Jangan Rebut Papaku, Tante! (Sequel Jadi Suamiku Ya, Om?)

Jangan Rebut Papaku, Tante! (Sequel Jadi Suamiku Ya, Om?)

Oleh:  Christina  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
15Bab
913Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Tante, jangan ambil papaku ...." lirih Alya, gadis kecil berusia 5 tahun, putri satu-satunya dari Nindya dan Andy. "Bukan tante yang ambil, tapi papamu yang mau sama tante kok!" Dengan angkuh janda dari Gio itu memeluk posesif lengan Andy. Nindya meraih tangan mungil Alya, membawa gadis kecil itu masuk ke dalam kamar, lalu ia kembali menghampiri Andy yang masih berdiri bersama Raya di teras depan rumahnya. "Silahkan ambil keputusan, Andy. Kamu pilih aku atau Kak Raya. Aku tidak keberatan jika kita harus bercerai." Enam tahun pasca pernikahan, Raya datang kembali mengusik hubungan Andy dan Nindya. Setelah perpisahannya dengan Gio, Raya yang sebelumnya menetap di LN memutuskan kembali ke tanah air. Apakah hati Andy akan bertahan dengan Nindya, atau ia akan luluh dengan godaan Raya? Sequel dari novel 'Jadi Suamiku Ya, Om?' (sebelum membaca ini, diwajibakan membaca novel Jadi Suamiku Ya, Om? agar paham jalan ceritanya, terim kasih.)

Lihat lebih banyak
Jangan Rebut Papaku, Tante! (Sequel Jadi Suamiku Ya, Om?) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Indah Hayati
kapan lanjut lagi thor penasaran bangat ini kisah mereka :(
2023-03-08 18:19:27
2
user avatar
Indah Hayati
akhirnya muncul juga kelanjutan cerita nya yang aku tunggu2 moga aja andy tetap bersama nindya dan alya sampai mereka tua ternyata raya gak pernah berubah ya tetap aja iri ama kehidupan nindya lanjut terus ya thor
2022-12-29 21:04:47
2
15 Bab
Bab 1
"Aku iri! Padahal jelas-jelas dia yang dulu merebut Andy dariku, kenapa dia yang harus bahagia? Sementara aku? Hidupku berantakan, pernikahanku gagal, aku diusir dan Gio memaksaku untuk kembali ke tanah air."Raya menghela napas pelan, bulir-bulir bening mulai memenuhi sudut matanya. Ia hampir saja menangis. Namun, sebisa mungkin ditahannya.Pemandangan yang tampak di depan mata membuatnya terluka. Hatinya teriris perih melihat sosok laki-laki yang dulu pernah mengisi hatinya tertawa bahagia bersama dengan seorang wanita cantik yang berstatus sebagai istrinya. Candaan gadis kecil yang berusia kurang lebih 5 tahun juga seakan-akan menambah kelengkapan kebahagiaan keluarga kecil itu."Papa berangkat dulu ya, Alya? Nindya ... Sayang, aku pamit dulu." Andy Melambaikan tangannya kepada Nindya juga Alya, tentu saja setelah ia berhasil meluncurkan kecupan hangat di kening keduanya."Jangan lupa nanti belikan es krim ya, Pa?" pinta Alya sedikit berteriak."Siap, Bos Kecil!" Andy menaikkan tan
Baca selengkapnya
Bab 2
Nindya baru saja menikmati waktunya bersama dengan Wina dan Bella. Setelah selesai melahap makan siang, ia berinisiatif untuk mampir ke sekolah di mana Andy mengajar. "Ahh ... sepertinya sekali-sekali, tidak apa-apa jika aku membawakan makan siang untuk Andy," gumam Nindya dalam hati. "Nak, kita ke sekolah papa dulu ya?" Nindya berjongkok, menyetarakan dirinya dengan Alya lalu menatap mata gadis kecil itu."Kita bawakan papa makan siang. Ok?" sambungnya."Ok, Ma." Alya mengangguk.Nindya membantu gadis kecilnya masuk ke dalam mobil, lalu diriya bergegas melangkah ke kursi kemudi dan segera menelusuri jalanan yang padat menuju sekolah Andy. Nindya sudah membeli makan siang untuk suami tersayangnya tadi di Cafe Lanila. Kebetulan Cafe Lanila saat ini sudah memiliki menu yang lengkap. Selain menyediakan beberapa camilan, beraneka ragam minuman, mereka juga menyediakan rice bowl istimewa yang bisa langsung dibawa pulang dengan harga yang tidak menguras kantong.Nindya memarkirkan mobiln
Baca selengkapnya
Bab 3
Baru saja Alya hendak menghampiri papanya, gadis kecil itu tiba-tiba terdiam, menghentikan langkahnya. Alya ketakutan melihat tatapan Raya yang tajam, seakan-akan mengintimidasi gadis kecil itu agar tidak mendekat kepada lelaki yang berstatus sebagai ayahnya, Andy.Luna meraih tangan Alya, ia menyadari ada yang berbeda dan tidak masuk akal dengan kelakuan Raya. LLun merangkul Alya kembali, lalu membawanya ke dalam pangkuan."Apa yang terjadi dengan istriku? Dia baik-baik saja bukan?""Maaf, Pak. Istri dan putri Bapak mengalami kecelakaan. Saat ini, kondisi istri Bapak sedang kritis, silakan segera menghubungi dokter untuk menyetujui tindakan yang akan diambil.""Kamu siapa?""Saya bukan siapa-siapa. Hanya kebetulan tadi lewat di lokasi kejadian dan membantu si kecil ini ke luar dari dalam mobil yang sudah terbalik," jawab Luna.Andy tidak berucap apa pun lagi. Ia mengangguk tanda mengerti lalu menyempatkan diri mengusap pucuk kepala Alya dan bergegas ke ruangan dokter."Aku ikut, Andy
Baca selengkapnya
Bab 4
Kecelakaan terjadi begitu tiba-tiba. Nindya yang berada dalam posisi bingung, patah hati dan ragu kurang fokus dengan kemudinya. Bahkan, ia lupa mengenakan sabuk pengaman yang seharusnya menjadi prioritas. Benturan hebat membuatnya tiba-tiba lupa. Ingatannya sebatas ia masih bersama Dion. Bahkan ia lupa, jika pria itu sudah meninggal. Nindya melupakan moment manis saat bersama Andy, melupakan pernikahan mereka, juga melupakan Alya, gadis mungil yang sudah lahir dari rahimnya.Andy frustasi. Ia merenas rambut dengan kedua tangannya. Menyesal sudah tak ada guna. Perasaan bersalah pun mulai datang menghantui. Andai saja, ia dengan tegas menyuruh Raya pergi darinya. Mungkin kejadian buruk tak akan pernah terjadi pada Nindya. Nasi sudah menjadi bubur. Saat ini Andy hanya perlu berjuang lebih keras untuk memulihkan ingatan Nindya."Aku bertanya sekali lagi. Dio di mana?" lirih Nindya menatap suaminya."Sayang ... aku suamimu, bukan Dio.""Suami? Kapan kita menikah? Dio pacarku, bagaimana
Baca selengkapnya
Bab 5
Andy datang kembali ke rumah sakit. Namun, kali ini ia tak sendiri, ia bersama dengan Alya, putri satu-satunya bersama dengan Nindya. Andy ingin mencoba mengingatkan Nindya tentang Alya, meskipun sulit. Ia berharap ada setitik harapan agar Nindya segera pulih.Raya mendelik tak suka. Ia sedikit kesal lalu menyingkir dari tempat duduknya semula, dan memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang rawat Nindya."Nindya ... aku datang. Kamu lihat nggak aku ngajak siapa ke sini?" Andy mulai mendekatkan putrinya kepada Nindya.Nindya terdiam, menatap lekat Alya. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. "Anak ini siapa?" tanyanya."Mama ...." panggil Alya lirih."Mama? Kenapa dia panggil aku mama?""Karena dia memang putrimu. Jadi, wajar dia memanggilmu mama. Dia putri kita satu-satunya, anak yang kamu lahirkan dari rahimmu setelah pernikahan kita.""Om ... Om Andy jangan mengada-ngada deh. Itu tidak mungkin. Aku belum menikah dan aku akan segera menikah, tentunya bukan dengan Om, tapi dengan Dio."
Baca selengkapnya
Bab 6
"Menikah? Aku menikah dengan Om Andy dan aku memiliki seorang putri? Apakah aku sedang bermimpi? Apa aku sedang berada dalam halusinasi? Sejauh ini aku merasa tak pernah menikah, apalagi dengan om Andy. Aku jelas tahu dia kekasih kak Raya. Mana mungkin aku menikah dengannya.""Om Andy tadi bilang apa? Alya putriku? Bahkan Sedikit pun aku tak mengingat gadis kecil itu. Memang ia cantik, lucu dan menggemaskan. Dia memanggilku mama ... apakah ini hanya rekayasa atau memang benar aku yang telah melupakan mereka? Apa benar aku mengalami amnesia? Entah kenapa aku tak bisa percaya. Aku sama sekali tak bisa mempercayai itu semua.""Dio ... dia Lelaki yang aku cintai. Bahkan, setahuku dia begitu mencintaiku. Lalu kenapa sejauh ini dia tidak ada kabar? Kenapa dia tidak menghubungiku? Kenapa dia tidak menemuiku? Bahkan, dalam kondisi aku yang sedang sakit seperti ini. Tidakkah ada sedikit niatnya untuk menjengukku atau menemaniku? Sebenarnya dia ke mana? Kenapa harus om Andy yang siaga?"Nindya l
Baca selengkapnya
Bab 7
Langit biru mulai tampak. Matahari bersinar dengan cerahnya. Entah sudah berapa lama sejak peristiwa naas itu terjadi, keluarga Nindya menjadi sangat kacau dan berantakan. Banyak kejadian yang membuat keluarga harus berjuang lebih keras lagi demi kesembuhan Nindya.Semua sudah duduk rapi di meja makan. Hari ini Kiara memasak spesial makanan favorit Nindya. Tak lupa, kemarin keluarga itu sempat menjemput Alya di rumah orang tua Andy. Mengajaknya bergabung sekaligus untuk mencoba lagi memulihkan ingatan Nindya. Gadis kecil yang cantik dan manis itu sudah duduk di antara nenek dan kakeknya.Andy juga ada di sana. Lelaki tampan itu duduk dengan jarak satu kursi dari Raya, ia sengaja mengosongkan di tengah agar Nindya duduk di sana."Nindya kok belum ke luar dari kamar ya? Biasanya dia selalu bangun lebih awal.""Kurang tahu, Ma. Papa belum sempat nengok dia.""Biar aku saja ke kamar Nindya, Ma, Pa, membangunkannya. Mungkin dia masih terlelap," ucap Andy yang kemudian berdiri setelah berh
Baca selengkapnya
Bab 8
Luna baru saja pulang dari kuliah. Gadis itu belum sempat makan siang. Ia memutuskan untuk pergi ke cafe dan menikmati hidangan ala kadarnya. Namun, baru saja memasuki cafe, ia dikejutkan oleh keberadaan Nindya di sana yang tengah duduk bersama dengan seorang pria, tapi bukan suaminya, Andy.Ada yang aneh di pandangan Luna. Gadis itu melihat seperti ada yang tidak wajar dengan Nindya juga pria yang duduk di sisi kanannya. Luna berniat menegur dan mencoba bertanya, "Kak Nindya? Kenapa Kakak ada di sini? Siapa pria ini? Kenapa kalian terlihat begitu romantis? Suami kakak mana?""Kamu? Kamu gadis yang sempat datang ke rumah sakit saat aku sakit itu kan?""Iya, Kak! Aku Luna, aku yang sempat datang untuk menjenguk Kakak. Aku juga yang sempat menolong Kakak dari kecelakaan itu, juga putri Kakak." Luna sengaja menjelaskan panjang lebar siapa dirinya, berharap Nindya sadar."Setiap kita bertemu kamu selalu mengulang perkataan itu. Maksud kamu apa?""Tidak ada maksud buruk, Kak. Aku hanya ingi
Baca selengkapnya
Bab 9
Nindya terpaku membaca catatan kecil pengingat tentang hari pernikahannya. Ia masih sulit untuk percaya jika dirinya benar-benar sudah menikah dengan Andy. Beberapa kali ia memukul kepalanya sendiri, berharap ada ingatan yang bisa muncul walau pun sedikit. Akan tetapi pada kenyataannya yang timbul hanyalah rasa sakit.Nindya membuka galeri pada ponselnya. Ia membuka album foto yang berjudul pernikahan. Begitu lengkap di sana. Ada gambar dirinya bersama dengan Andy, dari saat pre-wedding sampai ke acara resepsi.Selanjutnya Nindya membuka galeri berikutnya yang diberi judul keluarga kecilku. Di sana ada foto-foto Alya saat gadis itu baru lahir, sampai dengan foto-foto keluarga.Sebenarnya itu sudah cukup jelas memperlihatkan jika Nindya benar-benar sudah menikah dan memiliki seorang putri."Lalu, kenapa aku sama sekali tak bisa mengingatnya meski pun sedikit?""Apa aku benar-benar sudah menikah dan memiliki seorang putri? Hah ... pertanyaan ini selalu saja menghantui pikiranku.""Baikl
Baca selengkapnya
Bab 10
Di tempat yang berbeda. Gio baru saja membuka mata. Seulas senyuman tersirat di bibirnya. "Ah ... akhirnya sebentar lagi aku akan memiliki Nindya," gumamnya.Gio beranjak, ia kemudian mengambil handuk lalu bergegas menuju kamar mand, membersihkan dirinya perlahan, sesekali ia bersiul. Sudah sejak lama hatinya tak sebahagia ini, bahkan saat bersama Raya dulu, tak sekali pun ia bisa melemparkan senyuman semanis ini.Pria tampan itu bergegas menuju kamar di mana Nindya tidur. "Inilah saatnya aku benar-benar memilikimu," ucapnya lirih setelah sampai di depan pintu.Gio menghela napas pelan. Ia lalu mengetuk pintu, tapi sayang, tak ada seorang pun yang merespon dari dalam sana. Gio mulai curiga, lalu segera membuka pintu, ia panik saat menyadari Nindya sudah tak ada lagi di sana.Gio berbekas meraih ponselnya lalu mencoba menghubungi nomor Nindya, tapi yang memberikan jawaban hanyalah operator telepon."Sial! Kenapa aku bisa kecolongan!" umpatnya penuh emosi.Gio bergegas menghubungi Raya.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status