Share

Bab 21

Author: Stary Dream
last update Huling Na-update: 2025-05-23 15:44:16

Rasanya tak ada pilihan yang terbaik saat ini.

Anak yang dikandung Raina akhirnya mengalah setelah membersamai ibunya selama 31 minggu.

Tumor itu tak hanya mengancam nyawa Raina, melainkan juga nyawa anak yang dikandungnya.

Selesai melakukan operasi caesar darurat, Raina dipindahkan ke ICU. Kondisinya masih memburuk. Ia membutuhkan transfusi darah sebanyak 3 kantong.

Alat-alat medis ditempelkan di seluruh tubuhnya.

Raina. Wanita yang kuat. Dia menahan semua rasa sakitnya agar tak membuat orang terdekatnya khawatir. Kini, dia juga harus kuat. Karena operasi selanjutnya telah menantinya.

Amar memeluk bayi mungil itu dengan penuh kasih sayang. Bayi perempuan yang terpaksa lahir sebelum waktunya.

Berat badannya yang kurang mewajibkan bayi itu harus di observasi sementara di ruang NICU. Dan saat ini, Amar tengah menggantikan posisi Raina untuk memberikan kehangatan untuk anaknya yang hanya sebesar botol itu de
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 61

    Sudah tiga hari tapi Raina diperlakukan seperti pasien sungguhan. Dia tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan rumah atau dia akan segera diseret oleh Amar untuk beristirahat di kamar.Amara juga segera diambil oleh Amar kalau gadis kecil itu mengganggu ibunya. Raina juga sudah mantap untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Mendengar Erina mengoceh membuatnya tak tahan. Amar juga sudah mencukupi kebutuhannya dan Amara. Ya, bekerja sebagai hobi memang menyenangkan. Mungkin Raina akan mengembangkan usaha donatnya lagi ketika sudah sembuh total.Tak bisa berbaring ke sebelah kiri jadinya membuat Raina berbaring ke sebelah kanan. Sudah beberapa malam ini ia selalu terjaga tengah malam memandangi wajah suaminya yang tertidur lelap.Amar tak pernah lagi memunggunginya. Malah Raina yang masih. Itu karena dia merasa canggung saja.Wajah Amar begitu damai dalam tidurnya. Pagi sampai sore dia sibuk bekerja. Selanjutnya dia sibuk meng

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 60

    Raina bolak balik mencoba untuk tidur. Sudah memejamkan mata tapi mimpi tak kunjung juga datang. Sesak sekali rasanya. Kepalanya jadi sakit karena tidak bisa tidur begini.Sementara disisinya begitu kosong dan dingin. Amar belum pulang sejak tadi.Raina bangkit dan terduduk. Ia menyugar rambutnya ke belakang lalu mengusap wajahnya.Penyesalan terbit di hatinya. Kenapa ia begitu kasar tadi kepada suaminya. Amar hanya ingin mendekat. Ingin mencoba untuk kembali berbaikan dan berdamai dengan hati Raina. Tapi, hati ini begitu keras. Padahal Amar sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan hati Raina.Raina menoleh ke kotak beludru yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Sungguh dia penasaran atas isinya."Apa buka saja?" Tanyanya dalam hati.Raina membuka kotak beludru itu dan matanya membulat ketika melihat isinya.Sebuah cincin bertahta permata kecil diatasnya. Sangat sederhana tapi begitu cantik.

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 59

    Amara berlari kesana kemari mengitari hotel dari lobi hingga restoran. Dia lalu menghentikan langkah kakinya ketika melihat kolam renang yang tampak sepi itu. Hari menunjukkan pukul 2 siang. Jadi wajar jika tak ada yang berenang di tengah matahari yang mulai turun ini.Mengikuti keinginan Amara, Amar berenang bersama si kecil. Mereka memakai pakaian renang yang memang sudah disediakan. Tak lupa dengan pelampung angsa yang akan ditunggangi Amara.Amar sendiri memilih tidak memakai baju atasan. Dia hanya memakai celana panjang saja. Amara sendiri sudah memakai baju renang.Keduanya menikmati percikan air sambil menunggu Raina, terlebih Amar mengajari Amara berenang. Mereka tertawa bersama.Namun baru saja menikmati kolam renang yang serasa milik berdua, tiba-tiba banyak pengunjung yang ikut berenang bersama mereka berdua. Terlebih ada beberapa perempuan muda yang ikut menceburkan diri ke dalam kolam.Melihat kondisi yang mula

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 58

    Senin sampai Jum'at bekerja maka weekend Amar milik keluarganya seutuhnya. Tak ada lagi Amar yang gila kerja atau selalu mencari alasan untuk meninggalkan rumah.Secepat mungkin dia selalu pulang, menjemput kekasih hatinya dan menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.Tiada hari minggu yang dilewatkan tanpa pergi keluar. Ah, ini seperti balas dendam karena Amara selama ini tak mengenal apa itu dunia luar, bagaimana serunya bermain di wahana permainan anak-anak, berinteraksi dengan teman sebayanya serta membeli mainan yang disukainya."Mas.. ini kamar bukan toko mainan."Amar terkeleh geli. "Iya tahu..""Baru minggu kemarin Amara beli mainan.." protes Raina.Tapi Amar dan Amara terlihat tak perduli sampai Raina harus geleng-geleng kepala. Jika keduanya sudah bersama maka tak ada yang bisa mencegahnya.Mainan sudah bertumpuk di kamar Amara. Lebih mirip toko mainan dibanding kamar tidur.Buk

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 57

    Raina menggigil kedinginan. Angin laut ini begitu dingin menusuk hingga ke tulangnya. Padahal tadinya Amar ingin mengajak istrinya itu berwisata tapi diurungkan niatnya.Mereka pun memutuskan untuk pulang."Aku sudah memesan jeruk hangat untukmu." Amar memberikan segelas jeruk hangat untuk istrinya."Minumlah dulu.""Terima kasih." Dengan perlahan Raina menyesap jeruk hangat itu."Apa lagi yang terasa?"Raina menggeleng. "Cuma mau flu aja kayaknya, mas.""Ya sudah istirahatlah."Raina berbaring diikuti oleh Amar disampingnya."Jam berapa kita pulang besok, mas?" Tanya Raina sambil merebahkan dirinya."Agak siang aja." Amar sibuk memperhatikan gambar dari galeri ponselnya. Raina mengernyitkan dahinya. Ternyata Amara yang sedang mengalihkan perhatian Amar darinya."Gak kerasa dia udah tiga tahun."Raina tersenyum. "Bena

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 56

    "Hah?"Raina terperangah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Amar."Iya, Pacaran." Ucap Amar lagi dengan penuh penekanan.Amar menggenggam erat tangan Raina dan kembali membimbingnya berjalan di sepanjang bibir pantai."Cepet banget." Gumam Raina.Padahal belum ada satu jam mereka memutuskan untuk mengulang semuanya dari awal dengan berteman. Tapi tiba-tiba Amar menaikan status mereka."Bukannya dosa ya kalau pacaran sambil pegang-pegang tangan?" Jebak Raina."Kita kan pacaran halal. Pacaran setelah menikah." Amar mengulum senyumnya.Raina memalingkan wajahnya. Dia tersipu. Terserahlah Amar mau menganggap status mereka apa. Raina terima saja. Yang penting Amar senang.Amar lalu membawa Raina duduk di bawah pohon tak jauh dari bibir pantai. Menikmati sinar matahari yang mulai meninggi. Ada untungnya tak mengajak Amara, jadi mereka bisa mengambil waktu untuk berdu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status