LOGINDendam kesumat membuat seorang Mafia bernama Edward Jesyleo melampiaskannya kepada Zanilia Rosyaliz. Awalnya, ia ingin membunuhnya. Namun, karena alasan tertentu dia berubah pikiran dan menjadikan Rosy sebagai tawanannya. Edward membius semacam obat yang membuat Rosy kehilangan ingatan masa lalunya. Edward mengaku bahwa dirinya adalah suami Rosy. Ia menipu dan memanipulasi Rosy dengan perasaannya yang palsu. Sayangnya, lambat laun perasaan yang dipupuk itu mulai tumbuh berkembang. Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah Rosy menyimpan dendam setelah mengetahui bahwa Edward menipunya habis-habisan?
View More"Emhh ... Jangan. Berhenti, sialan!" Lenguhan-lenguhan menggoda terlontar dari mulut seorang wanita yang terikat di kursi dengan kedua kaki yang terbuka lebar. "Jauhkan tangan kotormu itu, sebelum aku memotong lidah dan mencungkil mata busukmu itu!" ancamnya.
Sensasi kenikmatan yang dirasakannya secara tidak sadar membuatnya terlena. Ia meliuk-liukkan tubuhnya kala seorang pria dengan aksi nakalnya sengaja mempermainkan hasratnya. Pria itu tak berniat menghentikan aksinya, hingga membuat tubuh sang wanita menegang karena merasa harga dirinya telah terluka. Pria itu berhasil membuat sang wanita terlena hingga kesulitan mengatur napasnya."Edward, jangan macam-macam. Lepaskan aku sekarang juga sebelum kelompokku datang dan menghabisimu," ancam Rosy."Hahaha." Bukannya merasa takut, Edward justru tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Rosy yang menurutnya tidak menakutkan sama sekali. Edward bahkan menganggapnya terlalu konyol. "Jika mereka berani datang, aku akan membunuh semuanya. Aku akan membunuh semua pengikutmu dan menghancurkan organisasimu," cetusnya dengan mata berapi-api.Edward mencengkram rahang Rosy dengan kuat, lalu mendekatkannya ke wajahnya seraya berkata, "Rosy, salahkan kekasihmu yang telah membunuh kekasihku. Aku berjanji akan membalaskan dendam ini. Karena kau sudah di sini, jadilah pemuas nafsuku. Jangan harap kau bisa pergi dari sini," cetusnya."Akhh ... Jangan!" Tubuh Rosy menggelinjang kesakitan tatkala Edward telah berhasil membobol pertahanannya. Kesucian yang selama ini dia jaga, kini terenggut oleh musuhnya yang bejat.Melihat darah yang melumuri kejantanan miliknya, seketika Edward merasa heran. Kedua alisnya berkerut karena tak menyangka bahwa seorang wanita seperti Rosy ternyata masih perawan."Ternyata kau masih perawan. Kukira Tesla sering menikmatimu," gumamnya." J-jangan berpikir macam-macam. Tesla tidak berengsek sepertimu. Aku juga bukan wanita murahan!" cetus Rosy dengan suara bergetar, menahan kemurkaannya.Edward tersenyum miring kala berhasil membuat wanita di hadapannya semakin membenci perbuatan bejatnya."Nona Rosy, karena ini kali pertamamu, maka akan kubuat kau tidak akan bisa melupakan sensasi yang kuberikan. Akan kubuat kau selalu mengingat bahwa akulah yang telah merenggutnya. Hahaha." Edward tertawa terbahak-bahak, lalu melanjutkan aksinya yang bejat."Edward, tunggu saja. Aku pasti akan memotong lidah dan kejantananmu itu!" ancam Rosy. Kemurkaan dan dendam menguasai hatinya."HAHAHA! Baiklah, akan kutunggu hari itu. Tapi sebelum itu, aku harus menikmatimu hingga puas sebelum membunuhmu!" cetus Edward.BRAKK!DOR!DOR!DOR!Suara bising baku hantam yang terdengar di bawah sana sepontan menghentikan aksi panas mereka berdua. Edward terpaksa menghentikan aksinya, lalu bersiap merencanakan sesuatu yang sempat diaturnya matang-matang."Aku tahu kalian akan datang. Baiklah. Tunggu saja. Akan kukubur kalian semua di sini!" cetus Edward dengan geram."Edward. Mereka datang untuk melubangi kepalamu. Nantikan kematianmu sebentar lagi!" timpal Rosy dengan geram."Owh, benarkah? Belum ada yang pasti, entah kepala siapa yang akan terlubangi," balas Edward meremehkan.Sekelompok gengster yang datang dengan gesit serta cekatan menerobos pintu dan memporak-porandakan markas milik Edward. Suara baku hantam dan tembakan terdengar sangat jelas di luar sana. Rosy telah menduga bahwa kekasihnya akan datang untuk menyelamatkannya."Sudah kubilang, mereka akan datang membunuhmu!" cetus Rosy. Guratan senyum disertai tawanya yang menggema sangat memuaskan hatinya.Tatapan nyalang Edward dilempar ke arah Rosy. Ekspresi wajahnya lebih mengerikan dari sebelumnya. Tanpa aba-aba, Edward menodongkan sebuah pistol ke kening Rosy. Tinggal menunggu waktu saja, Edward akan memustuskan menarik pelatuknya atau tidak."Mari kita lihat siapa yang akan mati terlebih dahulu. Setidaknya, aku sudah mencicipi rasa tubuhmu sebelum aku mati. Mati pun tidak akan menyesal," balas Edward dengan senyum semirik di wajahnya.Tubuh Rosy menegang. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Tatapannya tertuju pada pistol yang siap untuk merenggut nyawanya sewaktu-waktu."Lihatlah wajahmu yang menyedihkan itu. Kenapa? Setelah bersikap arogan, sekarang kau takut mati? Dengar, Nona Rosy. Aku menculikmu dengan mempertaruhkan nyawaku. Aku tidak pernah takut mati. Palingan ... Kita akan mati bersama. Seperti cara kekasihmu merenggut nyawa kekasihku, kali ini akulah yang akan merenggut nyawamu," cetusnya dengan sikap arogan sembari mengeratkan rahangnya.BRAK!!!Pintu didobrak dari luar. Kekasih Rosy yang bernama Tesla pun berhasil menemukan ruangan di mana Rosy disekap oleh Edward. Tesla menerobos masuk bersama dengan para bawahannya yang siaga melancarkan baku tembak.Melihat kekasihnya yang tengah disekap oleh sang musuh membuat Tesla menggeram seketika. Andaikan Edward tak mengancam Rosy dengan pistol, ia pasti akan menembak musuhnya saat itu juga dan menyelamatkan kekasihnya."Turunkan senjata kalian sekarang juga. Atau tidak, aku akan menembaknya!" ancam Edward seraya mencekik leher Rosy dengan pistol yang masih ditodongkan dengan satu tangannya yang lain."Rosy, jangan takut. Aku pasti akan menyelamatkanmu," ucap Tesla dengan suara lembut demi meyakinkan Rosy agar percaya pada perkataannya.Rosy yang sudah ketakutan setengah mati pun hanya bisa memasrahkan semuanya dan mempercayakan keselamatannya demi kekasihnya."Edward, jika kau berani melukainya sedikit saja, aku pasti tidak akan mengampunimu," ancam Tesla dengan lantang.Tesla sengaja menuruti perintah Edward dan menurunkan senjatanya, beserta rekannya yang lain. Setelah Tesla menurunkan senjatanya, Edward pun akhirnya melepaskan tali pengikat di tubuh Rosy.Tiba-tiba salah seorang rekan yang datang bersama dengan Tesla datang membisikkan sesuatu di telinganya."Tuan, kami telah mendapatkan barang yang Anda inginkan," bisiknya di telinga Tesla."Bagus," balas Tesla. "Edward, menyerahlah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan wanita itu. Sudah lama sekali aku ingin menyingkirkannya. Bunuh saja jika mau," cetus Tesla.Bagaikan petir menyambar. Tak disangka, kekasih yang sangat dicintainya itu akan mengorbankan nyawanya setelah mendapatkan apa yang diinginkannya."Tidak berguna! Rosy, ternyata kau hanya sampah!" hina Edward seraya mencekik leher Rosy. "Sekali lagi. Jika kalian tidak mundur, akan kubunuh pemimpin kalian!" ancam Edward."Bunuh saja dia! Jika dia mati, maka aku yang akan menggantikan posisinya. Hahahah!" Tesla tertawa bahagia.Tak disangka, selama ini Rosy ternyata telah jatuh cinta kepada pria yang salah. Alasan Tesla mendekatinya dan memperlakukannya dengan baik hanya demi memuaskan ambisi liarnya. Setelah Tesla mendapat apa yang diinginkannya, maka dia tak lagi membutuhkan Rosy."Sialan! Kalian yang meminta aku melakukan ini!" cetus Edward. Ia melepaskan ikatan Rosy, namun tak sengaja merobek pakaiannya. Terbukalah kulit bahu Rosy yang putih mulus.Tatapan Edward tertuju pada tanda lahir berbentuk bunga melati di pundaknya. Edward yang awalnya berniat membunuh Rosy, tiba-tiba terkecoh dan sengaja mengurungkan niatnya.'Siapa Rosy sebenarnya? kenapa dia memiliki tanda lahir seperti itu di bahunya?' batin Edward bertanya-tanya.DOR!!!Peluru diluncurkan ke arah Edward, namun meleset. Kepekaan Edward terhadap serangan mendadak yang menolongnya menghindari peluru yang melesat hampir mengenai kepalanya."Hari ini bukanlah hari kematianku!" cetus Edward.TUT ...TUT ...TUT ...BAM!DUARRR!DUARRR!DUARRR!Suara ledakan bom yang terdengar nyaring menggetarkan jiwa, seketika meratakan seisi ruangan.Apakah Edward dan Rosy berhasil selamat?"Apa yang kamu lakukan?" tanya Edward, suaranya lembut dan penuh harapan. Edward menyadari ada yang salah dengan makanan yang telah ditelannya. "Makanan ini ... Kau ...." "Aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah mencintaimu," jawab Rosy, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Kamu telah menghancurkan keluargaku, Edward. Kamu telah membuat kami menderita." Edward menggelengkan kepalanya, matanya memohon. "Aku tidak ingin menyakitimu, Rosy. Aku mencintaimu." Rosy tertawa, suaranya keras dan menusuk. "Cinta? Kamu tidak tahu apa itu cinta, Edward. Kamu hanya tahu bagaimana memanfaatkan orang lain untuk kepentinganmu sendiri." Edward mengambil langkah maju, tangannya terulur. "Rosy, tolong dengarkan aku. Aku tidak ingin kehilangan kamu." Rosy mundur, matanya menyipit. "Kamu tidak akan pernah memiliki aku, Edward. Dan sekarang, kamu akan membayar untuk apa yang telah kamu lakukan pada keluargaku." Dengan gerakan cepat, Rosy mengeluarkan pisau dari sakunya dan menusukkannya ke jantun
Mansion yang diledakkan oleh sindikat Victor tentu saja bukan satu-satunya rumah yang dimiliki Edward. Dia masih memiliki banyak rumah lain. Salah satunya yakni, rumah alami yang dia miliki dan menyatu dengan alam. Letaknya cukup esktream karena terletak di tebing pinggir pantai. Dari sana, siapa pun dapat menikmati sejuknya angin laut yang berhembus setiap kali membuka jendela kamar. Sayang sekali. Meskipun tinggal di tempat indah dan menenangkan, malam itu, Rosy tidak bisa tidur karena terus memikirkan rencana balas dendamnya. Ia berharap bisa terus bersandiwara, membuat Edward percaya bahwa ia adalah istri penurut yang jatuh cinta begitu dalam terhadap suaminya. Sementara itu, ia akan mencari kesempatan untuk membalas dendam. Rosy merasa hatinya terbakar oleh kemarahan dan kesedihan. Sementara di sisi lain, Edward merasa bersalah dan menyesal karena telah membunuh ayah Rosy. Ia berharap waktu dapat diputar kembali. Namun, meskipun mungkin, Edward pasti akan melakukan hal yang sama
"Rosy, apa kau yakin ingin kembali padanya? Edward tidak bisa dipercaya. Ia pembunuh ayahmu!" Davin berusaha mencegah Rosy. Davin mendekatkan langkahnya. Selangkah mendekati Rosy dengan langkah pelan, ekspresi serius memancar dari matanya. Cahaya sore yang lembut memancar melalui jendela, menciptakan suasana tegang. Rosy menatap Davin dengan tatapan sedingin es . "Aku tahu apa yang aku lakukan, Davin. Tenang saja. Aku tidak akan goyah. Demi membalaskan dendamku!" cetus Rosy tanpa gentar. Davin menggelengkan kepala. Dia menatap nanar wajah Rosy dengan tatapan mengasihani. Di masih belum rela membiarkan Rosy menerjang bahaya sendirian. "Terlalu berisiko! Apa kau tidak tahu Edward pria macam apa? Dia Ketua organisasi Black Devin. Jika dia tahu kau sedang mempermainkannya, Edward bisa membunuhmu kapan saja. Apa kau ingin menjadi korban berikutnya. Rosy, kembalilah bersamaku," bujuk Davin. Rosy merasa bimbang. Benar, Edward memang bukan orang yang bisa disinggung sembarangan. Apa lagi, d
Rosy memandang Edward dengan curiga, matanya seperti dua sumur air mata yang siap memancurkan air. "Katakan," titah Rosy. "Itu Pamanku, Victor. Dia selama ini mengincarku. Dia ingin membunuhku demi merebut semua aset yang kumiliki. Rosy, maafkan aku karena menempatkanmu dalam bahaya. Aku juga tidak mau melibatkanmu, tapi aku juga tidak bisa membuangmu begitu saja," jelas Edward. 'Andai itu dulu... Andaikan fakta tidak berubah. Andai kau bukan pembunuh ayahku, memilikimu pasti keberuntungan terbesar yang tidak dimiliki orang lain. Tapi, aku masih ragu. Sebenarnya, apa alasanmu ingin mempertahankanmu? Apa karena kau benar-benar mencintaiku, atau karena kau masih belum puas mempermainkan hidupku?' batin Rosy bertanya-tanya sembari menatap dalam kedua manik netra Edward yang berwarna kebiruan. "Tapi sebelum itu, bisakah kau memberitahuku sesuatu? Keluargaku... apa benar aku seorang yatim piatu?" tanya Rosy tiba-tiba. Dia mengungkit pernyataan yang pernah dikatakan Edward, mengatakan ba
Taman rumah sakit yang sepi dan sunyi menjadi saksi bisu pertemuan antara Rosy dan Edward. Setelah mencari ke mana-mana dan terlewat terlambat selangkah, akhirnya takdir mempertemukan mereka lagi. Tampaknya, takdir antara mereka belum waktunya usai. Cahaya senja yang lembut memancar dari langit, menciptakan suasana yang dramatis. Rosy duduk sendirian di bangku, memandang tanah dengan ekspresi sedih. Rambutnya yang panjang tergerai di bahu, seperti mahkota duka. Edward mendekati Rosy dengan hati-hati, langkahnya pelan seperti tak ingin mengganggu kesedihan Rosy. Matanya yang biru memandang Rosy dengan penuh penyesalan. "Rosy, aku mencarimu ke mana-mana. Ternyata kau ada di sini. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Aku merindukanmu," katanya lembut, suaranya seperti bisikan angin. Rosy menoleh, terkejut melihat Edward berdiri di depannya. Matanya yang merah karena tangis memandang Edward dengan campuran emosi: sedih, marah, dan kecewa. "Kau? Aku juga mencarimu ke mana-mana. Pol
Di antara anak buah Victor, di sana juga ada Tesla sang pemimpin pasukan. Tesla hanya berlutut di hadapan Victor dengan wajah tertunduk. Tidak berani angkat bicara, atau menghindar ketika Victor dengan sengaja melemparinya benda-benda di ruangan itu. Tangannya mengepal erat karena menahan rasa sakit tubuhnya, sekaligus harga diri yang terluka. "Tidak berguna! Kalian semua tidak berguna! Coba jelaskan, untuk apa aku mempertahankan kalian semua! Barang tidak berguna harus dibuang. Sedangkan manusia yang tidak berguna, coba kalian tebak... ." "Kami pantas mati!" cetus Tesla seraya membenturkan keningnya ke lantai. "Kami pantas mati!!!" seru semua anggota yang hadir di ruangan itu. Mengikuti intruksi Tesla dan serentak membenturkan keningnya ke pantai berkali-kali. Mereka tidak berhenti, meskipun kening mereka bocor dan mengucurkan darah segar. "Mati? Kalian pikir kalian bisa mati semudah itu? Kalian pikir membunuh kalian itu sulit, hah?! Kalian terlalu memandang tinggi nyawa kalian ya












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments