Share

Bab 93

Author: Rizu Key
last update Last Updated: 2025-07-24 21:49:25

Saat ini Royal tengah berbicara melalui sambungan telepon dengan asisten kepercayaannya.

"Lapor, Tuan. Jeni sudah terkonfirmasi berada di Thailand," jawab Zain.

Royal mengepalkan kedua tangannya. "Kalau begitu cari sampai ketemu dan tangkap dia!" titahnya.

"Baik, Tuan."

"Kamu bawalah beberapa anak buah bersamamu untuk mencarinya di Thailand. Sementara yang lainnya terus berada di sisiku dan Nyonya," tegas Royal lagi.

"Baik, Tuan. Tapi... Pak Reno...."

"Biarkan saja dia ditahan. Aku sudah meminta Pak Tom untuk mengurus kasusnya. Dia akan segera dijebloskan ke penjara untuk menerima ganjarannya!" ujar Royal lagi.

"Dia pasti sudah merencanakan ini sejak lama. Tidak mungkin dia bisa kabur ke luar negeri dalam satu malam saja...." gumam Royal kemudian.

"Benar, Tuan. Pak Reno... sudah mempersiapkan paspornya setelah dia membebaskan Jeni dari tahanan," jelas Zain.

"Kurang ajar!"

"Saya akan segera menangkapnya, Tuan. Kali ini saya tak akan membiarkannya lolos," ucap Zain sebelum menutup pangg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 95

    'Kenapa dia menghubungiku?' gumam Nilam dalam hati. Wanita itu menatap ke arah putrinya sebentar. Lalu kembali menatap pada layar ponselnya.[Jeni: Mamah di mana? Aku tahu Mamah baik-baik saja. Katakanlah Mamah di mana sekarang. Mamah harus ikut aku!]Pesan itu dari Jeni. Nilam mengepalkan tangannya dengan perasaan campur aduk. Ia kembali menoleh menatap Jelita. Saat itu juga pesan baru diterima.[Jeni: Mamah jangan pernah berharap sama Kak Lita. Dia sudah nggak ingat sama kita. Mamah juga sudah janji akan melakukan apa pun demi kebahagiaanku, kan?]Dada Nilam terasa sesak. Wanita itu kembali merasa bersalah. Ingatannya pun berputar pada masa lalu di mana memang Jeni lebih sering dimanjakan setelah kehadiran gadis itu. Jelita pun tak pernah mengeluh saat kedua orang tuanya lebih perhatian pada adiknya yang dulu terlahir lemah. Namun kini Nilam sadar bahwa apa yang ia lakukan salah. Seharusnya ia dan suaminya tak mengabaikan Jelita.Karena tak menjawab pesan dari putri bungsunya, Jeni

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 94

    "Nyonya harus rileks, ya?" ujar dokter yang akan menangani operasi Jelita."Iya, Dok...." jawab wanita cantik itu sembari menarik napasnya.Jelita merasakan sebuah suntikan menembus kulitnya. Perlahan-lahan, kesadarannya pun mulai memudar. Dokter dan para perawat mulai menanganinya.Sementara itu di ruang tunggu operasi, Nilam duduk diam sembari terus berdoa. Menantunya tak dapat mendampingi putrinya pasti ada masalah. Di sampingnya, Bi Jum berdiri menemani."Ibu Nyonya, Anda sebaiknya istirahat terlebih dahulu," ujar wanita itu dengan sopan.Nilam menoleh ke arah asisten rumah tangga putrinya. "Bi Jum... Saya tidak apa-apa. Ke mari. Temani saya duduk," ujarnya sembari menepuk kursi di sebelahnya.Bi Jum menggeleng pelan. "Tidak, Ibu Nyonya, saya....""Kemarilah, Bi...." Nilam menarik tangan Bi Jum agar wanita itu duduk di sebelahnya.Bi Jum akhirnya duduk di sebelah Nilam. Sementara Nilam menggengam tangan wanita yang hampir seumuran dengannya."Bi... terima kasih karena selama ini B

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 93

    Saat ini Royal tengah berbicara melalui sambungan telepon dengan asisten kepercayaannya."Lapor, Tuan. Jeni sudah terkonfirmasi berada di Thailand," jawab Zain.Royal mengepalkan kedua tangannya. "Kalau begitu cari sampai ketemu dan tangkap dia!" titahnya."Baik, Tuan.""Kamu bawalah beberapa anak buah bersamamu untuk mencarinya di Thailand. Sementara yang lainnya terus berada di sisiku dan Nyonya," tegas Royal lagi."Baik, Tuan. Tapi... Pak Reno....""Biarkan saja dia ditahan. Aku sudah meminta Pak Tom untuk mengurus kasusnya. Dia akan segera dijebloskan ke penjara untuk menerima ganjarannya!" ujar Royal lagi."Dia pasti sudah merencanakan ini sejak lama. Tidak mungkin dia bisa kabur ke luar negeri dalam satu malam saja...." gumam Royal kemudian."Benar, Tuan. Pak Reno... sudah mempersiapkan paspornya setelah dia membebaskan Jeni dari tahanan," jelas Zain."Kurang ajar!""Saya akan segera menangkapnya, Tuan. Kali ini saya tak akan membiarkannya lolos," ucap Zain sebelum menutup pangg

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 92

    "Mah, makasih sudah mau menemaniku dengan Mas Royal," ucap Jelita yang saat ini duduk di bangku penumpang dengan sang ibu.Nilam tersenyum lembut. "Sama-sama. Mamah hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Dan jangan lupa, semua ini juga karena suami kamu," ujarnya sembari menoleh ke sebelah kemudi di mana Royal berada.Pria itu pun mengawasi melalui kaca spion di depannya. "Mah, itu sudah kewajiban saya sebagai suami untuk melindungi Jelita. Lagi pula saya juga pernah berutang budi padanya," ujarnya.Jelita mengernyitkan dahi. "Memangnya kapan Mas Royal berutang budi padaku?" tanya wanita itu."Ah. Mamah, terima kasih sudah mau ikut. Nanti sembari menunggu operasi, saya mungkin ada urusan mendadak. Jadi Mamah bisa minta tolong temani Jelita? Kalau ada apa-apa Mamah bisa langsung menghubungi saya," ucap Royal yang sengaja mengalihkan pembicaraan."Tentu saja, Nak Royal. Mamah justru senang menemani Jelita. Kamu ini benar-benar berjasa bagi keluarga kami. Dan terima kasih karena tel

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 91

    "Mas?" Jelita kembali memanggil suaminya.Royal menoleh dengan sebuah senyuman lembut, lalu pria itu memeluknya. "Tidak ada apa-apa. Maaf, ya? Aku tadi hanya kesal dengan salah satu karyawanku," ujarnya berdusta.Jelita pun terdiam sejenak. "Begitu, ya? Ya sudah. Tapi kalau masalahnya nggak terlalu besar, Mas bisa kan memberi dia kesempatan?"Tatapan Royal melekat pada kedua mata istrinya yang sama sekali tak tertuju padanya. "Hm," ujarnya kemudian.'Maafkan aku, Sayang. Aku tidak ingin kamu tahu bahwa aku akan menangkap Jeni. Nanti, saat tiba waktunya, aku akan membawa dia padamu untuk bertanggung jawab,' batin pria itu sembari terus memeluk Jelita.Saat itu juga, ponsel Royal tiba-tiba berdering. Pria itu pun meraihnya dan melihat nama sang asisten muncul."Sebentar, Sayang. Ada telfon," ucapnya sembari mengurai pelukan."Ah. Ya. Angkat saja, Mas," sahut Jelita."Sebentar, ya?" Royal mengusap lembut kepala Jelita sebelum pria itu beranjak dari duduknya. Ia berdiri di dekat jendela k

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 90

    Dion menghela napas dengan perasaan takut. Tak ada gunanya lagi ia melindungi wanita itu. "Di-dia bersembunyi di apartemen di pinggir kota. Beberapa minggu yang lalu dia membelinya atas nama saya," jawabnya.Royal menatap tajam. "Tunjukkan tempatnya!" titahnya."Ba-baik," sahut Dion dengan panik. "Ta-tapi tolong lepaskan saya, Tuan. Saya benar-benar tidak ada niatan untuk menyakiti Anda," ujarnya cepat-cepat karena tak mau mendapatkan hukuman yang berat."Zain, tangkap Jeni segera!" titah Royal."Baik, Tuan." Zain mengangguk.Sementara Dion kembali memohon padanya. "Tuan... Tuan tolong maafkan saya... Saya akan membantu Anda menangkap Jeni. Tapi tolong lepaskan saya...." pintanya.Royal tak menjawab. Pria itu hanya memberikan isyarat menggunakan gerakan tangannya. Zain pun mengangguk paham. Lalu pria itu menyeret paksa Dion agar keluar dari ruangan sang bos. Ialah yang akan mencari keberadaan Jeni dan membawanya ke hadapan sang bos.Sebagai pertanggungjawaban atas kelalaiannya malam t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status