Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir

Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir

Oleh:  Black Rose ink  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
813Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Memiliki wajah cantik terkadang membuat seseorang menjadi iri hati dan benci. Sama halnya yang dirasakan oleh gadis cantik yang bernama Berlian Puspita. Seorang Kakak yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom untuk seorang adik, kini justru berbanding terbalik dengan keadaan yang dialami oleh Berlian. Sifat iri dan dengki yang dimiliki oleh Berta Maulida membuat gadis malang itu harus selalu berpenampilan kumuh dan menjijikkan. "Kamu lebih pantas untuk menjadi seorang pemulung, Berli! Dan lebih baik sekarang pergilah dan cari uang sebanyak-banyaknya untuk kita!" titah Berta dengan tatapan mata tajam. Bagaimana dengan kisah gadis malang itu? Apakah akan ada seseorang yang baik hati yang bisa menolongnya untuk keluar dari siksaan mereka?

Lihat lebih banyak
Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
5 Bab
1. Malaikat Kecil
Dingin, basah, dan gelap...Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis yang bernasib malang. Berlari membelah derasnya hujan yang disertai dengan suara petir menggelegar.DUAARR!"Astaghfirullahal'adzim!" pekik gadis yang baru akan menginjak usia tujuh belas tahun.Dengan penuh keberanian, gadis cantik dan anggun itu terus berlari untuk mencari tempat yang teduh sebagai perlindungan dari derasnya hujan malam ini."Ayah, Berli takut! Temenin Berli, Yah!" pinta Berlian sambil memeluk dirinya sendiri yang telah basah kuyup diguyur hujan."Dingin, Ya Allah!" rintih Berlian disertai gigi yang bergemeletuk.Sembari menunggu hujan reda. Berli terus saja berdo'a, berharap jika gelapnya malam ini dia tidak sendirian di sebuah halte bus yang sudah sangat sepi.Tepat pukul sepuluh malam, hujan akhirnya reda. Dengan perlahan gadis berparas cantik itu berjalan sambil memeluk dirinya, dan membawa sebuah karung yang selalu menjadi teman kesehariannya.BRAK!Terdengar suara hantaman yang cukup keras te
Baca selengkapnya
2. Kagum
"REVAN?!""Astaghfirullahal'adzim? Apa yang terjadi kepadanya?" pekik wanita cantik yang sudah memasuki kepala empat.Berli yang masih bergeming di tempat, kini hanya bisa menundukkan kepalanya sambil meremas ujung bajunya."Apa ada yang bisa menjelaskannya?" tanya sosok pria paruh baya yang saat ini sedang menatap penuh tanya kepada beberapa orang disekitarnya.Pria jangkung berkumis tipis kini langsung menyenggol lengan Berli. Seketika gadis cantik itu langsung mendongak dan menatap pria di sampingnya.Pak Ridwan adalah nama penjaga pintu masuk perumahan elit itu. "Bicaralah, Neng! Tolong jelaskan kepada orangtua Pak Revandra!" bisik Pak Ridwan yang meminta agar Berli membuka suaranya.Sebelum membuka suaranya sejenak Berli menghirup udara segar untuk mengurangi rasa gugupnya. 'Bantu aku untuk menjelaskan semuanya kepada mereka, Ya Allah!' batin Berli."Ma-maaf, Tu-tuan! Saya yang menemukan Tuan ini saat kecelakaan terjadi...." ucap Berli lirih dan terbata.Sosok pria berpawakan tin
Baca selengkapnya
3. Hukuman
"Bagus ya? Sekarang kamu mulai berani pulang malam, hah?! Apakah kamu menjajakan diri te rlebih dahulu sebelum pulang? Dasar, jalaang kecil!" hardik wanita paruh baya disertai dengan tatapan mata tajam. DEGH! Seketika tubuh gadis itu membeku di tempat dengan mata yang membola sempurna, saat melihat siapa sosok yang selalu membuatnya ketakutan. "A-ampun, Bu! Ma-maafkan, Berli!" pinta Berli lirih. Kini tubuh gadis itu bergetar karena tatapan mematikan dari Ibunya. Melalui sorot matanya yang tajam sosok wanita paruh baya yang bernama Lusiana, selalu menjadi sosok yang sangat menakutkan untuk gadis cantik itu. Bagaimana tidak? Setiap kali Berli pulang terlambat atau tidak memberikan dia uang. Pasti gadis malang itu akan mendapatkan hukuman yang tidak manusiawi. Seperti halnya yang sudah terjadi saat Berli pulang tidak membawa hasil apapun. Tepat di saat itu juga Berli mendapatkan pukulan dari rotan, bahkan terkadang dia sama sekali tidak diberikan makan.Dan lebih parahnya lagi, s
Baca selengkapnya
4. Pertemuan Tak Terduga
Tak terasa sang mentari kini mulai menyembul dari tempat persembunyiannya. Semburat warna kuning yang selalu dinantikan oleh semua insan manusia untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.Pagi ini seperti biasa Berli yang selalu bangun lebih awal, memilih untuk menunggu Ibu atau Kakaknya bangun tidur untuk membersihkan dirinya."Mengapa Ibu tak kunjung bangun ya? Apakah aku harus mengetuk pintunya? Tetapi bagaimana kalau mereka akan marah?"Kini kegelisahan menyelimuti hati gadis malang itu. Niat ingin berangkat bekerja pagi, tetapi pintunya belum kunjung terbuka dan masih terkunci."Ya Allah, mengapa mereka tidak bangun-bangun? Bagaimana kalau aku berangkat kesiangan? Pasti nanti sudah banyak pemulung yang sudah lebih dulu mengambil alih tempatku." keluh Berli.CEKLEK!Tepat saat dia mengeluh pintu pun terbuka lebar, sehingga membuat gadis itu langsung mengembangkan senyumannya."Alhamdulillah. Akhirnya Ibu bangun juga. Maafkan Berli, Bu! Berli mohon izin untuk membersihkan diri terlebih
Baca selengkapnya
5. Siapa dia?
Di sebuah mansion milik keluarga Bagaskara disinilah gadis malang itu berada. Tempat yang baru beberapa jam dia singgahi."Assalamu'alaikum?" ucap Berli sambil menundukkan kepalanya saat memasuki rumah bak istana itu."Wa'alaikumsalam. Wah, akhirnya kamu berhasil juga membawanya ke sini, Van. Bunda kira kamu tidak akan bisa menemukannya." ujar Fariza."Bagaimana mungkin aku tidak bisa menemukannya, Bun? Semalam saja dia seperti malaikat kecil yang menolongku dari mautku." timpal Revan sambil terkekeh.Sejenak pria itu melupakan masalahnya. Padahal baru beberapa jam sebelum kecelakaan itu terjadi dia sedang tidak baik-baik saja.Hatinya pun juga masih teramat sangat sakit akibat pengkhianat yang dilakukan oleh kekasihnya itu.Namun, demi permintaan sang Ibunda tercinta. Revan mengesampingkan rasa sakit hatinya demi mencari malaikat penolongnya.'Aku harus bisa melupakan wanita pengkhianat itu. Dan aku harus segera bangkit dari rasa sakit yang baru semalam dia torehkan. Demi Bunda dan A
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status