Share

Bab 68

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 21:19:14
Andini menjerit saat menyadari posisi duduknya di atas pangkuan Dewa. Namun gadis itu buru-buru menutup mulutnya sebab ia sadar, ia tinggal di hunian indekos. Bisa jadi orang akan berprasangka buruk saat mendengar teriakannya.

Andini yang agak ceroboh langsung berdiri loncat dari paha Dewa. Sial, ternyata memang betulan ada cicak nempel di kerah kemeja model piyama yang dipakai Andini.

Dewa meringis saat melihat cicak betulan. Anak cicak menatap Dewa dengan mata yang puas seolah sedang meledeknya.

Dewa segera berdiri. Kasihan istri mungilnya betulan phobia cicak. Sebagai suami yang bertanggung jawab, ia akan menyelamatkan istrinya dari cicak.

“Om! Di mana cicaknya?” tanya Andini, wajahnya kesal. Namun ia berusaha untuk tidak histeris seperti tadi. Masalahnya, masalah besar bisa timbul akibat histeria sesaat tadi. Bukan anak kos sebelah yang bangun. Tapi … ada sesuatu yang bangun tadi saat ia duduki. Keras dan besar. Makhluk yang menyeramkan, pikirnya!

“Andin,” kata Dewa dengan lembut.
Piemar

Udah ya Doble update. Makacih 🤍🤍

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 68

    Andini menjerit saat menyadari posisi duduknya di atas pangkuan Dewa. Namun gadis itu buru-buru menutup mulutnya sebab ia sadar, ia tinggal di hunian indekos. Bisa jadi orang akan berprasangka buruk saat mendengar teriakannya.Andini yang agak ceroboh langsung berdiri loncat dari paha Dewa. Sial, ternyata memang betulan ada cicak nempel di kerah kemeja model piyama yang dipakai Andini.Dewa meringis saat melihat cicak betulan. Anak cicak menatap Dewa dengan mata yang puas seolah sedang meledeknya.Dewa segera berdiri. Kasihan istri mungilnya betulan phobia cicak. Sebagai suami yang bertanggung jawab, ia akan menyelamatkan istrinya dari cicak.“Om! Di mana cicaknya?” tanya Andini, wajahnya kesal. Namun ia berusaha untuk tidak histeris seperti tadi. Masalahnya, masalah besar bisa timbul akibat histeria sesaat tadi. Bukan anak kos sebelah yang bangun. Tapi … ada sesuatu yang bangun tadi saat ia duduki. Keras dan besar. Makhluk yang menyeramkan, pikirnya!“Andin,” kata Dewa dengan lembut.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 67

    “Om Dewa? Apa yang—” kata-kata Andini langsung menggantung di udara. Dewa langsung melesak masuk dan menyisir seluruh sudut ruangan indekos—yang menurutnya mirip rumah untuk kurcaci.Andini kaget setengah hidup melihat kedatangannya yang mirip jelangkung. Datang tiba-tiba. Tapi … meskipun kaget. Ia tak bisa memungkiri ada rasa bahagia yang terselip di hatinya.Orang yang diharapkan mengirim pesan dan memberikan perhatian padanya datang. Namun ia penasaran apakah tujuan kedatangannya itu secara tiba-tiba.Seketika Andini panik! Ia sudah memasukan seorang cowok ke indekos cewek.Buru-buru ia menutup pintu setelah menengok ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak orang yang melihat. Bisa jadi ia bakalan diusir dari kosan itu.“Om, ini kosan cewek.” Andini panik berjalan mendekati Dewa yang terlihat sedang mengamati sesuatu di dinding.Bagaimana bisa Dewa masuk indekos itu?Alih-alih merespon Andini, Dewa menempelkan jarinya pada dinding itu. “Ini retakan rambut! Bisa berbahaya kalau ada gem

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 66

    “Kenapa sih... mati pas penting-pentingnya?”Andini menatap ponselnya yang gelap total sambil memutar-mutar kabel charger. Ia baru saja tiba di indekos setelah seharian kuliah dan diskusi soal lomba farmasi yang akan datang. Suasana di kamarnya hening, hanya ditemani suara kipas angin yang berdecit pelan.“Ayo dong... nyala.”Ia menatap layar ponselnya dengan penuh harap. Satu persen... dua... lima...Dan akhirnya, ponsel itu menyala.Andini duduk bersila di atas kasur, matanya menelusuri layar ponsel yang baru hidup. Jantungnya sempat berdebar pelan.Mungkin Dewa nelpon. Atau sekadar nanya udah makan atau belum.Tapi tak ada apa pun.Tak ada notifikasi.Tak ada pesan.Tak ada panggilan tak terjawab.Semuanya kosong.Andini terdiam. Dadanya terasa sedikit sesak, seperti seseorang baru saja menutup pintu perlahan dari kejauhan.Ia membuka WhatsApp, tetap berharap—barangkali jaringannya telat.Tidak ada pesan baru dari, Om Dewa.Sial, ia mulai mengharapkan perhatian seseorang.“Oh... ya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 65

    “Lagi istirahat, ya?”Andini mendongak. Matanya membulat sedikit. Menutup buku jurnalnya dan langsung menaruhnya ke dalam tas.“Miko?”Cowok tampan dengan hoodie abu-abu itu tersenyum canggung. Wajahnya oriental, kulit bersih, rapi, dan—well, lumayan bikin dosen lupa ngasih tugas.“Iya, hehe… inget aku nggak?” tanya Miko sambil duduk di bangku ujung yang sama, jaga jarak kayak orang sakit covid. Takut ketularan.Andini mengangguk pelan. “Ingetlah. Semester lalu kamu sering nanya soal ujian farmasetika.”“Dan kamu seringnya gak bales chat,” balas Miko setengah becanda, tapi nadanya lembut. “Padahal aku udah niat ngetik pakai titik koma yang rapi.”Andini tertawa kecil. “Sorry. Waktu itu aku emang lagi chaos. Praktikum, laporan, drama rumah, eh—”“Ha?”“Enggak, enggak, lupain.” Andini buru-buru mengalihkan pandangannya. Untung aja dia nggak auto spill tentang masalahnya. Bisa viral di himpunan.Miko ikut tertawa. “Gak apa-apa kok. Aku ngerti. Mahasiswa farmasi kan hidupnya cuma dua. Ant

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 64

    Andini mengedarkan pandangannya. Menoleh sekali lagi. Memastikan apakah ada penguntit atau tidak.Dan, ia hanya melihat seekor kucing lucu di belakangnya.Andini sontak tersenyum. Masih sempat-sempatnya menghampiri kucing itu.“Hei, kamu lucu banget,” gumam Andini sembari menundukan tubuhnya, mengusap kepala kucing itu dengan begitu lembut. Meow, meow, meow Kucing liar itu mengeong saat mendapat perhatian dari Andini. Andini sedikit terkesiap manakala menatap telinga kucing itu yang terluka.“Kamu berantem ya? Cuping telingamu berdarah,”Andini menoleh ke depan, beberapa meter lagi ada halte. Bus menuju indekosnya sudah datang. Namun ia menunda kepulangannya.Gadis berkacamata itu merasa kasihan pada kucing itu. Ia memilih memangku kucing itu lalu membawanya ke trotoar. Di sana, ia mengobati kucing itu dengan salep—yang kebetulan ada di dalam tasnya.“Kamu lucu banget. Aku pengen bawa kamu. Tapi aku gak tahu kamu punya orang atau kucing liar—” katanya setelah mengobati kucing itu.K

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 63

    “Hah... akhirnya balik juga ke tempat penderitaan ini,” gumam Andini sambil memeluk map pink berisi berkas KRS.Ia berdiri di depan gedung Fakultas Farmasi, menatap langit Malaysia yang mendung tipis-tipis. Serius, vibe-nya udah kayak opening drama Korea, tinggal ada cowok cakep nabrak dia sambil jatuhin buku organik.Sayangnya yang datang malah suara teriakan cempreng.“Andin! Kamu beneran balik?!”Rika, sahabat satu angkatan yang selalu heboh kayak loudspeaker rusak, langsung lari menghampirinya. Ia juga berasal dari Indo.Andini nyengir. “Iyalah, kan cuma libur semester akhir tingkat tiga. Bukan pensiun kuliah. Oh, maksud kamu, aku jadi diberhentikan dari kampus gitu?Rika nyengir. Namun ia tidak berani membahas hal itu. Ia menjaga perasaan Andini. Ia akan berkomentar saat Andini lebih dulu curhat padanya. “Enggak, tenang aja. Aku percaya kamu kok. Aku kira kamu kabur ke hutan buat jadi tabib atau semedi, sumpah!” Rika memeluk Andini sambil lebay, “Aku kangen tau.”“Kenapa kamu bar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status