Share

Bab 379

Author: Lilia
"Siapa?" tanya Ayunda.

"Yang datang adalah Putra Bangsawan Aneksasi serta seorang gadis yang mengaku sebagai sahabat dekat Nona Wulan."

Begitu mendengarnya, Yohan langsung berkata, "Ibu, itu gadis yang kemarin membantu mengurus jenazah Wulan."

Ayunda segera mengangguk. "Sambut mereka dengan baik, jangan sampai buat keluarga kita malu."

"Baik, Ibu." Yohan pun bergegas keluar untuk menyambut tamu.

Saat ini, Keluarga Suharjo sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dipertahankan. Satya dulu nyaris menjadi adik iparnya. Kalau bukan karena ulah Anggi, semuanya takkan menjadi seperti ini.

Keluarga Suharjo tidak akan jatuh separah ini. Wulan pun tidak akan bernasib seburuk itu. Dia juga tidak akan setiap malam dihantui mimpi buruk karena telah mengakhiri hidup adiknya sendiri.

Kedatangan Satya bahkan membuat Pratama yang tengah beristirahat pun tidak berani bersikap santai. Semua orang di rumah tahu betul, Keluarga Suharjo sudah tidak punya tempat di pihak Putra Mahkota. Satu-satunya tempat yang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
hanna nabila
seruu punya bacaan yg d tunggu2
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 382

    Sesampainya di kediaman Aska, para pelayan hendak masuk untuk memberi tahu kedatangannya, tetapi Anggi segera menolak.Saat dia berjalan menuju halaman utama bersama Sura dan Mina, dia melihat Aska sedang berbaring di kursi santai dengan berselimut kain tipis. Seluruh tubuhnya disinari cahaya matahari.Di bawah sinar matahari itu, Aska tampak seolah diselimuti cahaya putih yang samar, seakan dirinya bisa menghilang kapan saja.Hati Anggi mencelos seketika.Seorang pengawal Aska hendak bertanya, tetapi Anggi memberi isyarat dengan jari di depan bibirnya. "Aku adalah Putri Mahkota, ada urusan penting dengan tuanmu."Pengawal itu mengangguk. Dia mengenali Anggi, bahkan sering diperintahkan oleh Aska untuk diam-diam mengawasi keadaan Anggi. Bila terjadi sesuatu, dia harus sigap membantu.Anggi menoleh ke Mina dan Sura, lalu memberi instruksi, "Tunggu di pintu halaman. Jangan biarkan siapa pun mengganggu."Dia pun melangkah perlahan mendekat. Langkahnya menyapu rerumputan dan dedaunan kerin

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 381

    Satya meninggalkan Fani dan Ubaid di Kediaman Keluarga Suharjo, lalu kembali ke tempatnya.Setelah kepergiannya, Jelita jadi jauh lebih bebas di rumah Keluarga Suharjo, bahkan semakin mudah baginya untuk mendekati Sunaryo demi "meminjam benih".Dalam hati, Fani berpikir, 'Nona ini memang selalu terlihat dingin dan nggak tertarik pada siapa pun, tapi terhadap Sunaryo ... apa mungkin dia ada sedikit ketulusan? Kalau nggak, kenapa harus memilih benih darinya?'Sementara itu, di Kediaman Putra Mahkota. Luis menggelar jamuan, mengundang Aska dan Gilang untuk hadir.Dalam perjamuan itu ....Saat Anggi memanggil Aska dengan sebutan "Kak Aska", Gilang langsung tertegun. "Tunggu ... sejak kapan itu terjadi?"Seorang calon Putri Mahkota bisa sampai memanggilnya "kakak"? Aska ini keberuntungannya benar-benar luar biasa sekali! Yang lebih aneh lagi, Luis terlihat sangat santai dan tidak mempermasalahkannya sedikit pun. Gilang merasa seolah telah melewatkan sesuatu yang besar.Karena merasa kesal,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 380

    Di dalam ruang kerja, suasana terasa sangat tegang.Dengan tenang, Satya tersenyum dan berkata, "Dulu, bagaimana Wulan memohon pada Anggi dan bagaimana pula Nyonya Ayunda memohon pada Anggi? Apakah Anggi pernah mengampuni Wulan?""Kalian kira, hanya karena keadaan tampak tenang untuk sementara, berarti semuanya sudah aman? Aku sudah menawarkan perdamaian, tapi kalau kalian menolaknya hari ini, jangan harap datang meminta bantuanku di kemudian hari."Satya pun berdiri. "Kalau bukan karena aku masih mengingat hubunganku dengan Wulan di masa lalu dan karena permohonan dari Jelita agar aku menolong Keluarga Suharjo, aku bahkan nggak sudi ikut campur dalam urusan ini. Bagaimanapun juga, pihak Pangeran Aneksasi nggak takut sedikit pun pada pihak Putra Mahkota!"Tidak ada yang lebih paham ambisi Satya selain Pratama. Dulu, saat Luis mengalami cacat fisik dan wajahnya rusak, Satya adalah kandidat terkuat untuk menjadi Pangeran Dipati Anom (Adik Putra Mahkota).Kalaupun tidak dinobatkan sebagai

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 379

    "Siapa?" tanya Ayunda."Yang datang adalah Putra Bangsawan Aneksasi serta seorang gadis yang mengaku sebagai sahabat dekat Nona Wulan."Begitu mendengarnya, Yohan langsung berkata, "Ibu, itu gadis yang kemarin membantu mengurus jenazah Wulan."Ayunda segera mengangguk. "Sambut mereka dengan baik, jangan sampai buat keluarga kita malu.""Baik, Ibu." Yohan pun bergegas keluar untuk menyambut tamu.Saat ini, Keluarga Suharjo sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dipertahankan. Satya dulu nyaris menjadi adik iparnya. Kalau bukan karena ulah Anggi, semuanya takkan menjadi seperti ini.Keluarga Suharjo tidak akan jatuh separah ini. Wulan pun tidak akan bernasib seburuk itu. Dia juga tidak akan setiap malam dihantui mimpi buruk karena telah mengakhiri hidup adiknya sendiri.Kedatangan Satya bahkan membuat Pratama yang tengah beristirahat pun tidak berani bersikap santai. Semua orang di rumah tahu betul, Keluarga Suharjo sudah tidak punya tempat di pihak Putra Mahkota. Satu-satunya tempat yang

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 378

    "Awalnya, kami pikir tamu baik hati itu akan membawa Ibu keluar dari neraka. Tapi setelah kami bersusah payah sampai ke ibu kota, ternyata keluarga kakek dari pihak ibu sudah pindah. belakangan baru kami tahu mereka pindah ke Uraba.""Tamu itu merasa Ibu menipunya. Akhirnya, dia menjual Ibu kembali ke rumah bordil Kembang Indah. Sejak itu, aku pun nggak bisa lari dari nasib menjadi wanita penghibur.""Menurutmu, bukankah Nyonya Ayunda itu kejam? Haruskah dia tetap hidup? Kenapa dia bisa hidup enak sebagai istri jenderal, sedangkan ibuku hanya bisa jadi pelacur? Kenapa anak-anaknya bisa hidup mulia, sementara aku dicap hina sejak lahir?""Ibuku nggak terima. Aku juga sama." Jelita menahan air mata di pelupuk mata, lalu memandang Fani."Itulah sebabnya aku dan Ibu bersumpah, selama masih hidup dan ada kesempatan sekecil apa pun, kami akan membalas dendam. Akan kami hancurkan dia dan seluruh keluarganya."Gadis itu menyeka air matanya, lalu tersenyum cerah. "Itulah arti hidupku."Fani yan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 377

    Soal dia menjadi pelayan ranjang Satya, Jelita sama sekali tidak menyebutkannya."Jadi begitu rupanya ...." Pria sejati seperti Yohan kini malah tampak berkaca-kaca. Dia menoleh ke arah tak jauh dari sana, di mana para pelayan tengah menarik sebuah gerobak."Itu ....""Itu Kak Wulan," jawab Jelita dengan tenang, lalu tak kuasa menahan tangis sambil mengusap sudut matanya yang sudah basah.Bagi Yohan, semua ini terasa di luar dugaan. Dia tidak menyangka Wulan masih memiliki seorang sahabat sebaik ini. Namun, Dimas tidak sepenuhnya percaya. Kendati begitu, semua yang dikatakan gadis itu terdengar nyaris tanpa cela.Apalagi, Fani sedari tadi mengangguk-angguk penuh semangat di sampingnya.Dimas lalu menarik Fani berdiri dan menatap langsung ke matanya. "Kamu benar-benar nggak dendam sama Wulan?"Fani menggeleng kuat dan wajahnya memasang ekspresi penuh syukur. Bukan hanya dendam, kini keinginannya akhirnya terkabulkan. Lidah Wulan telah dipotong dan akhirnya mati di hadapannya.Dari segi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status