Pesona Suami yang Diremehkan

Pesona Suami yang Diremehkan

By:  Afnasya  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 ratings
118Chapters
14.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ramdan menikah dengan Elea, statusnya yang menjadi seorang supir di keluarga Elea menjadi bahan hinaan kepada Ramdan. Bahkan istirnya sendiri pun tak menganggap Ramdan sebagai seorang suami, karena malu akan status suaminya. Tanpa Elea sadari, Ramdan menyimpan sebuah rahasia, dan mampukah Ramdan menyelesaikan rencananya?

View More
Pesona Suami yang Diremehkan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rai Seika
Keren habis nih ceritanya, rekomended yuk dibaca. Bagi yang suka bacaan lain seperti fantasi bisa mampir ke "Kebangkitan Sang Naga Emas" ada romancenya tipis-tipis.
2023-10-13 00:36:56
0
user avatar
Damaya
Selalu keren, sukses selalu buat Othornya...️ Izin promo ya, yang suka romance ada bau-bau geng motor dan action, mampir yuk ke ceritaku SUAMI MUDA NONA KONGLOMERAT. dijamin seru...
2023-10-12 22:37:55
0
user avatar
Jasmine
Ceritanya nagih, bikin ga bisa berenti bacanya!(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠) Untuk akak othor baik hati yang sudah mengizinkan promosi, bagi yang suka cerita romance lainnya, bisa kepoin juga karya yang berjudul 'Pura-Pura Amnesia' yuk. Terima kasih (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)
2023-10-12 22:18:31
0
user avatar
UmiLovi
Seru ceritanya ... sukakk! Yang suka bacaan dengan genre sejenis bisa mampir di karya "Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya".
2023-10-12 20:59:22
0
user avatar
Jasmine
Rahasia apakah itu Ramdan? (⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠)
2023-06-05 20:03:02
4
user avatar
UmiLovi
Karya otor ini selalu keren! Suka deh. ...️
2023-05-30 14:47:16
3
user avatar
Aspasya
Menarik Thor, semangat updatenya
2023-05-30 14:31:38
3
user avatar
Rai Seika
Ceritanya menarik, semangat update, Kak
2023-05-30 11:56:37
3
user avatar
Mama Lana
Ramdan kayaknya orang kaya ya thor, semangat nulisnya kak othor.........
2023-05-30 11:17:03
1
user avatar
Damaya
Halo Ramdan, maaf telat mampir ya, salam manis dari tetangga sebelah, Bram...
2023-05-30 09:46:37
1
user avatar
Angsa Kecil
Lihat di Ig Goodnovel langsung kesini. Ternyata emang top bgt Lanjut
2023-05-17 20:44:29
3
user avatar
Afnasya
Karya perdana, semoga suka dan terus nantikan kelanjutan kisahnya sampai tamat.
2023-04-07 08:43:31
1
user avatar
ACANKUN
Mantap keren abis.. Lanjutkan thor
2023-04-06 20:11:16
2
user avatar
LazuardiBianca
Alur ceritanya selalu berhasil ngebuat pembaca penasaran dan nggak sabar nunggu update selanjutnya ...
2023-04-06 14:39:42
1
118 Chapters
1. Semua Berawal
“Apa yang terjadi? Mengapa aku—?”Elea bangun dalam keadaan bingung dan kacau, dirinyasadar atas apa yang dilakukan Ramdan malam tadi, Elea sudah berusaha untukmemberontak, tetapi tenanga Ramdan tidak bisa ia tandingi.Ramdan bangin setelah mendengar suara teriakandiiringi tangis seorang wanita. Dia beringsut duduk sambil memegangi kepalayang terasa berat. Dia menggeleng lemah untuk mengembalikan kesadaran. Namun,belum sempat memahami situasi yang sedang terjadi, mendadak seseorangmenamparnya.“Kamu jahat! Teganya kamu berbuat begini kepadaku, Ramdan!”Ramdan memegangi pipi kirinya yang terasa panas sebelum menoleh. Dia terkejutdan langsung mundur saat melihat Elea sedang menangis tersedu-sedu sambilmendekap erat selimut yang menutupi bagian atas tubuhnya.“Memangnya apa yang ....”Belum sempat melanjutkan pertanyaan, suara pintu yang berhasil didobrakmembuatnya menoleh. Dia membeliak saat mendapati Harsa—pemilik rumah sekaligusayah Elea—masuk bersama seorang pelayan. Pria p
Read more
2. Perjanjian
Ramdan kembali ke kamar, tetapi kasak-kusuk yang terdengar dari para pelayan di rumah itu diiringi tatapan mengintimidasi tertuju kepadanya.“Enak banget si Ramdan itu, baru setahun kerja di sini sudah berani macam-macam sama Mbak Elea. Mau cari mati kayaknya dia.”“Iya, begitulah kalau pengen kaya dengan cara yang instan. Ogah, repot makanya tiduri aja anak majikannya, beres.”“Betul banget. Kita mah boro-boro bisa kaya, enggak dipecat aja udah bersyukur banget. Emang kurang ajar banget si Ramdan itu. Udah dikasih kerjaan, eh, malah ngelunjak.”Entah berapa banyak lagi Ramdan mendengar hinaan tentang dirinya. Dia menghela napas panjang sebelum kembali masuk kamar dan merebah. Dia memejamkan mata sejenak dengan posisi duduk. Namun, gelebah yang ada dalam dada membuatnya sulit untuk terlelap. Dia kembali beringsut duduk dan memijat pelan tengkuknya. Kembali dia mengerang lirih merasakan sakit di sekujur tubuhnya.Tak lama berselang, terdengar suara ketukan di pintu kamar. Ramdan b
Read more
3. Malam Pertama
Elea mendorong kasar Ramdan hingga terhuyung sebelum kembali mendekat dan melayangkan tatapan tajam. “Sopir sepertimu patutnya tidur di sofa, bukan ranjang mewah milikku!”Ramdan tersenyum tipis sebelum melabuhkan tubuhnya di sofa yang terletak di sudut kamar. Dia menatap tajam sang istri yang nyaman berbaring di ranjang sambil mendekap erat selimutnya. Sementara, Elea balik menatap lekat dengan kesal yang menggerogoti dada.“Jangan pernah berpikir kamu akan mendapatkan jatah malam ini! Kamu hanya suami di atas kertas, enggak lebih! Aku lakukan ini hanya agar tidak dicoret dari keluarga Hadiwilaga!”Ramdan kembali tersenyum tipis sambil menatap lekat Elea. “Deal. Mulai detik ini, kita jalani urusan masing-masing. Tapi ingat, besok kita pulang ke rumah saya.”Ramdan menyambar jas dan dasi sebelum berlalu meninggalkan kamar Elea. Amarah yang membuncah membuatnya memilih pindah kamar demi menjaga kewarasan. Dia takut akan menyakiti Elea sebelum misinya berhasil dijalankan. Saat mel
Read more
4. Kenakalan Elea
Ramdan kembali membukakan pintu mobil begitu sampai di kantor Harsa. Lalu, melajukan mobil menuju tempat parkir yang khusus diperuntukkan bagi direktur dan CEO. Setelah melaksanakan tugasnya, Ramdan menunggu di suatu ruangan khusus sambil mencari nomor seseorang. Setelah, mendapatkannya, dia segera menelepon.“Apakah ada kabar? Tadi dia menghubunginya. Apa? Haruskah aku cari orang lain yang lebih kompeten daripada kamu! Cepat temukan dia dan seret ke hadapanku!”Telepon terputus. Ramdan menghela napas panjang sambil menyugar rambut. Lantas, mengeluarkan sebungkus rokok dan menyulutnya. Dia menyesap dalam lintingan nikotin dalam gamitan jemarinya, kemudian mengembuskan asap ke udara.Saat tengah bergelut dengan pikirannya sendiri, mendadak ponselnya berbunyi. Melihat nama Harsa yang terpampang di layar, dia bergegas menjawab panggilan.“Iya, Pak.”“Cepat ke sini! Antarkan aku ke restoran biasanya.”“Siap, Pak.”Ramdan menyudahi mengisap rokok. Dia membuang puntung ke tanah sebel
Read more
5. Janji Ramdan
Ramdan melajukan mobil kembali ke kantor Harsa. Dia fokus menatap jalanan dan bungkam selama perjalanan, tetapi suara Harsa yang duduk di belakang sambil menatap layar ponsel membuatnya harus menajamkan telinga. “Jangan pernah anggap serius masalah tadi, Ramdan. El dan Evan sudah kenal lama. Mungkin kalau El tidak berbuat bodoh, pasti Evan yang akan jadi menantuku, bukan kamu!” Ramdan bergeming. Dia hanya bisa menghela napas panjang untuk meredam ketegangan yang ada. Sungguh, diperlakukan dengan tidak baik oleh mertua dan istri membuat pria itu meradang. Namun, sebisa mungkin dia tahan. Setibanya di kantor, Ramdan kembali membukakan pintu mobil untuk Harsa. Lalu, melajukan kendaraan menuju tempat parkir. Dia menunggu sambil mendengarkan musik dan memejamkan mata. Lelah yang mendera membuat pria itu tertidur. Namun, dia segera terjaga ketika mendengar ponselnya berdering nyaring. Usai melihat nama yang tertera di layar, Ramdan bergegas menjawabnya. “Hem? Yang benar? Oke, nanti mala
Read more
6. Luka Lama
“Jangan begitu lagi, Al. Kamu hampir buat Kakakjantungan.” Ramdan masih berusaha mengembalikan denyut jantung Aleta yangsempat berhenti dengan mengompresi dan membuka jalan napasnya. Setelah usahanyayang kesekian kali, jantung gadis itu kembali berdenyut. Ramdan menghela napaspanjang penuh kelegaan sebelum tersenyum tipis. Lalu, mengusap kepala Aleta danmengecup keningnya.Tak lama berselang, pintu terbuka. Lalu, Edrik danseorang dokter setengah berlari mendekati ranjang. Ramdan beringsut bangkitdari ranjang dan bergeming menatap sang dokter yang sedang memeriksa Aleta.Setelahnya, dokter tadi memberikan penjelasan kepada Ramdan sambil tersenyum.“Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Tuan muda. Nona Muda baik-baik saja, mungkinada ledakan emosi yang membuatnya syok tadi.”“Hem.”“Kalau sudah tidak ada yang diperlukan lagi, saya pamit, Tuan Muda.”“Hem. Terima kasih, Dok.”“Anda yang harus berterima kasih pada diri Anda sendiri, Tuan Muda. Nona Mudamasih bisa selamat, karena usah
Read more
7. Merancang Sesuatu
“Tolong tunjukkankartu membernya, Pak.”Ramdan melajukanmobil menuju sebuah kelab malam. Dia bergegas masuk, tetapi dua orang berbadangempal menahannya.Ramdan mendengkus kesal sebelum mengeluarkan dompet dan menyerahkan sebuahkartu seperti ATM berwarna hitam kepada kedua orang yang ada di depannya.Melihat kartu itu, salah satu orang menelisik Ramdan, lalu menyikut temannya.Kompak keduanya menunduk di depan Ramdan.“Maafkan kami yang tidak mengenali Bos. Silakan masuk, Bos!”Ramdan menyambar kartu yang disodorkan orang tadi dan bergegas masuk. Suaramusik yang mengentak diiringi minimnya cahaya, tak menyurutkan langkah Ramdanuntuk mencari keberadaan Elea. Ketika sedang mencari, seorang pria dengansetelan jas mendekati Ramdan.“Bos Akhtar,” panggil pria itu. Namun, Ramdan bergegas menempelkan telunjuk kebibir sebagai isyarat tutup mulut. Pria yang diketahui sebagai manajer kelabmalam itu mengangguk sekilas. “Bos cari siapa?”“Di mana Elea?” tanya Ramdan sambil mengedarkan pan
Read more
8. Pertemuan Tak Terduga
“Pagi, Tuan Muda.”Ramdan segera berlalu meninggalkan rumah diiringitatapan penuh tanya Elea. Dia bergegas masuk mobil dan melajukannya menujukediaman Hadiwilaga. Namun, di tengah jalan, dia berhenti dan keluar dari mobilsetelah sebuah motor menghadangnya. Ramdan mengangguk sekilas ketika melihatEdrik turun dari motor dan menghampirinya.“Pagi juga, Ed.”Ramdan segera menaiki motor dan kembali meneruskan perjalanan menuju kediamanHadiwilaga. Setibanya di sana, dia segera berlalu ke belakang dan kembalisambil membawa ember berisi air yang diberi sabun dan lap. Lalu, membersihkanmobil yang biasa dipakai Harsa dengan telaten. Dia pastikan semua bagian mobilbersih dan mengilat, kemudian seulas senyum dia sunggingkan di bibir.“Beres. Tak akan ada yang menyangka kalau seorang Akhtar bisa mencuci mobilsebersih ini.” Ramdan berkata sambil berkacak pinggang, bangga denganpekerjaannya. Dia mengedarkan pandangan dan memastikan tak ada yang mendengarucapannya tadi.Setelahnya, Ramdan
Read more
9. Memendam Amarah
“Mau apa kamu ke sini?” Orang di depannya belum jugamenjawab, Ramdan kembali mengulang pertanyaan. “Maaf, Pak. Tadi di kantor ada undangan makan bersama dengan pimpinan dari HWGrup. Karena Bapak sulit dihubungi, makanya saya memutuskan untuk mewakiliperusahaan.”Ramdan menghela napas panjang sebelum berkata. “Oke, lanjutkan tugas kamu danlaporkan apa sebenarnya yang diinginkan pria tua itu.”“Siap, Pak. Nanti saya kabari lewat pesan singkat saja.”“Kirimkan saja lewat email. Nanti aku akan membukanya tengah malam, karenanomor lamaku untuk sementara tidak aktif.”“Siap, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu.”“Hem.”Ramdan mempersilakan Deni, manajer operasional di perusahaannya itu berlalu.Dia memaku pandangan kepada pria itu sampai mengulang di balik pintu.Setelahnya, dia memilih menunggu di dalam mobil sambil mendengarkan musik.Lelah yang mendera membuatnya perlahan memejamkan mata.Satu jam berselang, Ramdan tergagap bangun ketika mendengar suara kaca diketuk.Dia menoleh da
Read more
10. Orang Suruhan
“Inikah yang disebut merapikan, Mbak?”Ramdan bergegas ke dapur dan terkesiap melihat airmulai membasahi seluruh lantai. Dia bergegas ke wastafel dan menutup keran yangpatah sebelum mematikan saluran air utama. Dia menghela napas panjang danberkacak pinggang melihat lebih banyak kekacauan yang terjadi.Ramdan menggeleng lemah sambil menjambak rambut karena frustasi. Lalu,mengepalkan tangan dan menengadah. Dia menajamkan mata sejenak untuk meredamketegangan yang ada sebelum berbalik dan menatap Elea.“Memang bukan. Tapi, aku sudah berusaha, kan? Lagipula kenapa nyuruh-nyuruhaku! Ini rumahmu, jadi kamu yang harus membereskan!”Elea segera berlalu tanpa rasa bersalah. Sementara, Ramdan menggeram kesal danmemilih segera berlalu ke kamar. Dia mengambil ponsel dan menghubungi Edrik.Begitu teleponnya dijawab, pria itu langsung memberi perintah.“Kirimkan dua orang untuk membereskan rumahku sekarang, Ed!”Ramdan segera mematikan panggilan. Dia kembali menjambak rambut sebelum meninju
Read more
DMCA.com Protection Status