Share

BAB 38

Aku menoleh ke belakang, terkejut melihat Vito yang sudah berlumur darah karena dipukul menggunakan botol yang entah dia dapat dari mana. 

"Kak, jangan gila!" teriakku, lalu mendekati Vito yang sudah terkapar bersimbah darah. 

"Biar saja! Hidupku sudah hancur! Suami nikah lagi, nggak punya rumah, nggak punya harta, sekalian aja gue nggak punya anak!" teriaknya sambil melotot, membuatku sedikit ngeri. 

Mungkin karena mendengar suara pecahan, anak buah Anwar datang ke sini, lalu kusuruh mereka mengamankan Kak Caca. Jangan sampai dia kabur, hingga tak tanggung jawab pada perbuatannya. 

"Aku akan melaporkanmu ke polisi, Mbak!" ancamku. 

"Tolong, Arin. Jangan lakukan itu. Nanti Mama gimana kalau Caca dipenjara?" 

"Bukan urusan saya, Tante," ucapku dengan penekanan pada kata Tante. 

Mama terdiam, mungkin tak menyangka aku akan menjawab begini. 

"Salah siapa? Bukankah Mama sendiri yang dulu meny

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status