June adalah anak kesayangan keluarga Kusuma yang kemudian telah di jodohkan ayahnya dengan pria yang tak dikenalnya sama sekali. June memiliki kekasih hati lain yaitu Mark yang sangat dicintainya jadi dia memutuskan untuk lari dengan kekasihnya, tanpa disangka kekasihnya malah meninggalkannya di tengah jalan karena June meninggalkan semua hak sebagai pewaris sebagian harta dari Kusuma Group. June hilang akal namun tak ingin pulang, dia pun pergi ke rumah Bi Ani yang pernah merawatnya sejak kecil kemudian dia bekerja dengan Bi Ani di kediaman Wijaya sambil tetap menyembunyikan identitas asli dirinya. June di khususkan ada di paviliun Tuan Muda Dave sama seperti Bi Ani, dan di mulailah kisah penyiksaan Tuan Muda Dave pada June yang tidak becus bekerja. Sepertinya bukan hanya penyiksaan tapi kisah asmara yang kemudian perlahan hadir di hari-hari June bersama Tuan Mudanya yang tampan itu, hingga dia bisa melupakan pertunangan dari ayahnya bahkan Mark yang meninggalkannya begitu saja.
view moreAngin bertiup lembut namun membawa hawa dingin di malam dengan hujan rintik, terlihat seorang wanita tergopoh-gopoh turun dari bis membawa sebuah koper derek bersamanya. Wanita itu bernama June. Yah, ini kisah tentang seorang gadis bernama June.
“bugh” terdengar hantaman keras koper itu menabrak batu besar di pinggiran jalan.
“ah kenapa aku membawa novel begitu banyak dalam koper ini” bisik June di pikirannya yg sedikit menyesal karena rasa sayangnya pada hobby sendiri.
June melirik kiri dan kanan sambil sesekali membuka aplikasi peta di handphonenya. Dia hampir saja tersesat karena baru kali ini datang di daerah ini sendirian. Diapun terus menyusuri trotoar jalan sambil sedikit berlari karena hujan yang mulai deras.
“Akhirnya sampai” June melihat kembali alamat yg tertera di smsnya dan memastikan di aplikasi peta.
ting.. tong..
June membunyikan bel sebuah rumah yg terletak agak di atas jalan, karena harus menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai pintu depan rumah.
Terlihat seorang wanita paruh baya membuka pintu rumah dengan senyuman ramah dan bahagia.
“Nona June.. akhirnya kita bertemu juga. Ayo masuk ini sudah malam dan pakaianmu sepertinya basah”
Junepun menyambut sambutan hangat tersebut lalu masuk ke dalam rumah. Wanita paruh baya itu bernama Ani, dialah yang merawat June sejak usia 7 tahun saat Ibunya meninggal.
“Nona June, sebenarnya apa yang terjadi sampai bisa ada disini sendirian? saya segera mengirim alamat rumah ini setelah ditelepon Nona dengan isak tangis seperti tadi pagi..” tanya Bi Ani
“Bi Ani, saya belum bisa menceritakannya panjang lebar....” Jawab June mengela nafasnya yang mulai tersekat
“June lelah, ingin istirahat. intinya June mau pergi sejauh mungkin dulu dari Papa” ucap June yang mulai berkaca-kaca..
ya June anak manja dan sangat bergantung pada papanya, entah apa yg membuat dirinya mau pergi meninggalkan papanya di hari itu. Bi Ani pun mempersilahkan June masuk di kamar yang sudah dia siapkan sejak pagi. Dia menyayangi June seperti anaknya sendiri, karena memang dalam pernikahannya dia tidak memiliki anak. June-lah yang membuat perasaan sebagai Ibu bisa muncul dalam dirinya.
Setelah mandi dan minum segelas susu hangat, Junepun bersiap tidur namun di tengah kantuknya, pikirannya masih mengingat jelas kejadian semalam. Tak habis pikir kenapa Papanya bisa setega itu pada dirinya. Memaksanya bertunangan dengan orang yang tidak dia kenal sama sekali, sementara dia sudah memiliki kekasih disampingnya. Namun takdir bersama kekasihnya sepertinya tidak memihak June, yang berniat kawin lari bersama Mark tapi karena tau June melepaskan semua hak sebagai anak Papanya, dia malah di tinggal di tengah jalan oleh Mark.
Air mata June menetes lagi, berbalas deras dengan hujan malam itu. hatinya sakit karena merasa kedua pria yang di sayanginya tidak memperlakukannya dengan benar. June benar-benar merasa terbuang dan tidak dipedulikan. beruntung dalam nanar ingatannya, dia mengingat sosok Ibu keduanya, Bi Ani. sementara dia menangis terisak Bi Ani masuk ke kamarnya, memeluknya dan tidur dengannya, menenangkannya.
“Non June sayang, menangislah karena setelahnya non akan lelah dan tertidur” ucap Bi Ani perlahan sambil menepuk bahu June.
June pun terlelap, lelah karena menangis semalaman hingga di pagi hari matanya bengkak minta ampun.
“Pagi Bi Ani” sapa June dengan suara ceria yang di buat-buat
“pagi Non, saya sudah buatkan sarapan kesukaan Non June. Nasi goreng ayam.. yuk sarapan kita” balas Bi ani
June mengiyakan sambil menatap seisi rumah, seperti mencari seseorang
“dimana Pak Deddy?”
“oh Pak Deddy sekarang di rawat di RS karena penyakit lamanya kambuh. Kemarin saya pulang cepat kerumah karena Non June mau datang. tapi ga apa apa kok Non, sudah mendingan” Bi Ani berkata namun tak sadar matanya yg mulai memerah.
June paham benar kondisi Pak Deddy dan sakitnya. Dia tak mau menambah kata karena pasti akan membuat Bi Ani sedih. June-pun mulai memakan makanannya.
“Bi Ani, tadi pagi pas bangun June sudah pikirkan. mungkin akan tinggal bersama Bi Ani beberapa waktu. tapi karena June sudah meninggalkan semua hak June sebagai anak keluarga Kusuma, maka June harus bekerja. yah pekerjaan apa saja. akan June cari.” ucap June dengan tatapan serius yang membuat Bi Ani tak tahan untuk tertawa kecil mengingat manjanya anak ini dan pasti tidak bisa bekerja apalagi bekerja kasar. June biasa di layani, bahkan hanya untuk sekedar mengganti sepatunya, dia dilayani di istanannya di kediaman Kusuma.
“kenapa Bi Ani tertawa?apa yang salah?”
“Baiklah Non June, silahkan lakukan apa yang Non June rasa baik” Balas Bi Ani.
“Oke setelah sarapan, June bersiap utk cari pekerjaan”
June sadar statusnya tidak sama lagi. di Kota tempat tinggalnya, hampir setengah real estate di kota itu milik ayahnya, memiliki mall terbesar di kota, membuat dia tak pernah kekurangan semua yang dia inginkan. Hingga ayahnya memintanya putus dengan Mark dan bertunangan dengan pria pilihan ayahnya yang entah siapa orang itu. June nekat melepaskan semua kelimpahannya, namun malah dibuang oleh Mark. June tau sekarang dia harus bergantung pada dirinya sendiri, dia tak ingin dipaksa soal percintaan. Maka jika harus tinggal bersama Bi Ani, dia harus bekerja untuk tidak merepotkan Bi Ani.
Sementara itu Papa June, Pak Hengky Kusuma yang tau dia lari dan tinggal bersama Bi Ani merasa sedikit lega. Yah, intinya June tidak lagi bersama dengan Mark si mata duitan yang membodohi June dengan segala rayuan gombalnya, namun sudah di ketahui niatnya olehnya. Dia membiarkan June tinggal dengan Bi Ani namun dalam pengawasannya tentu saja. Memberikan waktu luang pada June yang sedang terluka hatinya.
Aula acara peluncuran produk terbaru dari perusahaan om Robby begitu ramai dan megah. Tamu undangan dari politikus hingga artis ternama di negara itu banyak yang datang. Mereka datang dengan tujuan yang sama, yaitu acara setelah peluncuran produk ini. Mau melihat Dave dan sepertinya juga dengan pacar barunya yang sudah heboh beberapa waktu ini.Clara dan Denny terlebih dahulu memasuki aula itu, kemudian disusul Dave dan June yang begitu memukau dan membuat banyak mata memandang. Ada beberapa wartawan khusus yang memang sudah di siapkan. Mereka tidak terlalu menyorot June sesuai dengan permintaan June pada Dave, namun kamera kamera dari tamu yang hadir itu tak luput dari perhatian juga. Beberapa orang yang sadar mengambil kamera lalu memotret kemudian lainnya hanya bengong dan terperangah pada kecantikan alami June. Bagaimana tidak? June tampak seperti Model berkelas saat itu namun dengan riasan yang sangat natural. Paduan gaun dan sepatu berkilau bak putri dari negeri dongeng, sungguh
Sekitar jam dua siang itu, June sudah dijemput untuk di antar ke salah satu kamar hotel suite di tempat pelaksanaan jamuan di malam itu. Dengan tim yang MUA dan Clara yang membantu Dave saat itu, sehingga tak perlu di ragukan lagi bagaimana penampilannya nanti.Pada jam 6 sore mulai terlihat tamu undangan yang mulai berdatangan. Tamu yang akan menghadiri peluncuran produk baru dari perusahaan kosmetik om Robby disertai yang kemudian akan di lanjutkan ke aula besar sebagai bagian dari acara dari Wijaya Group.Walaupun acara akan dimulai jam 7 malam, namun karena antusias dari para tamu yang semangat dengan acara keluarga Wijaya. Jadi memang benar strategi dari tuan besar Wijaya untuk membalas budi temannya Robby, agar acara peluncuran produk barunya dibuat di hari yang sama dengan pengumuman penerus keluarga Wijaya.Para tamu di arahkan terlebih dahulu ke aula peluncuran produk baru, setelah itu mengambil undangan exclusive yang baru untuk di pakai di pintu masuk aula acara keluarga WI
Dave dan June pun kembali ke kediaman Dave setelah drama memilih baju dan sepatu di hari itu. Dave merasa puas dengan pilihan June yang sepertinya sesuai juga dengan tema pesta om Robby juga sesuai dengan setelan yang akan dikenakan Dave nanti.“Dave, boleh aku bertanya siapa itu Bianca?” June bertanya dengan nada serendah mungkin dan gestur selembut mungkin, takut menyinggung tuannya.“Aku hanya berpikir perlu mengetahuinya sedikit. Bisa saja dia juga hadir di pesta nanti” sambung June sambil membuka sepatu yang di pakainya.“Kau tenang saja June, dia tak akan mengganggumu. Aku akan menjagamu disana!” Dave menjawab singkat, seperti tak ingin ada pertanyaan lain lagi.Dave melihat raut wajah June yang tidak puas dengan jawaban yang dia beri“Hindari sebisa mungkin saja jika kau bertemu dengannya kelak dan jangan ladeni omonganya. Itu saja” Dave menyambung kalimatnya menegaskan pada June sambil melangkah naik ke kamarnya di lantai 2.June yang menerima informasi yang begitu singkat itu
Dave dan June memasuki Toko Sepatu sahabat Dave dengan anggun. June menjadi sosok yang disoroti oleh pengunjung toko sepatu itu, bahkan pemilik toko tersebut juga di buat terpesona dengan penampilan sederhana June yang hanya memakai make up tipis namun terlihat memukau.“Selamat datang Dave” Ujar Clara, salah satu sahabat Dave yang juga pemilik toko sepatu ternama itu. Sambil Clara basa basi mencium pipi kiri dan kanan Dave, Clara pun berbisik “siapa gadis yang menyilaukan mata ini Dave?” dengan senyum tipis menggoda, mata Clara tak melepaskan pandangannya pada June.Dave menyadari sensor mata Clara yang sensitif seperti biasanya. Clara adalah salah satu saksi gagalnya cinta pertamanya, jadi dia menjadi salah satu sahabat yang tahu betul bagaimana cintanya berawal dan kandas. Dave membelai lembut lengan June yang membuat June sontak kaget namun masih tetap memposisikan diri sebagai kekasih palsunya Dave,“June perkenalkan, ini salah satu sahabatku Clara.” hanya dengan kalimat sederha
June yang mendengar semua perkataan Dave berusaha mencerna dengan benar agar tak salah tanggap. “Berpasangan? Identitas palsu? Berpura-pura? Tampil di depan wartawan di kota ini? Apa sebenarnya yang di pikiran bajingan ini?” Pikir June dalam otaknya yang membuat perutnya seperti berputar –putar. Dia tak menyangka Dave sampai sedikit mengancamnya dengan berkata bahwa Operasi Pak Deddy seharusnya dilakukan lebih cepat. Tepatnya di jam 9 pagi ini jika June bersedia melakukan yang dia katakan dan menandatangani kontrak yang sudah Dave buat. “Stop. biarkan aku mencerna perkataanmu sebelumnya” June menyela Dave yang masih bicara tanpa sadar dia tidak memangginya dengan sebutan tuan lagi. Dave terdiam dan terenyuh mendengar June tidak memanggilnya tuan. Dia sepertinya suka dengan kalimat barusan walaupun sebenarnya June telah melanggar janjinya untuk tidak menyela percakapan. Dave tak keberatan sama sekali. June terlihat memang sedang berpikir keras tentang kontrak yang sudah ada di tang
Dave yang mendengar semua cerita June sambil memutar otak cerdasnya itu, dia sebenarnya sudah memiliki alasan kuat untuk bisa mengajak June menjadi pendampingnya nanti di Acara Om Robby. Tapi dia juga harus meminta pendapat mamanya. Dia tidak boleh sembarang memutuskan, kmengingat ini acara pertamanya tampil di depan wartawan.“June, bisakah aku menjawab permintaanmu sampai besok pagi?” jawab Dave atas segala keluh kesah June saat itu.“Baiklah tuan muda Dave. Saya permisi dulu” Ucap June sambil berjalan menuju pintu keluar.“saya berharap tuan Dave memiliki hati mulia untuk membantu saya kali ini.” sambung June sebelum menutup pintu ruang belajar Dave saat itu. June sangat berharap pada kebaikan tuan mudanya ini. Walaupun sebenarnya dia bisa meminta Larry untuk mengirimkan uang padanya, tapi itu artinya harus kembali dulu ke kediamannya dan June masih belum siap untuk pulang.....Kriiing Kriiing.. tele
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments