Obsesi Gila Sang Mafia

Obsesi Gila Sang Mafia

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Oleh:  Dydy AileeOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
101Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Pernikahan ini bukan kesepakatan tapi hukuman! Ketika keluarga Calleste mengkhianati Damian Velasco, bos mafia paling berbahaya di Italia, mereka seharusnya membayar dengan darah. Tapi alih-alih memberikan nyawa, mereka menawarkan sesuatu yang lebih rendah—seorang anak haram yang selama ini mereka abaikan. Aurora Calleste tidak pernah menginginkan kehidupan ini. Dirinya hanyalah bayangan dalam keluarga yang lebih memilih menyingkirkannya. Seharusnya kakak tirinya yang menikahi Damian, tapi karena keserakahan dan pengkhianatan keluarga, Aurora dipaksa menjadi tumbal. Damian Velasco dikenal sebagai pria tanpa belas kasihan. Dingin, tajam, dan penuh bahaya. Rumor mengatakan dia adalah monster yang menghabisi musuhnya tanpa ragu. Namun, saat Aurora berdiri di hadapannya, pria itu tidak seperti yang ia bayangkan. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?? ikuti kisahnya...

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1- Tumbal Keluarga Calleste

Malam itu, hujan turun deras di Milan. Rintiknya menghantam kaca jendela dengan ritme yang seolah menambah ketegangan di dada Aurora Calleste.

Ia duduk di kursi panjang di ruang keluarga, kedua tangannya mengepal di atas pangkuan. Di sekelilingnya, orang-orang yang seharusnya menjadi keluarganya justru tampak seperti musuh.

Giovanni Calleste, ayahnya, berdiri di dekat perapian dengan wajah serius. Isabella, ibu tirinya, hanya duduk di sofa dengan tangan terlipat di dada, sementara Bianca, kakak tirinya, tampak gelisah.

“Mengapa aku?” Suara Aurora bergetar saat ia akhirnya berbicara.

Ayahnya menghela napas panjang, seolah bosan dengan pertanyaan itu. “Karena kau yang paling tidak berharga.”

Aurora merasakan dadanya mencengkung, tetapi ia tidak kaget. Sejak kecil, ia tahu bahwa dirinya hanyalah kesalahan—anak haram yang tidak pernah diinginkan. Namun, mendengar ayahnya mengatakan itu secara langsung tetap membuat hatinya hancur.

“Aku bahkan tidak mengenalnya,” lanjutnya, mencoba mempertahankan keberanian yang tersisa. “Bagaimana bisa kalian menjualku begitu saja?”

Bianca menggigit bibirnya, ekspresi bersalah terlukis jelas di wajahnya. “Aurora, aku tidak punya pilihan…”

“Tidak punya pilihan?” Aurora menoleh tajam. “Pernikahan ini seharusnya menjadi tanggung jawabmu! Kau yang dijanjikan untuk menikah dengannya, Bianca! Bukan aku!”

Bianca menunduk, air matanya menggenang. Tetapi Aurora tidak bisa merasa simpati. Kenapa Bianca harus mendapat pilihan, sedangkan aku tidak?

Isabella menghela napas, lalu berkata dengan suara tajam, “Lihat dari sisi baiknya, Aurora. Damian Velasco bukan pria biasa. Dia kaya, berkuasa, dan—”

“Dan seorang mafia,” potong Aurora tajam. “Seorang pria yang bahkan tidak bisa kalian hadapi tanpa gemetar ketakutan.”

Ruangan itu jatuh dalam keheningan.

Aurora menatap ayahnya. “Kalian berhutang padanya, bukan? Karena itu kalian menjualku?”

Giovanni mengeraskan rahangnya, tetapi akhirnya mengangguk. “Kami melakukan kesalahan. Kami menjual informasi penting kepada lawan bisnisnya… dan mengambil sebagian dari uangnya.”

Aurora menggeleng tak percaya. “Dan sekarang, aku yang harus membayar harga pengkhianatan kalian?”

Ayahnya menatapnya tajam. “Kau bisa menolak, tapi itu berarti kami semua mati. Termasuk kau.”

Aurora tercekat.

Pilihan apa yang ia punya? Menolak dan mati bersama mereka? Atau menikahi seorang pria yang bahkan belum pernah ia lihat wajahnya?

Bianca tiba-tiba berdiri dan meraih tangannya dengan ekspresi penuh permohonan. “Aurora, tolong… aku tidak bisa… aku tidak akan bertahan hidup dengannya. Aku tidak sekuat itu.” Sikap Bianca penuh dengan kepalsuan.

Aurora menatap kakak tirinya. "Dan kau pikir aku bisa?"

Ia ingin membenci Bianca. Ingin membenci semuanya. Tetapi yang paling menyakitkan adalah… mereka benar-benar tidak peduli apakah ia bahagia atau tidak.

Giovanni akhirnya mendekat, tangannya terulur dengan sebuah amplop di dalamnya. “Ini kontraknya. Pernikahan akan berlangsung dalam dua hari. Damian tidak menginginkan pesta besar.”

Aurora memejamkan mata, mencoba mengendalikan napasnya. Dalam dua hari… hidupnya akan berakhir.

Ia mengambil amplop itu dengan tangan gemetar, lalu menatap keluarganya satu per satu.

“Setelah ini, jangan pernah anggap aku bagian dari keluarga Calleste.”

*******

Dua hari kemudian...

Aurora berdiri di depan cermin besar dengan gaun pengantin putih gading yang membalut tubuhnya. Gaun itu indah, terlalu indah untuk pernikahan yang tak pernah ia inginkan.

Rambutnya disanggul sederhana, hanya dihiasi sejumput mutiara kecil di sela-selanya. Wajahnya terlihat pucat meskipun riasan tipis telah diberikan. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, berusaha mengendalikan detak jantung yang tak menentu.

Di belakangnya, Isabella dan Bianca berdiri mengawasinya. Isabella tersenyum puas, sementara Bianca tampak ragu, seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi menahannya.

“Aku tidak menyangka kau bisa secantik ini, Aurora,” kata Isabella dengan nada manis yang palsu. “Kau seharusnya berterima kasih pada kami. Pernikahan dengan pria seperti Damian Velasco adalah berkah.”

Aurora menatap refleksi dirinya di cermin. Berkah? Ini bukan berkah. Ini hukuman.

Terdengar ketukan di pintu. Salah satu pelayan masuk dengan kepala tertunduk. “Nona Aurora, sudah waktunya.”

Jantungnya mencelos. Ini dia.

Aurora menarik napas panjang sebelum berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Di lorong, ayahnya sudah menunggunya, berpakaian rapi dalam setelan jas hitam.

“Ayah akan mengantarmu ke altar,” katanya tanpa ekspresi.

Aurora tidak menjawab. Ia hanya meraih ujung gaunnya dan melangkah, merasa seperti sapi yang digiring ke rumah jagal.

Di luar, sebuah gereja tua berdiri megah dengan kaca-kaca patri yang berkilauan diterpa cahaya sore. Tidak ada tamu dalam jumlah besar, hanya beberapa orang penting dari keluarga Calleste dan orang-orang kepercayaan Damian Velasco—pria yang bahkan belum pernah ia temui.

Ketika musik mulai mengalun, Aurora tahu tidak ada jalan keluar.

Tangannya gemetar saat ia melangkah masuk. Suasana gereja terasa dingin dan sunyi, hanya terdengar derap langkahnya yang bergema di lorong panjang menuju altar.

Dan di sana, berdiri seorang pria dengan jas hitam elegan, punggungnya tegap dan penuh wibawa.

Damian Velasco.

Ini pertama kalinya Aurora melihatnya.

Saat pria itu berbalik, matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam berwarna abu-abu gelap yang dingin. Bukan wajah seorang monster, tetapi seseorang yang lebih berbahaya dari itu.

Aurora menahan napas. Damian terlalu rupawan, tetapi juga terlalu berbahaya. Wajahnya terlihat tenang, nyaris tak beremosi, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Aurora merasa seolah ia sedang dinilai.

Sementara Aurora berusaha mencerna situasi ini, Damian hanya menatapnya tanpa ekspresi, lalu mengulurkan tangan.

“Waktunya menjadi istriku.”

Aurora tidak punya pilihan selain menerimanya.

Tangan mereka bersentuhan. Dingin. Keras. Kuat.

Dan dengan itu, Aurora Calleste resmi menjadi istri Damian Velasco.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status