Share

Bab 3. Gangguan Rio

Penulis: Saraswati_5
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 13:58:41

"Ingat Ayu, nanti akan ada pertemuan kamu dengan calon suami kamu. Jadi, Papa harap kamu tidak terlambat."

Ayu seketika menghentikan langkahnya yang hendak keluar rumah. Ia menghela napas kasar. "Aku nggak janji, Pa. Hari ini aku sibuk," ucapnya yang kemudian berjalan meninggalkan kedua orang tuanya.

"Tidak ada sibuk-sibuk! Pokoknya kamu harus hadir! Mau ditaruh di mana wajah Papa nanti?”

Ayu tidak lagi mendengarkan omelan papanya karena dia sudah menutup pintu. Gadis itu menghela napas berat dan melangkah menuju mobilnya.

Bodo amat dengan permintaan papanya. Pokoknya ia harus menemukan cara apa pun agar bisa menghindari pertemuan itu!

Ayu menyalakan mesin mobilnya dan mulai mengendarai mobilnya pergi dari pekarangan rumah.

—oOo—

Ayu memarkirkan mobilnya di depan perusahaan papanya, sebuah perusahaan besar di bidang properti. Di perusahaan papanya itu lah, ia bekerja sebagai Direktur Pemasaran.

Meski banyak yang menganggap Ayu hanya "putri bos", tetapi Ayu membuktikan bahwa ia punya kemampuan dan visi tajam yang membuatnya disegani, bahkan oleh rekan-rekan senior.

Ayu turun dari dalam mobil. Namun, baru saja ia turun, tangannya sudah dicekal seseorang.

Ayu menoleh dan menatap orang yang mencekalnya, seketika matanya melebar. "Rio?" gumam Ayu pelan, tidak menyangka akan bertemu dengan Rio di sana.

"Apa yang kamu lakuin di sini? Lepas!" sentak Ayu sembari menyentakkan tangan Rio.

Namun, bukannya terlepas, cekalan tangan Rio semakin erat. "Kita harus bicara, Ayu."

"Nggak ada yang perlu dibicarain! Semuanya sudah jelas dan sekarang kita sudah nggak ada hubungan lagi."

"Enggak, aku nggak mau! Aku nggak mau pisah sama kamu. Lagipula, waktu itu kamu cuma salah paham. Please, dengerin penjelasan aku dulu," mohon Rio.

"Salah paham?" Ayu tertawa getir.

"Hal kayak gitu kamu bilang salah paham? Jelas-jelas aku liat kamu sedang ... ah, sudahlah! Aku nggak mau bahas soal itu lagi. Hubungan kita itu udah selesai. Lebih baik, sekarang kamu pergi dan pikirin tuh cewek sialan. Jangan sampai dia hamil di luar nikah," ucap Ayu, menghempaskan tangan Rio dengan keras hingga genggaman tangan Rio terlepas. Ia kemudian berjalan cepat, masuk ke dalam kantor.

"Yu! Please beri aku kesempatan, aku nggak mau pisah sama kamu. Please maafin aku!" teriak Rio sembari berusaha mengejar Ayu.

Namun, sayang, ketika ia hampir mengejar Ayu, ia dihadang oleh sekuriti di sana dan membuat Ayu semakin jauh. "Minggir!" bentak Rio pada dua sekuriti di hadapannya.

"Maaf, Pak, Anda tidak boleh masuk."

Rio menatap dua sekuriti itu dengan tajam. "Apa kalian tidak tahu saya siapa? Saya ini calon suami Ayu Cempaka, anak dari pemilik perusahaan ini! Jadi minggir!" ucapnya sambil terus berusaha masuk ke dalam.

"Maaf, Pak, Anda tetap tidak boleh masuk!" ucap salah satu sekuriti sambil menahan Rio, "Ini adalah perintah dari Pak Galih sendiri. Beliau mengatakan jika Anda tidak boleh masuk dan mengganggu Ibu Ayu. Jadi saya mohon, lebih baik sekarang Anda pergi dan jangan buat keributan di sini."

Rio menatap sekuriti itu dengan tajam, tangannya mengepal, menahan emosi di dalam dadanya. Ia lalu menatap ke arah Ayu yang sudah masuk ke lobi kantor. "Kamu lihat saja, Yu! Aku tidak akan pernah melepaskan kamu! Sampai kapanpun kamu harus menjadi istriku!"

Ayu tidak menggubris perkataan Rio dan tetap berjalan menuju lift. Namun, ketika melewati meja resepsionis, ia seperti melihat seseorang yang familiar .

Ayu menoleh dan menatap orang yang berada di depan meja resepsionis, sontak saja kedua mata Ayu melebar saat melihat orang itu.

Gigolo itu!

Pria itu menoleh ke arahnya dan mereka seketika bersitatap. Ayu buru-buru mengalihkan pandangan dan berjalan cepat ke pintu lift yang masih tertutup. Dengan buru-buru, ia menekan tombol lift untuk naik ke atas.

"Kenapa dia bisa ada di sini? Apa bayarannya kurang dan dia mau minta tambahan? Tapi kenapa dia bisa masuk?" tanyanya di dalam hati dengan perasaan yang semakin menegang.

Apa pun alasannya, ia harus segera menghindarinya! Bisa gawat kalau pria itu buka mulut tentang dirinya yang menyewa jasa sang pria. Ayahnya bisa membunuhnya!

Kakinya bergerak-gerak tidak sabaran menunggu pintu lift terbuka. Ia mendesah pelan. Entah kenapa, lift terasa berjalan begitu lambat hari ini!

Ayu perlahan melirik ke arah meja resepsionis. Detik selanjutnya, jantungnya semakin berdetak kencang saat ia melihat pria itu berjalan ke arahnya. Ayu segera menoleh kembali ke lift yang untungnya sudah terbuka saat ini.

Dengan segera, ia masuk ke dalam lift dan cepat-cepat menekan tombol lift agar lift cepat tertutup. Namun terlambat, belum sepenuhnya lift tertutup, sebuah tangan sudah menahannya.

Tubuh Ayu menegang. Ketika pintu lift terbuka kembali, Ayu dengan patah-patah mendongakkan kepalanya dan melihat pria gigolo itu berdiri di depannya dengan seringai lebar.

“Kita bertemu lagi, Nona.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pandandut
oh no Ayu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 135

    Langit sore di pinggiran Desa Danu merona lembayung.Nayra duduk di tepi danau, menatap pantulan dirinya di air.Satu matanya biru lembut seperti langit, satu lagi merah seperti bara.Ia sering bertanya-tanya kenapa ia berbeda.“Kenapa semua orang menatapku seolah aku kutukan?” bisiknya.Angin berhembus pelan, membawa suara samar, seolah ada seseorang yang menjawab dari kejauhan:> “Karena kau bukan dari dunia ini, Nayra.”Nayra menoleh cepat. Tapi tak ada siapa pun. Hanya gemericik air.---Sejak kecil, Nayra sering bermimpi.Dalam mimpinya, ia berjalan di dunia hitam putih, dengan dua sosok berdiri di kejauhan: seorang pria berjas hitam dan seorang wanita bergaun putih.Mereka memanggilnya dengan suara lembut namun penuh duka.> “Nayra… jangan biarkan cahaya padam.”Suatu malam, saat hujan deras mengguyur, Nayra terbangun dengan darah di telapak tangannya.Di dinding rumahnya, muncul simbol kuno bercahaya merah, simbol segel yang sama yang dulu digunakan untuk mengurung Bayangan Asa

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 134

    Tiga tahun telah berlalu sejak ledakan cahaya yang menghancurkan Bayangan Asal.Dunia tampak damai, tapi Ashraf tahu — itu hanya di permukaan.Setiap malam, ia bermimpi melihat Rio berdiri di antara bayangan dan cahaya.> “Ayah… jangan berhenti. Belum semuanya berakhir.”Mimpi itu bukan sekadar mimpi.Ashraf mulai mendengar bisikan di dinding markas lamanya — suara Rio yang memanggil dari antara dua dimensi.Suatu malam, sistem keamanan markasnya mendeteksi anomali energi — gelombang yang identik dengan tanda vital Rio.Koordinatnya: Greenvale, kota kecil yang dulu menjadi laboratorium bawah tanah milik Arman.Ashraf tahu ia harus kembali ke sana, meskipun berarti membuka luka lama.---Saat Ashraf tiba di Greenvale, ia menemukan tempat itu terbengkalai.Tapi di ruang paling dalam, dinding penuh coretan simbol dan mantra kuno.Di tengah ruangan, berdiri sosok remaja dengan mata setengah merah, setengah biru.> “Kau siapa?”“Aku… Rio.”Ashraf hampir tak percaya. Ia memeluk anak itu, ta

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 133

    Langit pecah menjadi dua: separuh merah hitam penuh bayangan, separuh lagi retakan cahaya yang rapuh. Seluruh dunia berhenti—waktu seolah membeku, hanya tersisa suara bisikan dari Bayangan Asal yang menggema di setiap hati manusia.> “Bersujudlah. Akhir sudah tiba.”Namun di tengah keheningan itu, hanya Rio dan Ayu yang berdiri di dimensi bayangan. Tubuh mereka menyala oleh cahaya dan bayangan yang bertabrakan.Arman berdiri di sisi Bayangan Asal, wajahnya dipenuhi kegilaan.> “Anakku… lihatlah. Kita adalah pewaris sejati. Dunia ini milik kita. Bergabunglah, atau musnah bersamaku.”Rio menggeleng pelan, memandang ibunya.“Aku tidak ingin dunia milik kita. Aku hanya ingin keluarga yang utuh… bukan kerajaan bayangan.”---Ashraf di dunia nyata menyaksikan tubuh Rio dan Ayu yang tergenggam dalam pusaran bayangan. Tentara internasional, pengikut Maya, bahkan Arya hanya bisa terpaku.Ashraf meraung, berusaha masuk ke dalam pusaran itu, tapi Arya menahannya.“Kalau kau masuk, kau akan hancu

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 132

    Retakan di langit semakin meluas, memancarkan cahaya merah kehitaman. Dari celah itu, muncul lengan raksasa yang terbuat dari bayangan murni, menjulur ke bumi.Orang-orang di seluruh dunia panik. Gempa bumi, badai, dan kegilaan massal merebak. Semua orang tahu: ini bukan perang biasa, ini adalah akhir zaman.Ayu menggenggam Rio erat. “Apa itu…?”Arya terisak, wajahnya pucat. “Itulah… Bayangan Asal. Entitas yang bahkan Arman sendiri ingin bangkitkan.”Ashraf mengepalkan tinjunya. “Kalau begitu kita harus menghentikannya sebelum keluar sepenuhnya.”Rio menatap langit dengan sorot mata kosong. Ia tahu, entitas itu memanggilnya.---Arya akhirnya mengungkap rahasia terakhir: leluhur mereka dulu pernah menyegel Bayangan Asal menggunakan darah keluarga. Namun, Arman menemukan cara membalikkan segel itu—dengan mengorbankan pewaris darah, yaitu Rio sendiri.“Kalau segel terbuka penuh, dunia akan habis. Tapi…” Arya terdiam.“Tapi apa?” Ayu menuntut.Arya menunduk. “Hanya darah Rio juga yang bi

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 131

    Sejak kebangkitan Rio, dunia mulai merasakan sesuatu yang aneh. Kota-kota besar dilanda kekacauan, orang-orang mengalami mimpi buruk massal, dan bayangan hitam muncul di tempat-tempat suci.Pemerintah rahasia internasional mulai memburu Rio, menandainya sebagai “Anomali Kelas Omega”. Bagi mereka, Rio bukan lagi manusia biasa—ia adalah ancaman global.Ashraf menyadari bahaya itu. “Kalau mereka berhasil menangkap Rio, mereka akan menjadikannya senjata. Dunia akan hancur.”Ayu hanya bisa menggenggam tangan anaknya erat-erat. “Tidak ada yang akan menyentuhmu, Nak. Kita akan melawan semua orang jika perlu.”---Rio mulai kehilangan kendali. Di malam hari, ia bangun dengan tangan berlumuran darah—meski ia tak ingat melakukan apa-apa. Bayangan Arman sering muncul di cermin, menertawakan setiap kegagalannya.“Aku bilang padamu,” suara itu bergema. “Semakin kau menolak, semakin aku tumbuh.”Rio meremukkan kaca cermin dengan tinjunya. “Diam! Aku bukan kau!”Namun jauh di lubuk hatinya, ia tahu—

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 130

    Rio terbaring di ranjang darurat. Tubuhnya penuh lebam, darah kering menempel di wajahnya. Di sampingnya, Ayu terus menggenggam tangannya, sementara Ashraf berdiri dengan ekspresi keras, meski hatinya dilanda kekhawatiran.“Dia sudah tidak sama lagi,” kata Ashraf lirih. “Aku bisa merasakannya. Setiap kali dia bernapas… ada sesuatu yang bergetar di udara.”Ayu menoleh, matanya merah karena menangis. “Dia anak kita. Kita tidak boleh menyerah padanya.”Rio membuka mata. Pandangannya kosong, tapi suaranya berat. “Aku… aku masih aku. Tapi aku juga… sesuatu yang lain.”---Malam itu, Rio bermimpi. Ia berdiri di padang pasir hitam, langit merah darah. Dari kejauhan, Arman muncul, tubuhnya diselimuti bayangan.“Aku selalu bersamamu,” suara Arman bergema. “Kau tidak bisa menyingkirkan aku. Kau bisa melawanku, tapi kau hanya melawan dirimu sendiri.”Rio menjerit, mencoba meninju Arman, tapi tangannya menembus udara kosong. Bayangan itu hanya tertawa.Ketika Rio terbangun, matanya memerah. Di di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status