Home / Romansa / Lembah Awan Berkabut / Bab 5.2 Lompatan ke Illusory Yin

Share

Bab 5.2 Lompatan ke Illusory Yin

Author: Shana13
last update Last Updated: 2025-10-29 14:00:16

“Kakak!” Tiba-tiba Ling Er berlari maju, mencengkeram lengan Ling Yue dengan sangat erat, wajahnya pucat pasi. “Jangan lakukan itu! Aku, aku tidak suka ini! Apakah ini berbahaya, Tuan?” tanyanya, menatap Wang Yue dengan tatapan menantang yang berani.

Wang Yue melirik Ling Er. Gadis kecil yang dulu ia anggap sebagai gangguan kini telah tumbuh menjadi seorang kultivator muda cantik yang berani menanyainya secara langsung demi kakaknya. Ada kilatan apresiasi yang sangat samar di matanya sebelum kembali menjadi dingin.

“Setiap langkah kultivasi yang nyata itu semuanya berbahaya, gadis kecil,” jawabnya, suaranya tetap datar. “Jauh lebih berbahaya daripada menghadapi seribu monster. Bahaya terbesar bukanlah jurang itu sendiri, tetapi hatinya sendiri.” Ia kembali menatap Ling Yue. “Jika dia ragu sedikit saja saat berada di dalam sana, jika dia mencoba berpegang pada egonya, Yin akan langsung melahap jiwanya tanpa sisa. Ia akan jatuh ke dalam kegilaan abadi, menjadi hantu tanpa nama yang melayang di kehampaan selamanya.”

Ia melihat ketakutan di mata kedua murid kecilnya, tetapi juga melihat api tekad yang berkelip di balik tatapan mata Ling Yue. Ini adalah ujian yang harus dilewati Ling Yue sendirian. Tapi ia tidak akan membiarkannya pergi tanpa jangkar.

Kata-kata Wang Yue membuat darah di pembuluh darah Ling Yue terasa membeku. Kehancuran jiwa. Kegilaan abadi. Taruhannya tidak pernah setinggi ini dalam pelatihannya sebelumnya. Ia menoleh pada adiknya, melihat air mata mulai menggenang di matanya. Ia tersenyum, mencoba menenangkannya.

“Jangan khawatir, Xiao Er. Aku pasti akan kembali, Tuan pasti tahu apa yang terbaik untukku.” katanya lembut. Kemudian ia kembali menatap Wang Yue, pikirannya berpacu. “Jika saya harus melepaskan segalanya, Tuan… apa yang akan menjadi jangkar saya? Apa yang akan menarik saya kembali agar tidak tersesat dalam kehampaan itu nanti?”

Wang Yue terdiam sejenak, sebuah jeda yang tidak biasa baginya. “Jangkar pertamamu adalah kehendakmu sendiri,” katanya. “Kehendakmu untuk melindungi Ling Er. Kehendakmu untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini. Itu harus menjadi satu-satunya hal yang tersisa saat semua yang lain telah runtuh.” Ia berhenti lagi, tatapannya melembut untuk sepersekian detik. “Dan…”

“Jangkar keduamu adalah...,” lanjut Wang Yue, suaranya kini lebih rendah, nyaris seperti bisikan yang hanya ditujukan untuk Ling Yue seorang. “...adalah untuk percaya padaku. Aku tidak akan pernah membiarkan muridku tersesat di dalamnya selamanya.”

Janji itu. Janji yang langka dan tak terduga dari seorang pria dingin yang hampir tidak pernah menunjukkan emosi itu menghantam Ling Yue dengan kekuatan yang lebih besar daripada teknik kultivasi mana pun yang dia tahu. Keraguan dan ketakutannya langsung menguap seketika, digantikan oleh gelombang kepercayaan yang absolut dan tak tergoyahkan pada kata kata yang di dengarnya. Gurunya tidak akan pernah meninggalkannya. Itulah satu-satunya kepastian yang ia butuhkan sekarang.

Ia mengangguk lalu tersenyum pada Wang Yue, matanya kini memancarkan tekad yang membara. Ia melepaskan genggaman tangan Ling Er dengan lembut, dan mengusap pipinya.“Jaga dirimu baik-baik, Xiao Er. Tunggu aku kembali dan jaga Tuan untukku.”

“Kakak, tidak. Jangan kak!” jerit Ling Er bergema saat ia melihat kakaknya berbalik menghadap jurang. Tangannya yang terentang hanya menggapai udara di depannya.

Tanpa ragu sedikit pun, Ling Yue langsung melompat ke dalam jurang kegelapan.

Ia tidak merasakan angin yang menderu atau sensasi jatuh yang memacu adrenalin. Yang ia rasakan hanyalah kegelapan yang absolut dan dingin yang merayap masuk, bukan hanya ke kulitnya, tetapi langsung ke dalam kedalaman jiwanya. Satu per satu, indranya mulai mati rasa. Penglihatannya menjadi kabur, lalu menghitam. Pendengarannya menjadi gemuruh yanh tidak jelas sebelum menjadi sunyi. Kekuatan Ascendant yang telah ia bangun dengan susah payah selama dua puluh tahun itu mulai menguap dari dalam tubuhnya seperti pasir yang lolos dari sela-sela jari.

Ia jatuh ke dalam ketiadaan, hanya berpegang pada satu pikiran yang rapuh: janji dari gurunya dan penantian adiknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 5.2 Lompatan ke Illusory Yin

    “Kakak!” Tiba-tiba Ling Er berlari maju, mencengkeram lengan Ling Yue dengan sangat erat, wajahnya pucat pasi. “Jangan lakukan itu! Aku, aku tidak suka ini! Apakah ini berbahaya, Tuan?” tanyanya, menatap Wang Yue dengan tatapan menantang yang berani. Wang Yue melirik Ling Er. Gadis kecil yang dulu ia anggap sebagai gangguan kini telah tumbuh menjadi seorang kultivator muda cantik yang berani menanyainya secara langsung demi kakaknya. Ada kilatan apresiasi yang sangat samar di matanya sebelum kembali menjadi dingin. “Setiap langkah kultivasi yang nyata itu semuanya berbahaya, gadis kecil,” jawabnya, suaranya tetap datar. “Jauh lebih berbahaya daripada menghadapi seribu monster. Bahaya terbesar bukanlah jurang itu sendiri, tetapi hatinya sendiri.” Ia kembali menatap Ling Yue. “Jika dia ragu sedikit saja saat berada di dalam sana, jika dia mencoba berpegang pada egonya, Yin akan langsung melahap jiwanya tanpa sisa. Ia akan j

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 5.1 Lompatan ke Illusory Yin

    dua puluh tahun. Waktu di dalam Lembah Awan Berkabut mengalir seperti air sungai yang tenang, tak terasa namun meninggalkan perubahan yang mendalam. Ling Yue yang dulunya adalaj seorang bocah kurus yang gemetar karena dingin, kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tinggi dan tegap. Wajahnya telah kehilangan jejak kekanak-kanakan, digantikan oleh ketenangan dan kepercayaan diri yang lahir dari kekuatan yang ia genggam. Aura seorang kultivator tahap Ascendant—sebuah pencapaian yang hanya bisa diimpikan oleh para master di dunia luar—menguar lembut dari tubuhnya, terkendali dengan sempurna. Ling Er juga telah mekar. Gadis kecil yang dulu hanya bisa bersembunyi di belakang punggung kakaknya kini telah menjadi seorang gadis yang anggun dan bersemangat. Di bawah bimbingan Wang Yue yang sesekali memberinya petunjuk, dan dengan energi spiritual murni dari lembah, ia telah berhasil mencapai tahap Core Formation. Rambut hitamnya yang panjang sering kali ia ikat dengan pita sutra saat i

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 4.2 Kutukan Sang Berkah

    Seolah dipanggil oleh kata-kata Wang Yue, beberapa bulan kemudian, langit di atas Lembah Awan Berkabut berubah. Awan hitam yang pekat berkumpul dengan kecepatan yang tidak wajar, mengubah siang hari menjadi senja yang mencekam. Angin mulai menderu seperti raungan binatang buas, dan kilat menyambar di antara awan, bukan dengan kilatan putih, tetapi dengan kilatan ungu yang aneh. Ling Er berlari ketakutan ke dalam pelukan Ling Yue. “Kakak, aku takut! Badainya aneh!” Ling Yue sendiri merasakannya. Ini bukan badai biasa. Udara dipenuhi oleh energi spiritual yang liar, kacau, dan merusak. Wang Yue muncul dari meditasinya dan berdiri di mulut gua, menatap langit dengan ekspresi tenang. “Ini bukan badai biasa,” kata Wang Yue. “Ini adalah Pergolakan Spiritual. Gejolak energi alam yang terkadang terjadi di tempat dengan Qi yang padat. Ini berbahaya, tetapi juga merupakan sebuah kesempatan.” Ia menoleh pada Ling Yue, matanya berkilat dengan intensitas yang membuat Ling Yue merinding

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 4.1 Kutukan Sang Berkah

    Setelah Ling Yue berhasil menemukan “kompas”-nya, seolah-olah sebuah bendungan di dalam dirinya telah runtuh. Energi spiritual yang tadinya terasa asing dan sulit dijangkau, kini mengalir ke arahnya seperti sungai yang menemukan muaranya. Kemajuan yang ia buat tidak lagi bertahap; itu adalah sebuah lompatan kuantum yang menakjubkan. Dalam satu bulan, di bawah bimbingan Wang Yue yang tanpa henti, ia berhasil menyempurnakan tahap Qi Condensation. Dantiannya yang tadinya hanya pusaran hangat kini telah memadat menjadi sebuah inti Qi yang stabil dan bercahaya. Wang Yue tidak memberinya waktu untuk berpuas diri. Latihan fisik yang brutal dimulai, mendorong tubuh fana Ling Yue hingga ke batas kemampuannya, memaksanya untuk menyerap energi spiritual untuk memperbaiki otot-ototnya yang robek dan tulangnya yang terasa remuk. Tiga bulan kemudian, ia menembus ke tahap Foundation Establishment. Perubahan itu terasa nyata. Ia tidak lagi merasa selemah dulu; tubuhnya ringan, indranya lebih ta

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 3.2 Kehendak Sebagai Kompas

    Metodenya memang kejam. Ia bisa saja menggunakan Qi-nya untuk secara paksa membuka meridian Ling Yue dan membiarkannya merasakan aliran energi. Itu akan lebih cepat, lebih mudah. Tapi itu akan menjadi jalan pintas yang berbahaya. Jalan kultivasi dipenuhi dengan iblis batin. Jika Ling Yue tidak bisa menaklukkan iblis pertamanya—keraguan dirinya sendiri—maka ia tidak akan pernah bertahan dari ujian-ujian yang lebih besar di masa depan. Tekanan melahirkan berlian. Jika ia patah hanya karena ini, maka ia memang tidak layak untuk diajari. Pandangannya beralih ke sudut gua, di mana gadis kecil itu, Ling Er, sedang duduk diam, mengamati kakaknya dengan mata penuh kekhawatiran. Wang Yue memastikan gadis itu mendapatkan makanan yang layak setiap hari, yang ia letakkan diam-diam saat kedua anak itu tertidur. Itu adalah tindakan praktis; ia tidak ingin gadis itu mati kelaparan dan menjadi gangguan lain. Namun, melihat kesetiaan dan cinta tanpa syarat di mata gadis kecil itu memicu sesuatu yan

  • Lembah Awan Berkabut   Bab 3.1 Kehendak Sebagai Kompas

    Fajar pertama setelah sumpah itu diucapkan terasa berbeda. Udara di dalam gua tidak lagi hanya terasa hangat dan aman bagi Ling Yue; kini udara itu dipenuhi oleh antisipasi yang berat dan sedikit rasa takut. Ia bangun bahkan sebelum Ling Er, hatinya berdebar-debar karena semangat dan kegelisahan. Hari ini adalah hari pertamanya menapaki jalan untuk menjadi kuat. Hari ini, ia akan mulai belajar. Ia menemukan Wang Yue sudah duduk di atas Lempeng Giok Es Abadi, matanya terpejam, auranya setenang dan sedalam danau beku di puncak gunung. Ling Yue mendekat dengan hormat dan menunggu dalam diam. Ia tidak menunggu lama. Tepat saat secercah cahaya matahari pertama menembus tirai air terjun, menciptakan pelangi samar di mulut gua, Wang Yue membuka matanya. “Duduk,” kata Wang Yue, suaranya datar, memecah keheningan pagi. Ia menunjuk ke sebuah batu datar di seberang kolam. “Pejamkan matamu.” Ling Yue segera menurut, jantungnya berpacu. Ia duduk bersila, meluruskan punggungnya, dan memeja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status