Kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga Marina dan Asrul, bukan saja menghancurkan biduk rumah tangga yang sudah belasan tahun mereka bina bersama, namun juga menyisakan luka batin yang begitu mendalam di hati Marina. Terlebih ketika Asrul tetap kukuh untuk melanjutkan hubungan dengan Risa, gadis yang telah merebut hati suaminya. "Aku ingin mempunyai anak." Adalah kalimat yang diucapkan Asrul ketika Marina meminta penjelasan tentang perselingkuhannya dengan Risa. Lalu, bagaimana dengan Marina? Apakah dia akan sanggup berbagi hati dan cinta Asrul dengan orang lain, atau justru memilih pergi dan mencari cinta yang lain?
View MoreArjuna Nayendra adalah seorang pengusaha kaya raya dan memiliki pesona yang luar biasa. Wajahnya yang tampan membuat banyak wanita terpikat padanya. Namun dibalik itu, Arjuna memiliki sifat yang dingin dan kaku.
Meskipun banyak wanita yang mencoba menarik perhatiannya, namun Arjuna nampak acuh tak acuh. Ia seakan tak tertarik dengan segala upaya yang dilakukan oleh para kaum hawa demi bisa mendapatkan hatinya. Sosoknya yang misterius dan sulit dijangkau membuat para wanita penasaran dan berlomba untuk menaklukkannya. Kedinginan dan kekakuan Arjuna seolah olah menjadi tantangan bagi para wanita yang mengejarnya. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu meluluhkan hati sedingin es itu. *** Reno, asisten pribadi Arjuna, segera meninggalkan ruangan setelah mendapat perintah dari Arjuna. Tuannya itu memintanya untuk mencarikan pelayan baru yang akan dipekerjakan dirumahnya. Tiga tahun bekerja pada Arjuna, membuat Reno sangat paham dengan sifat tuannya. Selain galak, tuannya itu juga tidak sabaran. Oleh karena itu Reno harus gerak cepat agar tidak memancing kemarahan Arjuna. Segera setelah pamit, Reno bergegas menuju kamarnya untuk menghubungi ibunya didesa. Ia berharap ada tetangganya didesa yang sedang membutuhkan pekerjaan. Dan semoga saja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh Tuan Arjuna. Setelah mendapat kabar dari ibunya didesa, Reno segera menghadap Arjuna untuk menyampaikan, bahwa ada tetangganya yang membutuhkan pekerjaan. " Tuan, ibu saya bilang bahwa ada tetangga saya didesa yang saat ini sangat membutuhkan pekerjaan." ujar Reno dengan antusias. "Baiklah, suruh dia kemari untuk menghadapku." "Baik, Tuan. Saya akan segera menghubungi ibu saya agar menyuruh tetangga saya untuk datang ke kota."balas Reno sembari undur diri. Arjuna menghela nafas lega. Ia berharap orang yang akan dibawa Reno nanti sesuai dengan kriteria yang ia butuhkan. Selama ini, Arjuna memang kesulitan menemukan pelayan. Sudah banyak pelayan yang ia pecat karna tidak mematuhi aturannya. *** Pagi-pagi sekali Reno berangkat ke stasiun untuk menjemput Ratih, tetangganya dari desa yang akan bekerja sebagai pelayan dirumah Arjuna. Kemarin ibunya mengatakan kalau kereta yang ditumpangi Ratih sampai dikota jam 6 pagi. Ibunya juga berpesan agar Reno tidak meninggalkan Ratih sendirian dijalan, karna gadis itu masih sangat polos, juga tidak pernah berpergian jauh dari rumah sehingga tidak tau jalan. Reno dengan cepat mengenali Ratih yang saat itu duduk dikursi ruang tunggu depan stasiun. Ia segera memanggil Ratih sambil melambaikan tangan. Sedang Ratih yang merasa namanya dipanggil, langsung menoleh mencari sumber suara. Ketika mata mereka bertemu, Ratih segera bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri Reno. "Sudah lama menunggu, Ratih?" tanya Reno ramah. "Tidak mas, baru beberapa menit." jawab Ratih sopan. "Ayo, kita berangkat sekarang saja." ucap Reno seraya mengambil alih tas yang dibawa Ratih. Ia lalu berjalan menuju mobilnya. Sementara Ratih mengikuti dari belakang. Jarak antara stasiun dengan kediaman Arjuna memang tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu tiga puluh menit perjalanan. Reno memanfaatkan waktu selama dalam perjalanan untuk memberi arahan pada Ratih. Reno memberitau apa saja peraturan yang ada dirumah, juga menjelaskan apa saja tugas-tugas yang harus dikerjakan Ratih nantinya. Reno mewanti wanti pada Ratih agar tidak melanggar aturan yang telah dibuat oleh tuannya jika tidak ingin dipecat. Reno berharap, Ratih bisa segera menyesuaikan diri juga bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan tidak menimbulkan masalah selama bekerja disana. Ratih mendengarkan semua arahan yang disampaikan oleh Reno. Setiap nasehat yang diberikan Reno sangat berguna sekali untuknya. Ratih berjanji pada Reno akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak mengecewakan. "Maaf, Mas. Apa tuan Arjuna itu orangnya sangat galak?" tanya Ratih penasaran. "Tidak, asal kamu mematuhi semua aturannya. Biarpun sedikit ketus, tapi sebenarnya hatinya baik." ucap Reno menjelaskan. Sesekali matanya melirik Ratih yang terlihat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat mereka masih sama-sama tinggal didesa. Gadis itu sekarang terlihat lebih cantik. "Baik Mas, aku mengerti." sahut Ratih seraya mengangguk. Mobil mewah yang dikemudikan oleh Reno memasuki pekarangan rumah megah bak istana. Setelah mematikan mesin, Reno turun dengan diikuti oleh Ratih.Aku Ingin Berjalan Beriringan Denganmu----“Marina, dengan disaksikan ibuku, aku memintamu untuk menjadi istriku. Menikahlah denganku ….” Setelah mengatakan kalimat tersebut, Alvaro mengeluarkan cincin dari kotak kecil yang dipegangnya. Perlahan, dia mengulurkan tangannya dan meraih tanganku.Untuk sesaat, dunia seperti berhenti berputar. Aku seolah dibawa kembali ke masalalu, di mana seorang pria melakukan persis seperti yang dilakukan Alvaro saat ini. Lelaki itu meraih tanganku dan menyematkan cincin di jari manisku. Aku tersenyum lebar begitu cincin itu sudah tersemat di jari manisku. Lalu, perlahan sosok pria itu mendekat dan mencium lembut punggung tanganku. Namun, aku tidak merasakan apa-apa ketika bibirnya meyentuh tanganku, karena sosok pria itu perlahan menghilang dari pandangan mata.“Marina,” panggil Alvaro. Panggilan itu sontak membuatku tersentak dan serta-merta menarik tanganku dari genggaman tangannya.“Al, aku tidak bisa, maafkan aku,” kataku lirih.Kulihat wajah Alva
Wanita Dalam Hidupnya----“Siapa?” Tanyaku penuh penasaran.Meski sempat terbersit tentang gambaran seseorang yang pernah dia ceritakan waktu itu, namun aku ragu apakah orang yang dimaksud adalah beliau.“Kamu akan mengetahuinya dalam waktu dekat,” jawabnya sambil tersenyum.Aku masih memandangnya penuh tanya, mencoba memintanya untuk memberitahuku siapa orang yang dia maksud dengan menggunakan bahasa isyarat. Namun bukannya memberi jawaban yang kuinginkan, dia memilih mengambil bunga yang kuletakkan di atas pangkuan lalu memindahkannya ke atas meja, lalu dengan pelan tangan kekarnya mendorong kursi rodaku menuju jendela.“Aku sudah menceritakan semua tentangmu padanya,” ucapnya sambil memandang ke luar jendela. Aku menoleh, kulihat kedua sudut bibirnya melengkung dan senyum itu jelas terlihat olehku ketika dia menoleh ke arahku.“Jangan takut, aku yakin kamu akan menyukainya,” ucapnya lagi.Lalu kalimat demi kalimat meluncur dari bibirnya, dan entah sejak kapan, aku begitu menikmati
Happy Ending----“Syukurlah, kamu sudah sadar Marina,” ucap seseorang di sampingku.Aku berusaha menoleh untuk memastikan siapa orang yang ada di sampingku, namun ketika aku menggerakkan kepala untuk menoleh, terasa sakit dan ngilu hingga membuatku mengaduh dan merintih kesakitan.“Aduh ….” Ucapku sambil memegang leherku yang terasa sakit. Dan di saat itu pula aku melihat jarum infus yang menancap di lenganku, juga sebuah perban di leher ketika aku merabanya.Aku memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat kejadian terakhir yang kualami sebelum akhirnya aku kehilangan kesadaran.“Kamu tidak apa-apa, Nak? Ibu tahu ini pasti sangat menyakitkan sekali bagimu.”Aku kembali membuka mata perlahan, kulihat ibu yang duduk di sampingku meneteskan air mata. Rupanya, suara-suara yang kudengar adalah suara ibuku, dan suara itu juga yang selalu membuatku kembali ke alam sadar setiap kali aku pingsan dan juga ketika koma. Wanita yang melahirkanku itu selalu berada di sampingku, yang tidak putus mel
Amanda Menggila----“A---apa yang akan kamu lakukan, Amanda?” tanyaku gugup saat kulihat Amanda berjalan mendekati, di tangannya menggenggam sesuatu yang berkilau.Amanda tidak menghiraukan ucapanku, dia makin mendekat dan akhirnya berhenti tepat di depanku. Perlahan, dia membungkukkan tubuhnya ke arahku, bukan itu saja, dia lalu berjongkok tepat di depanku sambil menatapku tajam.Amanda menyeringai, memperlihatkan giginya yang rapi, andai saat ini dia tidak membawa benda itu, mungkin senyum itu terlihat sangat cantik, namun kini, senyumnya terlihat sangat menakutkan. Aku seperti sedang berada dalam suatu adegan menegangkan di mana sang tokoh antagonis sedang berusaha melukai tokoh protagonis. Meskipun sebenarnya, apa yang saat ini terjadi bukan lagi sebuah adegan dalam film atau nonel, namun terjadi langsung padaku.“Kamu tahu, Marina, aku itu sangat sangat membencimu. Jangankan melihatmu, mendengar namamu disebut saja, membuatku sangat muak dan benci,” ucapnya.“Aku tidak tahu apa
Suami Irna Tertangkap----“Aku baru saja mendapat kabar dari Alvaro, kalau saat ini suamimu sudah tertangkap. Dia dan seorang pria ditangkap di salah satu rumah kos yang tidak jauh dari tempat tinggal Amanda.”Irna terdiam, dia terlihat seperti kehilangan kata-kata. Karena kulihat dia beberapa kali seperti ingin mengatakan sesuatu namun urung. Mungkinkah kabar tertangkapnya suaminya itu membuatnya sedih? Bisa jadi begitu, bagaimanapun juga, mereka adalah suami istri yang sudah menghabiskan waktu belasan tahun hidup bersama. Meskipun Irna saat ini begitu murka terhadap suaminya atas semua yang telah dilakukan, namun tetap saja tidak merubah kenyataan kalau keduanya pernah saling menyintai.“Irna, kamu baik-baik saja?” tanyaku setelah beberapa saat.“i---iya, aku baik-baik saja,” jawabnya gugup sambil merubah posisi duduknya.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya pemuda yang tadi datang bersamanya pelan. Dia terlihat khawatir melihat perubahan Irna.“Aku tidak apa-apa,” jawab Irna pelan.
Bertemu Irna-----Percakapanku dengan Alvaro berlalu begitu saja, tanpa adanya kejelasan tentang apa maksud dari ucapannya saat itu. Meskipun sudah satu minggu berlalu, namun aku masih mengingat dengan jelas kata demi kata yang dia ucapkan saat itu.Dia mengatakan kalau dirinya akan menjadi pengganti kakiku seandainya aku benar-benar kehilangan kemampuan untuk berjalan, dia juga mengatakan akan menggendongku ke manapun aku ingin pergi. Sungguh sebuah kalimat yang romantic dan puitis dan akan membuat hati setiap wanita meleleha saat mendengarnya. Dan seandainya aku mendengar kalimat itu sepuluh atau lima belas tahun lalu, hatiku pun akan meleleh dan luluh. Namun sayang, dia mengucapakan kalimat itu di saat yang tidak tepat, di saat aku tidak ingin mendengar apapun selain kabar baik tentang kesehatanku, juga kasus tabrak lari yang kualami. Aku ingin sekali melihat mereka, para pelaku dan juga dalang di balik semuanya, tertangkap dan meringkuk di balik jeruji besi.Drtt … drtt ….Lamuna
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments