Jodoh Dadakan Dirgantara

Jodoh Dadakan Dirgantara

last updateLast Updated : 2025-03-26
By:  AdiliaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
26Chapters
310views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Mas ... Alina nggak bisa masak loh, gimana dong?" lirih gadis cantik yang nampak malas menghadapi Letnan tampan yang menjadi incaran para wanita berkelas itu. "Ndak apa-apa, nanti bisa beli," jawab pria itu dengan santai dan wajah tenang. "Oh ya, Alina juga suka ngorok kalau bobok, mendingan, batalin aja ya nikahnya?" Ucapan dari Alina tersebut, langsung membuat pria gagah itu menatapnya tajam. "Sekali nikah, tetap nikah!" tegas Dirgantara, yang biasa disapa mas Dirga itu. Seminggu yang lalu keluarga Dirgantara mengadakan sayembara mencari mantu. Karena sebentar lagi sang Letnan akan ditugaskan keluar kota, menjadi pengawas pendidikan militer prajuritnya. Sehingga kedua orang tua Dirga menginginkan putra sulungnya itu segera mendapat pendamping, dan bisa diboyong ke asrama, agar Dirga tidak kesepian. Namun, Alina salah paham. Dia mengira Abimanyu, adik Dirga yang akan dicarikan istri. Sehingga dengan semangat, kembang desa itu mendaftarkan diri untuk menjadi mantu keluarga Pak Suyarso. Kesalahpahaman Alina, membawanya pada pernikahan yang belum siap dia arungi bersama sang Letnan yang terkenal dingin dan tegas itu. "Jangankan masak, bermain di atas ranjang saja, Alina nggak bisa, Mas!" tegas Alina yang kembali diamati oleh Dirgantara. "Nanti aku yang ajarain!" Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka yang dadakan itu?

View More

Chapter 1

Hari pertama

“Kok rumahnya sempit sih, Mas?” ucap Alina menatap ke setiap sudut ruangan asrama yang baru saja dia tempati.

“Syukuri saja, yang penting tidak kepanasan dan kehujanan. Dari pada banyak tanya, mendingan kamu siapkan makan siang” jawab Dirga, yang membuat Alina membulat kaget.

“Masak? Kan, Alina sudah bilang, aku nggak bisa masak, Pak! Eh … Mas,” sahut Alina lagi yang membuat pemuda gagah itu menggelengkan kepalanya.

Tanpa banyak bicara, Dirga langsung mengambil kantong plastik berwarna merah dan membawanya ke dapur. Dia segera membuka dan mengeluarkan semua sayuran dan daging yang ada di dalam kantong plastik tersebut. Sebelum berangkat ke asrama, sang ibu sudah menyiapkan semua kebutuhan putranya itu hingga satu minggu kedepan.

Melihat sang suami sibuk di dapur memasak makanan, Alina pun mencoba menghampiri dan bertanya, “Apakah kamu butuh bantuanku, Mas?” Dirga tidak menjawab, dia hanya menggeleng dan berdehem. Semua dikerjakan dengan cepat dan sempurna. Aroma wangi masakan mulai tercium di hidung Alina yang saat ini duduk mengamati suaminya itu.

“Makan” ucap Dirga dengan wajah santai sambil memberikan piring pada Alina yang berisi mie rebus sayuran dan daging.

“Boleh dimakan?” tanya Alina lagi yang membuat Dirga menghela nafas panjang. “Tidak, Alina. Tapi tatap terus sampai besok pagi!” tegas Dirga yang membuat Alina tersenyum dan mengangguk.

Mereka langsung menyantap makanan dengan lahapnya, terlihat Alina begitu menikmati makanan buatan suaminya itu. “Kamu bagian yang mencuci piring,” ucap Dirga mengagetkan Alina yang belum selesai mengunyah makanannya. “Tapi aku masih makan, Mas.” jawabnya yang lagi-lagi membuat Dirga menghela nafas dalam-dalam. “Ya setelah makan, Alina. Aku tidak menyuruhmu sekarang, tapi nanti, kalau sudah selesai,” jelas Dirga sambil menggelengkan kepala. Mendengar ucapan dari suaminya tersebut langsung membuat Alina tersipu malu.

“Hadeh, coba kalau nikahnya sama mas Abimanyu, pasti nggak gini nasibku. Jadi istri seorang dokter tampan, rumahnya luas dengan banyak rewang yang siap melayani,” gerutu Alina sambil membawa piring kotor ke dapur untuk di cuci. Setelah menyelesaikan tugasnya, Alina pun kembali berjalan ke ruang depan. Dia ingin beristirahat, setelah lelah melakukan perjalanan panjang bersama suami.

Langkahnya tiba-tiba terhenti, saat dia mendengar suaminya itu sedang berbincang dengan seseorang melalui telepon. “Ibu ini gimana sih. Masa gadis manja begitu dijodohkan dengan Dirga. Alina tidak bisa ngapa-ngapain, Bu. Masak aja dia nggak bisa. Mencuci piring saja, harus diarahkan. Ini namanya bukan istri, Bu. Tapi Dirga ngemong balita.” keluh Dirga pada sang ibu dengan nada pelan.

“Ibu menjodohkan kamu dengan bibit, bebet dan bobot yang baik, Dirga. Ibu tidak mau sembarangan memberikan pendamping untukmu. Alina anak lurah, dia kaya raya dan berpendidikan. Apalagi yang kurang darinya? Kalau masalah masak, nanti pelan-pelan ibu akan ajari dia. Kamu yang sabar dan ikhlas. Ibu yakin kamu dan dia akan menjadi pasangan yang serasi dan sejati,” jawab ibu membuat sang putra menghela nafas lelah.

“baiklah, Bu. Dirga mau istirahat dulu. Kita baru saja sampai dan selesai makan siang.” sambung Dirga yang ditanggapi senang oleh sang ibu. Setelah selesai menutup teleponnya, Dirga pun berdiri dan siap melangkah menuju kamar. “Kamu?” seketika pemuda itu terkejut saat melihat sang istri sudah berada di belakangnya. “Ngadu? Alina nggak bisa masak, nggak bisa cuci piring, nggak bisa ngapa-ngapain, nggak bisa__”

Sang Letnan langsung menggendong istrinya itu masuk ke dalam kamar dan melemparkannya ke atas tempat tidur yang empuk. Dengan wajah pucat, Alina mulai mencengkram sprei karena takut dan tegang. “Sudah belum komplainnya?” tanya pria tampan itu yang saat ini berada di atas Alina. Wanita cantik itu hanya menggeleng dengan raut wajahnya yang pucat parau.

Tanpa banyak bicara, Dirga langsung berbaring di samping Alina dan terpejam. Melihat hal itu, Alina mencoba menenangkan dirinya yang sempat syok karena ulah si tampan. “Dasar, bikin orang jantungan aja,” gumam Alina sambil serius mengamati wajah tampan sang suami. Sambil menelan kasar saliva, Alina mencoba menatap lebih dekat lekuk wajah Dirga yang begitu sempurna. “Kenapa sifatnya berbanding terbalik dengan mas Abimanyu sih. Mas Abi itu orangnya tampan, kalem, sopan, dan perhatian. Buktinya saat memeriksa denyut nadiku, rasanya jantungku mau lepas__”

“Ngapain menatapku begitu? Baru tahu kalau aku ganteng?” tanya Dirga dengan mata yang masih terpejam. Sontak ucapan dari Dirga tersebut membuat Alina terkejut dan malu. Ternyata, ulahnya barusan di ketahui oleh suaminya. “Siapa juga yang lihatin dia, percaya diri amat,” gumamnya yang kini ikut berbaring di samping Dirga.

Tak pernah terbayangkan oleh Alina kalau dia akan menikahi putra pertama dari pak Suyarso itu. Padahal, setelah lulus S1 keperawatan, dia menggadang-gadang dirinya ingin mendekati Abimanyu, adik dari Dirga yang selama ini menjadi dokter muda di kampungnya. Tapi takdir berkata lain, karena ketidak telitian Alina, membuatnya harus menjadi salah satu peserta pemilihan mantu terbaik keluarga Suyarso.

Terdengar suara dengkuran ringan, yang membuat Dirga terbangun dan menoleh ke arah istrinya yang saat ini sudah terlelap “Astaga naga, buah naga dimakan bertenaga. Salah apa aku di masa lalu hingga harus berjodoh dengan wanita aneh ini,” ucap Dirga sambil mengusap kasar wajahnya.

Tiba-tiba pemuda itu tersenyum lucu saat melihat lekat wajah cantik dan sempurna dari Alina. “Untung kamu cantik,” lirihnya sambil menyingkap poni Alina yang kebetulan menutupi keningnya. Dirga melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul satu siang. Dia pun segera bangkit dan bersiap untuk menuju lapangan. Para prajurit mungkin sudah di sana untuk melakukan pelatihan. Sebelum pergi, Dirga menyiapkan segelas air putih di samping istrinya. Dia tidak mau, wanita cantik itu kebingungan minum.

“Sabar … sabar …” lirih Dirga yang kemudian keluar dari kamar meninggalkan Alina sendirian.

Benar sekali, para prajurit yang masih melakukan pelatihan dan pendidikan itu sudah berbaris rapi, menunggu pengawasan dari Dirga. Semua nampak begitu kompak dan bersemangat. Semua kegiatan dilakukan dengan benar dan disiplin. Tiba-tiba datang seorang yang berseragam menghampiri Dirga. Dia bertanya kepada pemuda itu tentang pernikahannya yang begitu mendadak. “Sebenarnya tidak mendadak, tapi memang udah ketemu jodoh, Pak,” ucap Dirga yang di tanggapi tawa oleh pria paruh baya itu.

“Seharusnya kamu ambil cuti beberapa hari untuk honeymoon, ini malah pergi ke asrama. Apa nggak masalah, istrimu ditinggal begini? Kan, kalian baru aja nikah?” tanya pria berseragam itu dengan penuh bijaksana.

“Tidak, Pak. Ini adalah tugas yang harus diemban. Jadi, masalah pribadi bisa kita kesampingkan dulu. Honeymoon bisa sewaktu-waktu,” jawab Dirga lagi yang membuat pria paruh baya itu kembali terkekeh.

*****

“Lah, kemana mas Dirga?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adilia
semoga banyak yang menyukai cerita ini dan bisa membuat pembaca suka
2025-03-19 14:43:03
0
26 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status