Salsa kemudian kembali du
Baca selengkapnya
Salsa, Resya, dan Warisan
Pukul 4 sore, Salsa bangun dari tidur siangnya. Selepas ia pulang dari rumah Imam, ternyata di tertidur di kamarnya tanpa ia sadari. Ia kemudian membersihkan diri dan ingin berjalan-jalan sebentar di sekitaran rumahnya. Setelah ia membersihkan diri, ia melihat Resya baru pulang sekolah yang langsung masuk ke kamarnya. "Mandi dulu, baru istirahat." Ucap Salsa pada Resya. "Iya, aku simpen barang dulu." Jawab Resya. Tak lama, Resya kelaur dari kamarnya sambil menenteng handuk dengan baju seragam yang masih menempel pada badannya. Sedangkan Salsa sedang memainkan ponselnya di ruang makan. Tanpa memperdulikan Resya yang lewat, ia terus memakan cemilan yang ada di meja. Tiba-tiba ia teringat jika ia tidak yakin dengan hubungan Imam dengan orang tuanya, ia bisa tanyakan lewat Resya. Ia mengangguk semangat setelah teringat itu. Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka yang menandakan kalau Resya sudah selesai mandi. Dengan wajah tanpa dosa, Salsa menatap Resya dengan senyum terbaiknya
Baca selengkapnya
Mendekati Salsa
"Tadi gimana sama Neng Salsa?" Tanya Abah kepada Imam. Imam dan Abah sedang menikmati angin malam di teras rumah mereka sambil menikmati kopi. Abah harus memastikan bagaimana perkembangan hubungan anaknya dan Salsa, ia tidak boleh membuat keluarga Salsa kecewa. "Tadi Salsa sama Imam ngobrol sebentar sebelum dia pulang." Jawab Imam. "Enggak kamu ajak jalan-jalan keliling kampung?" "Imam masih belum berani Bah, Salsa kelihatan kesal kalau dekat-dekat dengan Imam." "Enggak mungkin, masa neng Salsa begitu!" Seru Abah pada Imam. Abah mengenal Salsa sebagai perempuan ramah dan mudah bergaul. Imam terkekeh pelan, ia kemudian menatap abahnya dengan wajah yang meyakinkan. "Mungkin Salsa belum mau mengenal Imam lebih jauh. Bah. Imam enggak bisa maksa Salsa kaya kemauan Abah." "Abah enggak suruh kamu paksa Neng Salsa. Abah suruh kamu deketin Salsa, memangnya susah?" Jelas Abah. Imam berpikir sejenak, kemudian ia meminum sedikit kopinya. "Deketin Salsa kaya deketin kucing, Bah. Dia itu tip
Baca selengkapnya
Gara-gara Motor
Saat Resya mengatakan bahwa ia akan pergi menonton Wayang bersama Imam, ia menyalahkan semua yang terjadi di rumah. Untung ia tidak punya jadwal meeting hari itu, kalau punya, bisa-bisa Salsa banyak menyindir halus rekan kantornya jika melakukan kesalahan.Salsa ingin meluapkan emosinya, bahkan kepada orang tuanya sendiri. Namun, Ia memilih diam, daripada ia harus marah-marah. Ia juga sengaja menyelesaikan pekerjaannya dengan lambat, agar saat Imam datang ke rumahnya, ia tidak bisa ikut pergi untuk menonton pertunjukan Wayang. Namun, takdir berpihak pada Imam.Pekerjaannya tidak banyak, karena ia orang yang tidak pernah menunda pekerjaan dan dapat berpikir dengan cepat. Ia kemudian menatap jam dinding di kamarnya. Ternyata sudah pukul 3 sore, ia kemudian merebahkan dirinya.Kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar Salsa. "Masuk " Ujar Salsa."Kamu baru selesai bekerja?"Salsa membelakakan matanya, ia langsung terduduk dan melihat siapa yang baru saja bertanya padanya. Imam, orang itu
Baca selengkapnya
Perubahan Imam
Setelah kejadian tadi, Salsa memperhatikan Imam dalam diam. Ia hanya memastikan kalau Imam baik-baik saja dan dapat mengikuti acara sampai selesai, mungkin setelah Imam menonton Wayang, ia akan merasa lebih baik dan melupakan kejadian tadi.Setelah kejadian itu, Imam meminta Salsa untuk masuk ke tempat acara berlangsung lebih dulu, ia bilang bahwa ia akan membeli cemilan dan minuman untuk mereka berdua. Salsa akan membicarakan hal ini dengan adiknya besok, mungkin ia tahu apa yang terjadi dengan Imam.Tak lama, Imam kembali dengan keresek putih berisi cemilan dan minuman. Sambil menunggu acara mulai, Imam hanya diam sambil menatap kosong panggung di depan mereka."Imam.""Iya kenapa?""Kenapa harus gue yang nikah sama lo?" bertepatan dengan Salsa yang bertanya kepada Imam, Gong di panggung dibunyikan dengan keras."Apa?!" Tanya Imam sambil mendekatkan kupingnya pada Salsa.Salsa kemudian menggeleng dan menatap acara Wayang yang sudah dimulai.Tiga jam berlangsung sebentar untuk Salsa,
Baca selengkapnya
Rumor Warga
Pagi harinya Salsa terbangun di kasurnya, ia berpikir sejenak. Seingatnya, ia tertidur di mobil Imam, lalu siapa yang memindahkannya? Salsa berjalan keluar kamar, menemukan Resya di meja makan sambil menyantap sarapannya."Tadi malem siapa yang pindahin aku ke kamar?""Kak Imam."Salsa melotot dan langsung duduk di sebelah Resya. "Sendirian?!"Resya mengangguk seraya menyelesaikan sarapannya."Iya semalem kebo banget tidurnya, susah dibangunin, ayah gak akan kuat angkat kakak, jadi kak Imam yang angkat kakak ke kamar."Salsa memejamkan matanya, ia kesal dengan dirinya yang memang kebo bukan main. Ia beranjak menuju kamar mandi sambil berusaha menyingkirkan rasa malunya.Setelah Salsa membersihkan diri dan bersiap-siap ingin bekerja, ia dipanggil ibunya ke depan rumah."Iya kenapa bu?" Tanya Salsa lalu melihat penampilan kedua orang tuanya."Ibu sama Ayah mau melayat ke temen ayah di kampung sebelah, kita berangkat pake mobil nak Imam. Kamu sendiri di rumah gak apa-apa kan?" Jelas ibun
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status