Godaan Ranjang Sang CEO

Godaan Ranjang Sang CEO

Oleh:  Na_Vya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
12 Peringkat
66Bab
12.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Warning area dewasa (21+) Bijaklah memilih bacaan! ~~~ "Jika kau mau aku akan membantumu. Membiayai seluruh operasi ayahmu yang terkena kanker paru-paru. Setahuku, biaya pasien yang terkena kanker paru-paru itu tidak sedikit. Jumlahnya bahkan lebih dari lima puluh ribu dolar. Tentu, jika kau mau menerima tawaran dariku." Gwen bergeming. Mencerna semua pernyataan Nich barusan. Tetapi, belum selesai Gwen mencernanya, Nich kembali berkata, "Jadilah istriku, Gwen." "A-apa?" "Menikahlah denganku, Gwen. Aku mohon …." Gwen nampak berpikir sejenak, sambil menjilat sisa-sisa jejak bibir Nich. Beberapa saat kemudian dia mengangguk. "Aku mau menerima tawaranmu, asal kau juga mau menerima syarat dariku, Nich." Sebelah alis Nich terangkat. "Apa?" sambil mengusapkan ibu jari di bibir Gwen. "Kita menikah kontrak. Hanya sebatas itu, Nich." *** Gwen Florine terpaksa menerima tawaran mantan kekasih sekaligus pria yang telah menorehkan luka di hatinya sejak 10 tahun yang lalu, lantaran pergi tanpa pamit. Demi sang ayah yang membutuhkan biaya besar untuk operasi. Lantas, apakah Gwen akan terjerat oleh pesona seorang Nicholas Kennedy kembali, di saat hatinya telah membeku? Lalu, apa sebenarnya alasan Nicholas pergi meninggalkan Gwen 10 tahun yang lalu? ### Simak yuk!

Lihat lebih banyak
Godaan Ranjang Sang CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rifat Nabilah
Gwen ni menggoda bener, suka ni yang begini, lanjut thor keren......
2023-06-17 18:42:24
1
user avatar
Deyana
Suka sama bos nich ......, suka alur ceritanya... mantap Thor! ......
2023-05-13 06:30:46
1
user avatar
Karen Sanjaya
Wah, wah, wah ... dibuat penazaraaaan aku sama cerita ini. Kereeen!!!
2023-05-13 04:55:31
1
user avatar
Rachel Kim
Ceritanya bagus. Setiap bab bikin penasaran. Sukses terus, Kak.
2023-05-12 22:02:19
1
user avatar
Cucu Suliani
Kalau yang area dewasa aku syuka, terlebih lagi misteri di balik Nicholas meninggalkan sang kekasih. Pasti anu, semangat, Beb.
2023-05-12 22:01:51
1
user avatar
Puji170
syuka banget dengan cerita ini.
2023-05-12 21:58:16
1
user avatar
celestia leonard
Ceritanya bagus, emosinya ada. Sangat suka
2023-05-12 21:24:53
1
user avatar
Lucy
Kereeen kak Navya, semangat sukses selalu yaa
2023-05-12 21:16:01
1
user avatar
Siti Nurjanah
Rekomended banget nih ...
2023-05-12 21:15:44
1
user avatar
Na_Vya
Terima kasih banyak bagi yg sudah sudi mampir ke ceritaku ini. Jangan lupa tinggalkan jejak dan beri dukungannya yaa... Aku update setiap hari yaa.... luv (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠...
2023-05-10 11:32:07
0
user avatar
Laquisha Bay
Maigattt, HOT! *ambilkipas* ヾ(˙❥˙)ノ Lanjut, kak. Lanjut... Jangan lama-lama!
2023-04-03 09:39:19
1
user avatar
agneslovely2014
Ceritanya bagus dan membuat penasaran untuk terus membaca. Good job Kak Navya!!
2023-03-31 21:57:44
2
66 Bab
Part 1—Pertemuan ~
Birmingham—Inggris.***"Gwen Florine!"Seorang perempuan berpakaian minim bahan yang baru saja masuk ke ruang ganti khusus perempuan itu, memanggil penghuninya.Merasa dipanggil namanya, Gwen yang masih sibuk memulas riasan di wajahnya pun lantas menjawab, "Ya."Manik Gwen menatap perempuan bertubuh hampir sama sepertinya dengan seksama, biasanya jika dia ke sini itu berarti ada sesuatu yang penting yang perlu disampaikan."Kau diminta ke ruangan VIP oleh Daniel. Ada tamu istimewa yang akan menonton pertunjukanmu malam ini." Perempuan berambut pirang itu berkata dengan logat Inggris yang kental, terdengar seperti sebuah perintah yang harus segera dilaksanakan oleh Gwen saat ini juga."Baik. Tapi aku ingin memastikan penampilanku sekali lagi. Kau bisa pergi lebih dulu. Sebelumnya terima kasih, Sam." Gwen tersenyum, yang segera dibalas anggukan oleh perempuan bernama Samantha itu."Oke. Kau jangan terlalu lama. Kalau tidak mau Daniel memotong gajimu." Samantha lantas pergi dari ruangan
Baca selengkapnya
Part 2—Queen Flo~
"Bagaimana, kau suka, Nich?" tanya Daniel, pada teman lamanya yang duduk dalam diam sembari menikmati segelas whiskey di genggaman."Lumayan."Teman Daniel bernama Nich menjawabnya santai, sembari menikmati pertunjukan penari striptis yang tengah menggesekkan punggungnya pada tiang dengan gerakan sensual. Sebenarnya tontonan seperti ini bukanlah hal baru baginya. Nich pun bertanya sambil menyesap minumannya lagi, "Siapa namanya?""Sam. Lebih tepatnya Samantha Grace," jawab Daniel, mengisi gelas Nich yang sudah kosong dengan Whiskey lagi. "... Cantik dan seksi. Dia penari nomer dua yang paling diminati di sini," lanjut Daniel.Nich langsung mengalihkan pandangannya pada Daniel. "Itu berarti ada yang lebih panas dari Samantha?" tanyanya dengan alis menukik sangat tinggi.Daniel mengangguk. "Tentu. Ada Sam yang cantik, dan ada Queen Flo yang panas." Daniel begitu bangga menyebut nama julukan Gwen. Telunjuknya mengacung ke depan, tepatnya ke atas panggung.Nich mengernyitkan kening, memut
Baca selengkapnya
Part 3—Sama-sama gelisah ~
Nich terus mondar-mandir di kamar yang disewanya selama beberapa hari ke depan, dengan pikiran yang sangat kacau. Ingatannya terus terpatri pada sosok perempuan yang dia temui di bar milik Daniel. Bahkan, berkali-kali Nich mencoba mengenyahkan kelebat wajah cantik itu dari memori masa lalu yang kembali berputar.Nich menggeram, mengepalkan tangannya, lalu meninju udara seraya mengumpat. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Gwen? Kenapa dia bisa menjadi seorang penari? Bukankah keluarganya paling terpandang di London? Tetapi ... Bagaimana bisa?"Benar. Seingat Nich, Gwen terlahir dari keluarga paling terpandang di London. Bahkan, masuk dalam daftar urutan orang terkaya di ibu kota Inggris itu. Lalu, apa yang disaksikan oleh Nich benar-benar di luar dugaan. Seorang Gwen dari keluarga terpandang menari telanjang di sebuah Bar?Bukankah itu hal yang sangat mengejutkan?"Aku harus cari tahu. Kenapa dan bagaimana Gwen bisa menjadi seorang penari. Ya, harus!"Nich lantas menyambar ponselnya y
Baca selengkapnya
Part 4—VIP lagi?~
Aroma roti panggang yang baru saja keluar dari oven, menguar ke sekeliling area dapur yang sangat sederhana dan minimalis. Tak ada barang mewah di sana, seperti perlengkapan masak yang dulu pernah ada. Pun dengan para maid yang dulu sering berseliweran ketika pagi menjelang seperti ini. Sibuk pada tugasnya masing-masing di kediaman Gwen yang dulu.Itu hampir 5 tahun yang lalu, waktu keluarga Stones masih berjaya di puncak kejayaan. Waktu nama mereka dikenal banyak orang bahkan sampai ke luar benua.Kini Gwen dan ayahnya telah terbiasa hidup sederhana, tinggal di rumah yang ukurannya bahkan tak seluas kamar mandi mereka kala itu. Semenjak Tuan Jimy—ayahnya Gwen ditipu oleh rekan bisnisnya dan dibuat bangkrut, tak ada lagi mata yang melirik mereka. Tak ada yang tahu, jika mereka dulu adalah orang terpandang di kota London.Memutuskan untuk pindah ke kota Birmingham, Gwen dan Tuan Jimy memulai semuanya dari nol. Jatuh bangun sudah biasa mereka hadapi selama ini. Sampai dokter memvonis Tu
Baca selengkapnya
Part 5—Panas~
Sepanjang bersiap-siap, Gwen tak berhenti menggerutu. Bersumpah serapah segala rupa. Bibirnya komat-kamit seperti sedang membaca mantra, berharap dia bisa berpindah ke dimensi lain agar tidak dipertemukan dengan sosok menyebalkan itu.Ya, bagi Gwen, Nicholas masih sama seperti dulu. Menyebalkan dan arogan. Kalau tidak, untuk apa lelaki itu sudi membuang-buang uang hanya sekadar ingin menemuinya lagi?ck!"Sekarang dia sudah banyak uang, karena itu, dia berubah menjadi si Tuan sombong dan sok! Ck!" gerutunya lagi yang entah sudah ke berapa kali, bila mengingat Nicholas yang dulu dengan yang sekarang. Perbandingan yang cukup signifikan, memang.Lipstik warna merah Gwen sapukan di bibirnya yang sensual, hingga dalam sekejap bibir itu berubah bak kelopak mawar yang merekah nan ranum. Seksi dan nampak menggoda. Lalu, tak lupa dengan parfum favoritnya, Gwen menyemprotkannya ke setiap titik sensitifnya; belakang telinga, pergelangan tangan, dan terakhir tepat di belahan dadanya yang padat da
Baca selengkapnya
Part 6—Pembicaraan~
"Apa kau sedang menggodaku, Gwen?" tanya Nich yang sedang kepayahan menahan gejolak hasrat yang sedari tadi menggulungnya tanpa ampun.Gairahnya semakin memuncak ketika kedua jemari Gwen yang lentik memainkan puncak dadanya sendiri, dengan sorot mata menjerat. Tak memedulikan geraman rendah Nich yang belingsatan menatap lapar, seolah-olah lelaki itu ingin menerkamnya hidup-hidup.'Apa yang sedang kau pikirkan, Nich? Apa kau pikir aku masih Gwen yang dulu? Yang lugu dan naif? Lihat, bagaimana aku akan membuatmu jijik padaku dan tanpa berpikir dua kali kau akan menjauhiku.'Gwen berkata dalam hati, sembari tak henti bergerak sensual, sengaja beraksi demikian, supaya Nich berpikir jika dirinya sudah berubah. Gwen ingin membuat Nich sadar, jika dulu dan sekarang itu sudah sangat berbeda. Gwen bukan lagi gadis polos yang sangat memuja Nich, meskipun pada kenyataannya memang seperti itu."Gwen ..." Nich memejam dengan nada suara sangat rendah dan parau. Dia benar-benar kepanasan dan pusing.
Baca selengkapnya
Part 7—Membuntuti~
'Lima tahun yang lalu? Itu saat Ayah bangkrut dan kami memutuskan pindah ke sini.' Batin Gwen yang termangu. Dia tidak pernah menyangka jika Nich mencarinya. Atau itu hanya sebuah omong kosong Nich, pikir Gwen.'Tidak mungkin dia mencariku.'Logika dan hati Gwen saat ini bertolak belakang. Inginnya dia mempercayai Nich, akan tetapi rasa sakit akibat ditinggalkan belum sepenuhnya sembuh. Hari-hari yang dijalani Gwen sangat sulit kala itu."Gwen," panggil Nich.Terkesiap, Gwen lantas menatap Nich."Kenapa kau diam?" Mata Nich menyipit, mencoba membaca raut muka Gwen yang tidak berekspresi."Lalu, aku harus bersikap bagaimana? Kau mengharapkan apa?" Raut datar itu berubah menjadi dingin. Gwen tersenyum mengejek. "Kau tiba-tiba menghilang, Nich. Aku berusaha menunggumu. Tetapi, kau tidak pernah datang lagi.""Aku pergi karena suatu alasan," sahut Nich membela diri, supaya Gwen tidak berpikir jika Nich adalah pria yang kejam.Di dalam ruangan temaram yang diiringi alunan musik merdu, suas
Baca selengkapnya
Part 8—Menggantungkan Harapan ~
Gwen terkejut ketika membuka pintu, kakinya hampir menginjak buket bunga yang tergeletak di bawah. "Buket bunga? Dari siapa?"Gwen lantas mengambilnya, dan urung keluar rumah untuk pergi ke toko. Tadinya dia berniat ingin membeli sesuatu di sana. Kembali masuk dan menutup pintunya lagi, Gwen mengendus kelopak bunga favoritnya itu dengan senyum lebar."Harum."Mawar merah adalah bunga favorit Gwen sejak kecil. Kata ibunya dulu, mawar merah itu melambangkan cinta dan keberanian. Hingga Gwen dewasa pun bunga tersebut masih menjadi favoritnya."Bunga dari siapa, Gwen?" tanya Tuan Jimmy yang baru saja keluar dari kamarnya. "Uhuk-uhuk!" Beliau terbatuk-batuk sambil berjalan menuju meja makan, hendak mengambil segelas air yang selalu tersedia di sana."Ayah!" Gwen seketika panik, dan gegas menghampiri ayahnya ke meja makan. "Biar Gwen yang ambilkan. Ayah duduk saja."Tuan Jimmy menuruti perintah puterinya, lalu duduk dan terus terbatuk, sementara Gwen menaruh buket mawar ke meja, lalu menuan
Baca selengkapnya
Part 9—Pelecehan~
"Kartunya, Nona." Perawat perempuan menyodorkan kartu debit milik Gwen. "Bagaimana? Kira-kira berapa kurangnya?" tanya Gwen mengambil kartu tersebut. "Kurangnya masih lima belas ribu dolar lagi, Nona. Itu belum dengan biaya kamar dan obat-obatan selama tiga hari ke depan," jawab sang perawat sambil menyodorkan selembar kertas yang berisi rincian biaya yang harus segera dilunasi Gwen. "Apa? Lima belas ribu dolar?" Gwen terbelalak, jantungnya seperti terjun bebas ke dasar perut. Uang sebanyak itu dari mana dia bisa mendapatkannya? pikir Gwen menatap nanar kertas putih di tangannya. Tuhan ... Uang sebanyak ini? A-aku dapat dari mana? Kedua lutut Gwen terasa sangat lemas, bahkan nyaris terhuyung. "Nona?" panggil perawat itu. "Ya?" Gwen menatap perawat tersebut dengan manik berkaca-kaca, sembari berusaha menguatkan pegangan pada meja. "Jika bisa mohon segera lunasi sisanya. Agar Ayah Anda bisa segera dioperasi. Uang Anda tadi tidak cukup." "Apa? Ayah saya belum bisa dioperasi?" G
Baca selengkapnya
Part 10—Pertolongan~
"Daniel!"Nich merangsek masuk ke ruangan Daniel saat dia hendak mengetuk pintu. Telinganya menangkap suara perempuan yang meminta tolong. Suara perempuan yang sangat dia kenal. Dan benar saja, ketika Nich berhasil mendobrak pintu tersebut, pemandangan yang tersaji di depan mata membuatnya naik pitam seketika.Daniel—temannya, sedang berada di atas tubuh Gwen yang menangis ketakutan. Mencoba untuk melecehkan dan memaksakan kehendaknya.Nich tentu tidak akan tinggal diam, melihat perempuan yang masih dia sayang hingga detik ini akan dilecehkan. Tidak! Daniel harus diberi pelajaran, pikir Nich."Nich?" Daniel terkejut bukan main, panik dan kebingungan, sementara Gwen tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mendorong dada Daniel sampai pria itu terjengkang.Gwen pun bangkit dari sofa dan langsung berlari menuju pada Nich yang berdiri di depan pintu. "Nich, to-tolong aku. Di-Dia hendak melecehkan diriku. Tolong aku …." Gwen menghambur ke pelukan Nich dan menangis sejadi-jadinya di da
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status