Share

Tak Pernah Menyentuhnya

"Mas Sabil?" Mata Halimah melebar. "Apa nggak jadi nunggu barang datang dari pelabuhan?"

"Oh, itu ...." Pria yang dianggap Sabil oleh Halimah itu mendekat, sembari menggaruk kepala tak gatal.

"Ternyata ditunda, jadi ... aku memilih pulang."

"Mas agak serak?" Halimah makin heran. Dahinya berkerut. Kenapa kali ini Sabil sangat aneh.

"Hem?" Nabil mengangkat kedua alisnya. Pria itu baru ingat, kalau suaranya dengan saudara kembarnya sedikit berbeda.

Untungnya mereka hidup terpisah pulau, jadi setiap kali Nabil yang menemuinya, Halimah menganggap suaminya tengah sakit radang tenggorokan.

"Iya, nih." Pria itu segera memegangi jakunnya. "Nggak tahu, mungkin karena minum es di pinggir jalan kali, ya. Kena sari manis."

Halimah tersenyum. Suaminya sekarang jadi banyak bicara padanya. Dia pikir pria itu kambuh baiknya setelah insiden yang menguras emosi mereka tadi sore.

Wanita itu bersyukur. Begitulah seharusnya, adakalanya ujian itu ada di puncak, sampai sepasang suami istri kembali ingat per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
dianrahmat
ya Allah... jadi kembar anak hasil zina? duuh dosaa besar bgt itu. berarti si kembar bernasab pd ibunya dong
goodnovel comment avatar
Nunyelis
klo bukan anaknya sabil berati anaknya nabil dong.... astaga jahatnya sabil....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status