Share

335. Pengakuan Annelies

Penulis: Putri Cahaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 00:51:01

Grissham menoleh ke arah Annelies yang juga tengah memandangnya. Ia tersenyum kecil, lalu kembali menatap Lora.

“Pertanyaan itu rasanya sangat menjebak. Tidak dijawab, salah. Apalagi dijawab… akan lebih salah lagi.”

Annelies menanggapi dengan kekehan pelan. “Kau posesif sekali, Lora.”

Seketika, raut wajah Lora berubah datar. Tatapannya mengarah lurus pada Annelies, tetapi bukan dengan sorot hangat seperti tadi.

“Why? Apa ada yang salah? Grissham adalah calon suamiku, dan sebentar lagi kami akan menikah.”

“Aku tidak ingin memiliki pasangan yang belum selesai dengan masa lalunya. Aku hanya ingin memastikan saja agar kedepannya tidak ada orang yang mengganggu rumah tangga kami, apapun alasannya.”

Ia menarik napas. “Aku tahu, kehidupan rumah tangga memang takkan pernah terlepas dari masalah. Tetapi setidaknya, aku sudah meminimalisir sebuah masalah sehingga tidak akan terjadi.”

Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada Grissham. Tangannya di pangkuan saling menggenggam dengan sangat erat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   335. Pengakuan Annelies

    Grissham menoleh ke arah Annelies yang juga tengah memandangnya. Ia tersenyum kecil, lalu kembali menatap Lora. “Pertanyaan itu rasanya sangat menjebak. Tidak dijawab, salah. Apalagi dijawab… akan lebih salah lagi.”Annelies menanggapi dengan kekehan pelan. “Kau posesif sekali, Lora.”Seketika, raut wajah Lora berubah datar. Tatapannya mengarah lurus pada Annelies, tetapi bukan dengan sorot hangat seperti tadi. “Why? Apa ada yang salah? Grissham adalah calon suamiku, dan sebentar lagi kami akan menikah.”“Aku tidak ingin memiliki pasangan yang belum selesai dengan masa lalunya. Aku hanya ingin memastikan saja agar kedepannya tidak ada orang yang mengganggu rumah tangga kami, apapun alasannya.”Ia menarik napas. “Aku tahu, kehidupan rumah tangga memang takkan pernah terlepas dari masalah. Tetapi setidaknya, aku sudah meminimalisir sebuah masalah sehingga tidak akan terjadi.”Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada Grissham. Tangannya di pangkuan saling menggenggam dengan sangat erat

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   334. Rahasia Masa Kecil

    Lora mendengarkan cerita yang baru saja disampaikan oleh Grissham dengan seksama. Tangannya terlipat di dada, sementara tatapannya penuh pada laki-laki itu seolah tak ingin melewatkan sedikit pun.Grissham menghela napas panjang. Pandangannya lurus ke depan dengan sorot menerawang, seolah sedang menelusuri kembali kenangan yang pernah diceritakan oleh ibunya.“Awalnya, keluargaku dan keluarga Annelies tidak saling mengenal. Kami bukan tetangga, bahkan tinggal di daerah berbeda. Bukan pula rekan bisnis….”Kala itu, ibunya Grissham, Bu Anjani, hendak pergi ke Kew Gardens sekalian ingin mengajak jalan-jalan Grissham yang berusia enam bulan. Setelah dari taman, ia juga berencana mampir ke restoran Nusantara karena sangat merindukan masakan khas Indonesia.Bu Anjani berangkat seorang diri menggunakan bus kota, tanpa didampingi Pak Albern yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Di dalam bus, Bu Anjani duduk sebangku dengan seorang perempuan asing

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   333. Sebuah Ikatan Tak Terduga

    Hening.Tak ada yang bergerak.Tak ada yang bersuara.Lora masih bertahan di tempatnya berdiri. Tatapannya lurus menatap perempuan berkulit putih pucat di depan sana, tanpa ekspresi sedikit pun. Ia ingin berbalik badan dan melangkah pergi.Namun, tiba-tiba Lora tiba-tiba teringat ucapan Bu Anita tadi siang. Perempuan bule itu datang tanpa perencanaan dan malah kehadirannya dimanfaatkan oleh mereka. Ia lalu mengaitkannya dengan penjelasan Grissham bahwa perempuan itu datang ke negara ini untuk sebuah proyek besar. Mungkin saja Grissham adalah satu-satunya orang yang dikenalnya di sini, hingga secara naluriah langsung menghampiri laki-laki itu.Dan dari situlah segalanya dimulai. Momen itu dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menyebarkan gosip, menciptakan narasi agar semuanya tampak lebih meyakinkan. Itu artinya Grissham tidak berbohong. Dan mungkin juga tidak bersalah. Mungkin memang ada hubungan, tetapi bukan seperti yang diberitakan. Bukan pasangan, bukan kekasih gelap, bukan pula

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   332. Kembali Terulang

    Tiba di lantai atas, Lora mendapati Amina tengah duduk di ruang santai sambil memainkan ponselnya. Perempuan itu bilang si kembar sedang tidur siang di kamar Ayahnya.Lora hanya mengangguk paham dan berniat ikut duduk, karena tidak mungkin ia masuk ke kamar mantan suaminya. Namun, baru saja hendak menurunkan tubuhnya ke sofa, sebuah suara menghentikannya.“Mama!”Lora menoleh dan melihat si kembar dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan tengah berlari kecil ke arahnya. Ia segera berlutut sambil merentangkan tangan, menyambut mereka dalam pelukan hangat.“Kalian habis bobo siang, ya?” tanyanya lembut sambil mengusap sisi kepala mereka satu per satu.Si kembar mengangguk bersamaan, lalu kembali gelendotan di pelukan ibunya.“Iya, ama Papa,” jawab Zora, jari mungilnya menunjuk ke arah belakang.Lora mengikuti arah tunjuk itu. Tampak Dhafin berjalan pelan mendekat sambil membenahi rambutnya yang berantakan. Mungkin benar, mereka bertiga memang baru bangun tidur.“Mau pulang sekarang at

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   331. Bodoh, Katamu?

    “Lora?”Untuk sejenak, Lora membeku di tempat saat mendengar suara seseorang yang dikenalnya. Ia tak langsung menjawab, melainkan buru-buru menyeka air matanya dengan kepala tertunduk. Napasnya yang memburu coba ia atur kembali, seolah tak terjadi apa-apa. Lalu, ia menoleh dengan senyum kecil yang dipaksakan. Tatapannya mengarah pada dua orang yang kini berdiri di hadapannya.“Lora? Kamu udah datang?” Bu Anita, orang yang pertama kali memanggilnya, menyapa ketika melihat mantan menantunya berdiri di ambang pintu. Ada sedikit keterkejutan yang samar di balik nada suaranya, meski berusaha disembunyikan.Lora melangkah pelan, memperlebar senyumnya seolah tak ada apa-apa. “Iya, Ma. Pekerjaan hari ini selesai lebih cepat, jadi aku bisa langsung ke sini.”Bu Anita mengangguk sambil menyentuh lengan Lora dengan gerakan yang dibuat seolah hangat. “Dari kapan datangnya? Udah lama?”Lora menggeleng pelan. “Aku baru aja datang, Ma. Rumah kelihatan sepi banget, makanya aku langsung ke sini.”“B

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   330. Semua Hanya Sandiwara

    Pertanyaan Pak Daniel menggantung di udara, menusuk telinga Lora lebih tajam dari apapun.Tangannya menggenggam erat sisi tembok, berusaha tetap tegak meski tubuhnya nyaris limbung. Di dalam dada, detak jantungnya membentur keras seperti ingin lepas dari tempatnya.Udara terasa semakin berat. Namun, ia tetap diam. Tetap mendengarkan.Ia tahu….Jawaban dari pertanyaan itu bisa menjadi kunci atas semua kekacauan yang menimpa hidupnya. Apapun resikonya, Lora harus tahu sebelum semuanya terlambat.“Setelah pernikahan mereka batal, Mama akan ambil hati Lora. Pelan-pelan kita tarik dia semakin dekat ke kita,” suara Bu Anita kembali terdengar setelah beberapa saat terdiam.“Habis itu, kita bujuk dia supaya mau kembali dengan Dhafin. Si kembar juga bisa kita manfaatkan untuk ini. Lora pasti akan melakukan apa pun demi mereka,termasuk rujuk,” tambahnya.“Apa Mama yakin ingin menyatukan Dhafin dan Lora lagi?” tanya Pak Daniel, terdengar ragu.“Kenapa? Papa nggak setuju? Bukankah kita sudah memb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status