Share

Chapter 20.

Kami pun berangkat untuk berbelanja kembali. Di perjalanan yang sedikit macet, Mobil yang kami tumpangi berhenti karena lalu lintas yang sedang padat. Dari arah kanan, sebuah mobil sepertinya menabrak warung di pinggir jalan. Mereka terlihat mendebat tentang hal itu. Tapi tunggu dulu, itu bukannya mobil mas hanif? Ya benar itu mas hanif yang ikut mendebat penjual warung itu. “Hehehe,” ucapku terkekeh.

“Kenapa kamu rin?” tanya mama.

“Itu ma, mobilnya mas hanif sepertinya nabrak warung orang,” jawabku menunjuk ke arah kanan.

“Eh memang iya itu hanif? Haha, kalau iya entah kenapa mama senang juga rin, tapi belum puas kalau hanya seperti itu saja,”

“Memang maunya seperti apa ma?”

“Ya, pokoknya lebih dari itu. Lihat saja nanti pasti banyak kejadian lagi kok,”

Setelah melihat kejadian itu dan sampai di tempat tujuan kami dengan cepat membeli kebutuhan yang diperlukan lagi. hingga hampir 2 jam kemudian, Setelah menemani mama membeli kado untuk temannya, kami putuskan untuk pulang. Ku pen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status