Share

Bab 625

Author: Lilia
"Semuanya normal," gumam Anggi pelan. Dia teringat pada mimpi itu ... Aska yang terus menggenggam tangannya, seakan dingin dari tubuhnya menyerap habis panas beracun di tubuh Anggi.

Luis tersenyum lega. "Bagus sekali, bagus sekali! Beri hadiah, seluruh istana mendapat hadiah!"

"Anggi, kamu dengar, 'kan? Anak kita sehat dan kamu juga sehat." Setiap hari dia selalu khawatir padanya, juga pada anak yang dikandungnya.

"Kalau beberapa hari ke depan tetap normal, mungkin artinya aku benar-benar sudah pulih." Dalam hati, Anggi tak bisa menepis kemungkinan apakah ini karena dia bersama Aska sehari semalam, sehingga tubuhnya kembali normal untuk sementara?

"Pasti akan tetap normal," jawab Luis mantap.

Mina sudah menyiapkan air mandi. Luis menyuruh semua pelayan keluar, lalu mengangkat Anggi dalam pelukannya. "Biar aku yang bantu."

"Aku bisa sendiri."

"Baru sehari nggak bertemu, kamu sudah merasa asing padaku?"

"Nggak, kok."

Sambil membawanya menuju ruang mandi, Luis bertanya, "Selama sehari sem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
RaHmi
lanjut donk thooor...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 629

    Hari ini adalah pertama kalinya Anggi merasa musim dingin benar-benar dingin. Seperti yang dikatakan oleh Damar, panas dalam tubuhnya telah benar-benar sembuh.Namun, bagaimana dengan Aska? Setelah mengaktifkan ilmu terlarang, apakah dia membaik? Atau justru terkena dampak yang lebih parah?"Permaisuri?" Mina melihat Anggi tak menjawab, sejenak bingung harus berbuat apa. Dia kembali memanggil dengan hati-hati.Anggi tersadar, lalu bertanya, "Mina, apa kamu mendengar kabar apa pun dari Biro Falak?"Mina menggeleng."Entah bagaimana keadaan Kak Aska sekarang ...."Semua orang bilang itu adalah ilmu terlarang, semua bilang akan ada balasan. Jadi, mungkinkah Aska benar-benar baik-baik saja?Sejak mereka masuk mimpi bersama dan dia mengetahui isi hati Aska, sejujurnya Anggi menjadi agak takut untuk menghadapi pria itu secara langsung."Permaisuri tak perlu khawatir. Kaisar juga sudah memerintahkan semua lembaga untuk memberikan perhatian khusus kepada Biro Falak," ujar Mina lembut sambil me

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 628

    Duar!Jelita merasa seperti ada batu besar menghantam keras ke dalam hatinya, menimbulkan gelombang yang mengguncang. Apa maksud dari perkataan Dika barusan?Selama ini, dia bersikeras tidak meminum sup kambing, juga tidak pernah meninggalkan Kediaman Pangeran Pradipta, semua itu agar Luis dan para pengawal kehilangan kewaspadaan terhadapnya.Rencananya saat tahun baru tiba, di saat istana paling sibuk, dia akan melarikan diri dengan berpura-pura mati.Tidak mungkin, tidak mungkin Dika tahu rencana ini!Jelita menoleh pada Sunaryo. Sunaryo perlahan menggeleng. Dia selalu berada di sisi Jelita, tidak mungkin menyampaikan rencana itu kepada siapa pun. Dia bisa mengkhianati semua orang, tetapi tidak akan pernah mengkhianati Jelita.Dika pun tidak repot-repot menjelaskan apa-apa. Dia hanya punya satu tujuan, mengawasi mereka berdua tanpa memberi celah. Tak seorang pun boleh lolos!"Mulai hari ini, akan ada empat orang penjaga di aula utama yang bergantian berjaga. Di luar Kediaman Pangeran

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 627

    Lama-kelamaan, kelopak mata Anggi terasa berat karena mengantuk. Setelah menidurkannya, Luis pun bangkit perlahan. Di luar, cahaya matahari tampak redup. Sang surya sesekali bersembunyi di balik awan."Panggil Dika ke sini."Torus mengayunkan kocokan ekor kudanya, lalu membungkuk dan mundur untuk mencari Dika.Melihat Mina berdiri di samping, Luis menghampirinya. "Mulai sekarang, usahakan bujuk Permaisuri untuk nggak pergi ke Biro Falak lagi."Mina sempat tertegun, lalu buru-buru membungkuk. "Baik, hamba mengerti."Meskipun Kaisar tidak berkata apa-apa, Mina melihat dengan jelas. Demi menerobos masuk ke Biro Falak, Kaisar sampai memuntahkan darah beberapa kali.Sementara itu, para pelayan yang ingin ikut masuk pun seolah-olah tertusuk setiap mengambil langkah, bahkan bergerak selangkah pun terasa sangat menyakitkan. Akhirnya, mereka hanya bisa menunggu di luar.Baru ketika waktu berlalu dan hari berganti malam, Kaisar keluar dari dalam sambil menggendong Permaisuri. Mina akhirnya bisa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 626

    Luis menjawab, "Ya. Tapi sampai sekarang, selain Sunaryo, Jelita belum makan satu suap pun. Dia mencari daun dan akar di halaman, sama sekali nggak mau makan sup daging kambing.""Dia juga tahu kalau dia nggak boleh makan sup kambing. Orang jahat pun tetap paling sayang nyawa mereka."Anggi menoleh padanya. "Kurasa beberapa hari lagi, dia mungkin akan pura-pura mati."Luis berkata, "Nggak akan ada yang percaya, kecuali ada pisau yang tertancap di dadanya.""Ayo bangun, aku ngantuk sekali." Mimpi tadi memang cukup melelahkan, sampai sekarang pun dia masih merasa mengantuk.Luis menggumam pelan, lalu membantu Anggi bangun, langsung menggendongnya ke tempat tidur. Pria itu tak bisa menahan diri untuk terus menempel padanya.Anggi menolak halus, "Anak kita masih kecil.""Aku tahu, aku bisa mengendalikan diri."Ciuman ringan seperti itu jelas belum cukup memuaskan. Meskipun belum puas, mereka juga tidak berani melangkah terlalu jauh.Luis bertanya, "Waktu itu, Aska membawamu ke Paviliun Cah

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 625

    "Semuanya normal," gumam Anggi pelan. Dia teringat pada mimpi itu ... Aska yang terus menggenggam tangannya, seakan dingin dari tubuhnya menyerap habis panas beracun di tubuh Anggi.Luis tersenyum lega. "Bagus sekali, bagus sekali! Beri hadiah, seluruh istana mendapat hadiah!""Anggi, kamu dengar, 'kan? Anak kita sehat dan kamu juga sehat." Setiap hari dia selalu khawatir padanya, juga pada anak yang dikandungnya."Kalau beberapa hari ke depan tetap normal, mungkin artinya aku benar-benar sudah pulih." Dalam hati, Anggi tak bisa menepis kemungkinan apakah ini karena dia bersama Aska sehari semalam, sehingga tubuhnya kembali normal untuk sementara?"Pasti akan tetap normal," jawab Luis mantap.Mina sudah menyiapkan air mandi. Luis menyuruh semua pelayan keluar, lalu mengangkat Anggi dalam pelukannya. "Biar aku yang bantu.""Aku bisa sendiri.""Baru sehari nggak bertemu, kamu sudah merasa asing padaku?""Nggak, kok."Sambil membawanya menuju ruang mandi, Luis bertanya, "Selama sehari sem

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 624

    Kembali ke Paviliun Rembulan.Aska yang lemah bersandar di kursi, seluruh tubuhnya gemetar kedinginan. Harfi segera mengambilkan jubah dan membantu memakaikannya."Mulai hari ini, Kantor Biro Falak ditutup. Nggak seorang pun boleh keluar masuk," ucap Aska terengah-engah. Wajahnya tampak seperti pria berusia 60 tahun ... tidak, bahkan lebih rapuh dibanding Keswan."Baik, Tuan.""Baik, Guru."Harfi dan Keswan memberi hormat serentak.Aska menatap Harfi. "Kamu harus lebih banyak memperhatikan. Kalau ada hal yang kamu nggak mengerti, pastikan ... pastikan kamu segera bertanya padaku.""Ya, aku akan selalu mengingat pesan Guru.""Bagus." Aska mengibaskan tangannya. "Kalian boleh pergi."Harfi mundur memberi hormat dan keluar. Keswan tampak ragu, seperti ingin berbicara tetapi tetap menahan diri.Aska berkata pelan, "Mau diucapkan ataupun nggak, ada beberapa hal yang sudah menjadi kenyataan. Lebih baik kamu kembali untuk beristirahat."Keswan hanya bisa mengangguk, lalu menyusul Harfi keluar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status