Short
Kukira Dia Cinta, Ternyata Pemberi Luka

Kukira Dia Cinta, Ternyata Pemberi Luka

By:  LakmusCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
11Chapters
25views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pada hari ketika Erni Lousa, pujaan hati suamiku yang sedang mengidap penyakit mematikan, melahirkan anak untuk suamiku, Riko Fosa, ayah dan ibu mertuaku memanggil sepuluh pengawal untuk berjaga di depan ruang bersalin hanya untuk mencegah aku datang dan membuat keributan. Namun, hingga proses persalinan berakhir, aku sama sekali tidak muncul. Ibu mertua menggenggam tangan Erni dengan sangat emosional sambil berkata, "Erni, selama kami ada di sini, Nisa nggak akan punya kesempatan menyakitimu atau anak dalam kandunganmu!" Sementara itu, Riko menatap Erni dengan wajah penuh kasih sayang, menemaninya dengan setia di ruang bersalin sambil menyeka keringat di dahi Erni. "Tenang saja, Ayah sudah membawa orang-orang untuk berjaga di depan rumah sakit. Kalau Nisa berani datang mengacau, kami akan segera mengusirnya!" ujar Riko. Ketika mereka menyadari aku tidak kunjung muncul, Riko akhirnya merasa lega. Dia tidak mengerti. Padahal dia hanya ingin memenuhi keinginan terakhir Erni untuk menjadi seorang ibu, kenapa aku harus "berbuat onar" dan mempermasalahkannya? Saat menatap bayi mungil yang menangis di pelukan perawat, Riko tersenyum lega. Dalam hati, Riko berpikir jika besok aku datang dan meminta maaf kepada Erni, dia tidak akan mempermasalahkan semua pertengkaran di antara kami. Dia bahkan bersedia membiarkan aku menjadi ibu bagi anak ini. Namun, yang tidak Riko ketahui adalah aku baru saja mengajukan laporan keberangkatan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Seminggu kemudian, aku akan mencabut kewarganegaraanku dan menjadi seorang dokter lintas batas. Sejak hari itu, tidak akan ada lagi pertemuan antara aku dan dia, bahkan hingga ajal memisahkan.

View More

Chapter 1

Bab 1

Hari ketika Riko membantu Erni keluar dari rumah perawatan ibu dan bayi, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan serah terima di rumah sakit.

Baru sampai di depan pintu, aku sudah mendengar tawa riang dari dalam.

"Anak ini benar-benar cantik! Alis tebalnya persis seperti punya Riko. Erni, kamu benar-benar berjasa besar bagi Keluarga Fosa."

Ibu mertuaku tersenyum gembira sambil mengelus bayi di pelukannya, sementara Riko keluar dari dapur membawa semangkuk sup iga panas yang mengepul.

"Erni, kamu sudah banyak menderita. Ini sup yang aku buat sendiri, tubuhmu masih lemah, kamu harus makan yang bergizi," ucap Riko.

Riko duduk di tepi ranjang, menatap Erni dengan penuh kasih sambil menyuapinya sup.

Pemandangan yang begitu hangat dan bahagia itu seperti keluarga yang sempurna.

Di sisi lain, ayah mertuaku memegang mainan bayi berbentuk genderang kecil sambil tertawa dengan penuh kebahagiaan.

"Anak ini sama menggemaskan seperti ibunya. Untung bukan anak si Nisa itu, punya ibu yang seorang dokter cuma buat pusing!" seru ayah mertua.

Tanganku yang memegang gagang pintu tiba-tiba menegang.

Aku teringat saat pertama kali bertemu ayah mertuaku. Waktu itu, dia dengan bangga menepuk bahuku dan mengatakan betapa dia bangga memiliki menantu yang berprofesi sebagai dokter.

Namun, sekarang, dari mulut yang sama, keluar kalimat bahwa dokter tidak pantas memiliki keluarga.

Saat baru menikah, keluarga suamiku pernah mengalami kesulitan keuangan. Jadi, aku mengeluarkan seluruh tabunganku berjumlah 200 juta untuk membantu mereka melewati masa sulit itu.

Kini, aku hanya pergi ke luar negeri selama setahun untuk studi lanjut, dan rumah ini sudah tidak menyisakan tempat untukku lagi.

Aku menunduk dan tersenyum getir.

Aku dan Riko sudah menikah selama tiga tahun, dulu kami juga pernah punya seorang anak.

Namun, karena sebuah kecelakaan, aku kehilangan anak itu dan sekaligus rahimku, membuatku tidak akan pernah bisa hamil lagi.

Saat tahu kabar itu, aku menangis sejadi-jadinya. Riko memelukku dengan erat dan menenangkanku. Dia pernah mengatakan bahwa seumur hidup ini hanya akan memiliki anak denganku.

Demi aku, dia bahkan memutuskan untuk hidup tanpa memiliki anak.

Namun, kini, dia mengingkari janjinya. Demi memenuhi keinginan terakhir gadis pujaan hatinya, dia menghancurkan prinsipnya sendiri.

Aku masih ingat hari aku berangkat ke luar negeri, dia menangis seperti anak kecil, memelukku dengan erat dan enggan melepaskanku.

Setiap hari kami saling menelepon, berbagi cerita kehidupan. Bahkan rekan-rekanku sering menggoda kami. Kata mereka sudah menikah tiga tahun, tetapi kami masih seperti pasangan yang baru jatuh cinta.

Namun, sebulan lalu, aku akhirnya mendapat cuti dan pulang. Meskipun harus menempuh sembilan jam penerbangan, aku tidak mengeluh sedikit pun. Begitu sampai di rumah, aku malah melihat Riko berjalan bergandengan tangan dengan Erni di taman kompleks.

Di sana, perut Erni tampak tengah membuncit besar.

Lamunanku sontak buyar ketika Erni menatapku dan berkata, "Kak Nisa, kapan kamu pulang? Kenapa berdiri di depan pintu, nggak masuk?”

Begitu dia bicara, semua orang di ruangan itu menoleh ke arahku. Saat ibu mertua melihat surat pengunduran diri di tanganku, alisnya langsung mengernyit.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status