Share

Sidang Pertama

"Halo, Ma. Kenapa dari tadi telepon terus? Ada masalah di rumah?"

Aku menguap, menatap layar ponsel, baru pukul setengah empat pagi, tapi Mama sejak tadi menelepon.

"Bangun, beresan. Ingat, kamu hari ini sidang pertama."

Mama benar-benar. Aku beranjak, mematikan telepon tanpa mengucapkan apa pun pada Mama.

Sebenarnya tinggal di sini dan di rumah sama saja, aku tetap diganggu Mama. Ah, rasanya ingin mengganti nomor telepon saja.

Ponselku berdering kembali. Pasti dari Mama. Aku memilih untuk mengambil handuk. Mandi.

Selesai mandi, baru aku menatap ponsel. Mulutku setengah terbuka, ketika melihat siapa yang menelepon. Hey, seperti mimpi saja rasanya.

Weni yang meneleponku seelum aku mandi tadi! Aku menepuk pipi. Tidak, ini bukan mimpi.

Ah, kenapa aku mengabaikan teleponnya? Aku menepuk dahi, benar-benar kesalahan fatal.

Nada sambung terdengar. Aku menunggu sekaligus melangkah ke ruang dapur. Hendak menggoreng telor.

"Halo." Terdengar suara serak menyapa dari seberang sana.

"Halo,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status