LOGINJonathan Hamilton, seorang pria paruh baya berkebangsaan Inggris yang harus kehilangan teman hidupnya untuk selama-lamanya, Febrianne Emily Maheswari Hamilton. Seorang wanita berkebangsaan Indonesia. Akibat kematian sang istri yang teramat dicintainya membuat Jonathan begitu larut dalam kesedihan, bahkan hampir memutuskan untuk menyerah karena tak kuat menahan rasa sakit yang terus menggerogoti relung hatinya. Hidupnya terasa begitu hampa tanpa kehadiran istrinya. Namun, kenangan bersama mendiang istrinya kembali memunculkan secercah harapan... Pria itu sadar kalau kisah cinta mereka belum berakhir. Ya, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Sebab ia percaya meski tubuh terpisah, namun hati mereka tetap satu. Untuk selamanya. Simak kisah selengkapnya di sini.
View MoreMemori.
Satu kata yang tak akan pernah lekang oleh waktu.
Seperti kata pepatah; setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Yang tersisa hanyalah kenangan.
Sebuah kenangan indah yang pernah terukir bersama dengan orang tersayang. Kenangan yang akan selalu tersimpan dalam sanubari, bahkan sampai ajal menjemput.
Kenangan yang menjadi penopang seseorang, hingga mampu berdiri tegar menjalani hidup seperti sedia kala.
Namun, tak dimungkiri, bila kenangan juga mampu menjadi pedang bermata dua yang menusuk tepat di titik sanubari. Kenangan yang membuat luka hati tak kunjung pulih. Kenangan yang terus menyisakan penyesalan terdalam.
Seperti kisah ini, di mana sang tokoh utama pria yang bernama Jonathan Hamilton harus merasakan kepedihan mendalam usai kepergian sang istri tercinta untuk selama-lamanya.
Kenangan akan sang istri yang menghembuskan napas terakhirnya di atas tempat tidur pasien meninggalkan rasa penyesalan yang selalu menghantuinya.
Andai waktu bisa diputar kembali, ia bersumpah akan menjadi suami siaga 24 jam menjaga istrinya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Tak ada lagi yang bisa dia lakukan selain meratapi ketidakbecusannya. Menangisi sang istri yang sudah bersatu dengan bumi.
Kejadian traumatis yang terus berulang memunculkan pertanyaan dalam benaknya; apa yang harus dia lakukan untuk memulihkan luka di hatinya?
"Baik, Bi. Aku sudah siap," ucap Emily seraya bangkit dari kursi riasnya. "Mari saya antar, Nona," tawar sang Pelayan sembari mengulurkan tangannya. . . . Ketika Emily keluar dari dalam ruang rias dengan kebaya modern berwarna beige dan kain batik berwarna coklat pekat. Beberapa tamu undangan langsung menoleh ke arahnya dan berdecak kagum. Gadis itu sesekali melirik ke arah para tamu undangan yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan penuh rasa takjub. Bukan hanya itu, kini dirinya juga melirik ke arah Jonathanācalon tunangannya yang saat ini juga sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit ia terjemahkan. Kagumkah? Sukakah? Atau hanya sekedar terpana? Setibanya di hadapan calon ibu mertuanya. Ia disambut dengan sebuah pelukan hangat. "Hello, Dear. Nice to meet you. You're so beautiful," pujinya dengan senyum sumringah. "Aa ... thank you so much, Ma'am," ba
[Jakarta, 21 April 1991 'Diariku, Seminggu lagi hari pertunanganku akan tiba. Aku sudah tidak sabar menantikan hari pertunanganku dengan pria pujaan hatiku. Semoga saja berjalan dengan lancar ya. Aku tidak tahu, tapi entah kenapa aku begitu menantikannya. Apa dia menantikannya juga? Kuharap iya. Sampai di sini dulu ya, diariku.'] . . . "Ayuuuuuuuu!!!" seru Emily dari kejauhan. Sosok pemilik nama tersebut menoleh dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Emily? Kok kamu ke kampus? Bukannya hari ini kamu tidak ada kelas, ya?" Bukannya menjawab, gadis surai coklat itu malah memasang senyuman termanis, manisnya mengalahkan madu. Senyuman yang menghiasi wajahnya semakin membuat Ayu bertanya-tanya. "Emily ... kamu baik-baik saja?" Ayu kini mulai bergidik ngeri karena sikap aneh dari teman baiknya itu. Emily mengangguk penuh semangat. Kini wajahnya semakin
"Hah?" "Iya. Ayah ingin bertemu dengannya besok. Apa ada masalah dengan itu?" ucap Jonathan tanpa ragu. Terpancar kilau mata yang tak biasa dari iris biru langitnya. Perkataan yang keluar dari mulut sang Ayah tentu membuat Nathan sedikit bingung. Kenapa tiba-tiba beliau ingin pergi menemuinya? "Kenapa Ayah ingin menemuinya? Apa ... apa Ayah bermaksud mendukung pembuatan film tentang Ibu?" tanya Nathan terus terang. "Iya," sahut Jonathan sembari menganggukan kepalanya dengan mantap. Tak lupa senyum tipis yang terhias di wajah rupawannya. Jawaban sang Ayah membuat pria bernetra magenta itu juga ikut menyunggingkan senyum lebar penuh bahagia. "Baiklah. Aku akan mengabari beliau malam ini juga." Perasaan bahagia yang menyeruak dalam dadanya membuat Nathan semakin tak sabar menanti hari esok. . . Keesokannya Jonathan sengaja berangkat dengan menumpang di mobil putra sulungnya. Dengan tujuan agar mereka bisa langsung ke tempat sang produser bersama-sama. "Jadi, kita bisa menemu
Di saat jam makan siang tiba, Nathan tampak bingung ketika ayahnya tak kunjung keluar dari dalam ruang kerjanya. Alhasil, ia pun berinisiatif menghampiri Jonathan untuk mengajaknya makan siang bersama. Namun, saat Nathan baru saja akan mengetuk pintunya. Dari belakang, Alex buru-buru menghentikannya dengan menariknya menjauh dari ruang kerja Jonathan. "Ehh? Kenapa?" tanya Nathan seraya mengernyitkan dahinya, bingung. Alex langsung mengacungkan jari telunjuknya. Sebagai isyarat untuk tetap diam. Namun, matanya sesekali melirik ke ruang kerja Jonathan, untuk mengamati sekilas kegiatan bosnya itu yang terlihat dari kaca jendela ruangannya. Setelah dirasa cukup aman, Alex pun langsung melepas tangan Nathan. Sesaat setelah dirinya menghela napas panjang, Alex berbisik, "Maaf, sebenarnya ini semua salahku." Terlihat jelas di wajahnya raut rasa bersalah. Tak mengerti maksud dari perkataan teman baiknya itu, Nathan pun semakin mengerutkan dahinya. "Kenapa minta maaf segala sih??" ucapny



![Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]](https://acfs1.goodnovel.com/dist/src/assets/images/book/43949cad-default_cover.png)


Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ratings
reviewsMore