Share

Bab 59

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2025-09-08 12:59:58

Cahaya matahari menerobos masuk lewat celah gorden, tipis tapi cukup untuk membangunkan Yara dari tidurnya. Kelopak matanya perlahan terbuka, masih berat, tapi begitu pandangannya jatuh ke sisi ranjang, jantungnya langsung melompat.

Nathan ada di sana. Masih tertidur, wajahnya tenang, dengan helaan napas teratur. Rambut hitamnya berantakan, beberapa helai jatuh ke keningnya, tapi itu justru membuatnya terlihat semakin… berbahaya.

Wajah Yara memanas seketika. Seakan otaknya sengaja memutar ulang kejadian semalam.

Jemari Nathan. Sentuhan itu. Sentuhan yang sama sekali asing, tapi mampu membuat tubuhnya bergetar hebat, seolah aliran listrik menjalar ke seluruh sarafnya. Itu pertama kalinya Yara disentuh seperti itu. Pertama kali pula ia merasakan sebuah gelombang aneh yang… tabu, namun tak bisa dipungkiri nikmat.

“Puncak… itu yang mereka maksud?” bisik Yara pelan, wajahnya merah padam.

Ingatan itu cukup untuk membuat tubuhnya kembali panas, terutama bagian bawah perutnya yang kini berden
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 59

    Cahaya matahari menerobos masuk lewat celah gorden, tipis tapi cukup untuk membangunkan Yara dari tidurnya. Kelopak matanya perlahan terbuka, masih berat, tapi begitu pandangannya jatuh ke sisi ranjang, jantungnya langsung melompat.Nathan ada di sana. Masih tertidur, wajahnya tenang, dengan helaan napas teratur. Rambut hitamnya berantakan, beberapa helai jatuh ke keningnya, tapi itu justru membuatnya terlihat semakin… berbahaya.Wajah Yara memanas seketika. Seakan otaknya sengaja memutar ulang kejadian semalam.Jemari Nathan. Sentuhan itu. Sentuhan yang sama sekali asing, tapi mampu membuat tubuhnya bergetar hebat, seolah aliran listrik menjalar ke seluruh sarafnya. Itu pertama kalinya Yara disentuh seperti itu. Pertama kali pula ia merasakan sebuah gelombang aneh yang… tabu, namun tak bisa dipungkiri nikmat.“Puncak… itu yang mereka maksud?” bisik Yara pelan, wajahnya merah padam.Ingatan itu cukup untuk membuat tubuhnya kembali panas, terutama bagian bawah perutnya yang kini berden

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 58

    Clara menekan kartu kamar ke panel pintu hingga bunyi "klik" terdengar. Pintu terbuka, dan seketika ia melangkah masuk ke dalam kamar hotel yang sunyi.Begitu pintu tertutup, tubuhnya langsung bersandar di dinding. Ia memejamkan mata, menarik napas panjang, lalu meregangkan tubuhnya.Rasanya setiap inci ototnya dipenuhi beban. Bukan hanya tubuh yang lelah, tapi juga jiwanya. Hari ini, hatinya seperti diperas habis-habisan.Ucapan Nathan siang tadi masih terngiang jelas. Dingin, tegas, seolah setiap kata memang dipilih untuk melukai.Clara menekan dada kirinya yang terasa nyeri. Sakit. Benar-benar sakit. Seolah dirinya bukan istri, melainkan sekadar orang asing yang kebetulan masuk ke dunia Nathan.Tiga tahun…Tiga tahun lamanya pernikahan mereka. Selama itu pula, Clara mencoba mendekat. Ia berusaha menembus dinding es yang Nathan bangun di sekeliling dirinya. Membuat makan malam, mengirim pesan singkat, bahkan menunggu suaminya pulang meski sering berakhir sendiri di ruang tamu.Namun

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 57

    Sesampainya di hotel, Yara langsung merasakan hawa dingin AC menyapa kulitnya yang masih terasa hangat akibat suasana jalanan tadi. Ia menatap Nathan sekilas, pria itu tampak tenang seperti biasa, padahal di perjalanan tadi, dia sempat tertawa pelan saat melihat Yara nyaris tersedak minum karena komentar menyebalkan dari Zhen yang masih terngiang-ngiang."Aku mau mandi," ucap Yara cepat-cepat sambil menunduk.Jantungnya belum stabil sejak tadi, apalagi sejak Nathan menggenggam tangannya saat mereka berjalan keluar dari restoran. Bukan karena romantis, tapi lebih ke... kebiasaan Nathan yang selalu seenaknya.Tanpa menunggu jawaban Nathan, Yara melesat ke kamar mandi. Ia menyalakan shower dengan terburu-buru, berharap air bisa menenangkan hatinya yang sedikit kacau. Tapi baru setengah jalan, ia tersadar sesuatu."ASTAGA!" jeritnya lirih, tangannya menepuk jidat."Bathrobe-nya! Aku lupa bawa, tadi aku taruh di kamar!"Ia mengerang, melirik pintu, lalu memberanikan diri membuka sedikit ce

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 56

    Udara malam di Crawley cukup hangat, berbeda dari biasanya. Jalanan kota mulai lengang, hanya tersisa lampu jalan yang berpendar lembut. Mobil Nathan berhenti di parkiran sebuah restoran burger terkenal.“Turunlah. Katamu tadi ingin makan burger,” ucap Nathan sambil membuka pintu mobil untuk Yara.Gadis itu sempat ragu turun, tapi aroma gurih dari restoran membuat perutnya berteriak pelan. Ia melirik Nathan sambil meneguk ludah. “Kau yakin aku boleh makan sebanyak yang aku mau?”Nathan mengangkat alisnya. “Kalau kau sanggup habiskan semua, ya silakan.”Yara langsung nyengir dan meloncat turun. “Jangan menyesal nanti, Tuan Liu. Aku bisa jadi monster saat lapar.”Nathan tersenyum tipis sambil menutup pintu mobil.Di dalam restoran, Yara seperti anak kecil di toko permen. Matanya berbinar saat melihat pilihan burger, kentang goreng, chicken wings, dan milkshake warna-warni. Ia menunjuk semuanya sambil berkomentar seperti komentator acara kuliner.“Yang ini kayaknya enak, tapi yang itu ju

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 55

    Langit malam London berpendar kelabu, dan lampu kota menyala temaram seolah memahami kegelisahan seseorang di lantai tiga Hotel Crawley Hilton.Yara duduk di ujung ranjang, mata menatap layar televisi yang menayangkan liputan berita langsung dari rumah sakit Crawley. Wajah Nathan muncul di sana, berdiri tegap di samping seorang perempuan cantik bergaun krem elegan—Clara Zhang, sang istri.Kamera menyorot keduanya dari berbagai sudut, memperlihatkan Clara yang memegang tangan salah satu keluarga korban dan Nathan yang memberikan pernyataan resmi kepada pers.“Pasangan suami istri ini tampak serasi, saling mendukung di tengah tragedi kebakaran yang menimpa Liu Corporation.”Komentar reporter di layar membuat dada Yara makin sesak. Ia menggigit bibir bawahnya, lalu mematikan televisi dengan remote yang sempat ia lempar asal ke atas kasur.“Hah…” helanya panjang.Yara menunduk, menarik lutut ke dadanya. “Yara, kamu tuh apa sih?” ocehnya pada diri sendiri. “Baru tadi pagi deg-degan liat di

  • Mainan Malam Sang Miliarder    Bab 54

    Langkah kaki bergema di sepanjang lorong rumah sakit kota Crawley. Aroma disinfektan menyengat di udara, bercampur dengan ketegangan yang nyaris bisa disentuh.Nathan berjalan dengan langkah panjang dan mantap, setelan hitamnya rapi sempurna seperti biasa. Di belakangnya, Adrian mengikuti dengan cepat sambil memegang tablet di tangan, dan beberapa staf rumah sakit serta pengawal pribadi mengikuti dari kejauhan."Korban luka ringan ada delapan orang, semuanya sudah mendapatkan perawatan. Tapi satu korban luka bakar cukup serius, dia masih dirawat intensif di ruang ICU, dan keluarganya baru tiba pagi ini." Laporan Adrian cepat dan efisien, seolah sudah terbiasa mengikuti ritme kerja Nathan yang nyaris tanpa jeda.Nathan hanya mengangguk pelan, matanya tajam menatap ke depan. "Dokumen kompensasi?""Sudah disiapkan. Tim legal juga standby untuk verifikasi dokumen."Mereka semakin mendekati ruang perawatan korban. Namun langkah Nathan tiba-tiba terhenti. Matanya menyipit, ekspresi wajahnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status