Share

10. Selalu ada Dia

Intan langsung menoleh ke belakang. "Eh, Prof," ucapnya, salah tingkah. Ia malu karena tadi sedang menggumam.

'Tadi aku ngomong apa, ya?' batin Intan. Ia mengingat-ingat apa yang telah ia ucapkan. Khawatir dirinya sudah menjelekkan Zein lagi.

"Kalau capek, lebih baik kamu pulang!" ucap Zein tanpa menoleh.

Intan melirik sekilas. Ia merasa ucapan Zein itu sarkas. Sehingga Intan merasa sedang disindir. Padahal Zein serius memperhatikannya.

"Enggak kok, Prof. Ini cuma pegel biasa aja. Kurang olah raga," sahut Intan, kikuk.

"Oya? Kalau begitu kamu harus rajin olah raga. Jangan malas!" sahut Zein. Lagi-lagi perhatian yang Zein berikan membuat Intan salah paham.

<
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status